Pengaruh Kalor Terhadap Suatu Zat

air itu dipanaskan lagi, maka lama kelamaan air akan mendidih tepat pada suhu 100 C. Pada saat terjadi perubahan wujud suhu zat tetap, hal ini disebabkan karena kalor yang diberikan tidak untuk menaikkan suhu tetapi untuk mengubah wujud, dan ketika zat mengalami perubahan suhu, wujud zat tetap karena kalor yang diterima tidak untuk mengubah wujud tetapi untuk menaikkan suhu. Berikut ini adalah diagram perubahan wujud zat. Gambar 2.1 Perubahan Wujud Zat Keterangan gambar 2.1: 1. Mencair 4. Mengembun 2. Membeku 5. Menyublim 3. Menguap 6. Mendeposit mengkristal Perubahan wujud yang memerlukan kalor yaitu melebur mencair, menguap, dan menyublim. Sedangkan perubahan wujud yang melepaskan kalor yaitu membeku, mengembun dan mendeposit mengkristal

2. Faktor-Faktor yang Mempercepat Penguapan

a. Menanaskan. Dengan energi panas molekul-molekul akan lebih cepat bergerak, sehingga pakaian yang dijemur akan cepat kering. b. Memperluas permukaan. Dengan memperluas permukaan berarti memperbanyak molekul-molekul zat cair yang dekat dengan permukaan, akibatnya molekul-molekul zat cair lebih mudah meninggalkan permukaan atau menguap c. Meniupkan udara dia ats permukaan. Meniupkan udara di atas permukaan juga membawa molekul-molekul zat cair dekat permukaan, sehingga molekul- molekul tersebut lebih mudah meninggalkan permukaan zat cair. d. Menyemburkan zat cair. Semburan air memberikan suatu luas permukaan yang sangat besar, sehingga molekul-molekul mudah menguap e. Mengurangi tekanan pada permukaan. Dengan mengurangi tekanan dia atas permukaan, berarti member jarak antar molekul menjadi renggang.

3. Asas Black

Sesuai dengan hukum kekekalan energy, kalor yang dilepaskan benda panas akan diserap benda dingin. Hal ini pertama kali dikemukakan oleh seorang fisikawan Inggris bernama Joseph Black 1728-1799, sehingga dikenal dengan asas Black yang dapat dirumuskan sebagai berikut: Asas Black berbunyi: “Kalor yang dilepaskan oleh zat yang suhunya tinggi akan sama dengan kalor yang diterima oleh zat yang suhunya rendah” secara matematis, Azas Black dinyatakan: Q lepas = Q terima m 1. c 1. ΔT 1 = m 2. c 2 .ΔT 2

4. Penerapan Kalor dalam Kehidupan Sehari-hari

a. Pengaruh Tekanan

Pengaruh tekanan terhadap titik didih, titik didih zat cair akan naik tekanan diatas permukaan dinaikkan. Contoh: panci pemasak bertekanan preassure cooker dapat memasak daging lebih cepat empuk, karena air dalam panci mendidih lebih dari 100 C atau kira-kira 120 C dan tekananya sampai 2 atm. Akibatnya daging cepat empuk. Penurunan tekanan di atas permukaan dapat menurunkan titik didih, oleh karena itu makin tinggi di atas permukaan bumi suhunya makin rendah karena makin tinggi tekanannya makin rendah.

b. Ketidakmurnian Zat

Ketidakmurnian zat dapat menaikkan titik didih. Contoh: air gula, air garam mendidih lebih dari 100 C, oleh karena itu, jika memasak sayuran menggunakan garam dimaksudkan selain gurih rasanya juga cepat empuk. Adapun pengaruh ketidakmurnian menurunkan titik lebur zat. Contoh: penambahan garam pada campuran es dengan air hingga 20 C. Karena penambahan garam, es melebur di bawah 0 C. Untuk melebur zat memerlukan kalor, kalor diambil dari dalam e situ sendiri karena tidak ada suplai dari luar. Akibatnya suhu es turun di bawah 0 C meskipun sudah dalam wujud zat.

D. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan penerapan model PBL antara lain adalah sebagai berikut: 1. Menurut Tatang Herman dalam jurnal yang berjudul ”Pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa SMP” menunjukkan bahwa bahan ajar yang dapat meningkatkan penalaran siswa adalah bahan ajar yang menyajikan permasalahan terbuka serta merupakan permasalahan yang sering ditemukan siswa, baik permasalahan kehidupan sehari-hari maupun permasalahan yang merupakan imajinasi dunia anak. 40 2. Syaiful Amin ”Meningkatkan minat siswa terhadap IPS melalui model pembelajaran berbasis masalah pada kelas VIII-B SMP N 37 Semarang” menyimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatakan pemahaman siswa terhadap materi dukungan spontan terhadap proklamasi kemerdekaan Indonesia. 41 3. I Wayan Sadia dalam jurnal pendidikan dan pengajaran UNDIKSHA, yang berjudul ” Model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis suatu persepsi guru, menyimpulkan bahwa, pertama model pembelajaran yang paling dominan digunakan guru dalam proses pembelajaran adalah model ekspositori, kedua menurut persepsi guru model- model pembelajaran yang dipandang akan memberi kontribusi yang signifikan 40 Tatang Herman adalam cakrawala pendidikan “ Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa SMP” , Volume XXVI, No 1, Februari 2007, hal 58. 41 Syaiful Amin “ Meningkatkan Minat Siswa Terhadap IPS Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Kelas VIII-B SMP N 37 Semarang” , Paramita Vol 19, No-2, Juli 2009, hal 227.