Sastra Melayu Klasik Faktor Internal

17

10. UnsurIntrinsik Prosa

a. Tokoh

Tokoh yaitu individu rekaan yang mengalami peristiwa atau lakuan dalam suatu cerita Sudjaman, 1990. Tokoh terbagi atas beberapa jenis. Tokoh yang menjadi tokoh central dalam cerita disebut tokoh protagonis, sedangkan tokoh yang mengimbangi peran biasanya menjadi lawan disebut dengan tokoh antagonis. Diantara tokoh protagonis dan antagonis terdapat tokoh yang hanya bersifat membantu dan tak berperan besar dalam cerita. Tokoh ini disebut dengan tokoh bawahan. Tokoh protagonis tidak selalu bersifat jahat. Bila tokoh protagonis yang menjadi titik berat cerita digambarkan bersifat jahat, tokoh antagonis tidak selalu bersifat jahat. Bila tokoh protagonis yang menjadi titik berat cerita digambarkan bersifat jahat, tokoh antagonis bisa saja digambarkan baik atau bahkan lebih jahat. Tokoh antagonis lebih bersifat penyeimbang tokoh protagonis dan berperan dalam konflik dalam cerita. Dilihat dari segi perkembangankarakternya, tokoh juga dapat dibagi menjadi tokoh datar dan tokoh bulat. Tokoh datar tidak megalami perubahan karakter dan pergulatan pikiran. Karakter seperti ini cenderung mengikuti stereotip yang ada, misalnya ibu tiri, anak yang manja, dan atasan yang angkuh. Sementara itu tokoh bulat adalah tokoh yang memiliki karakter yang berubah dan kompleks. Tokoh jenis ini mengalami perkembangan karakter sejalan dengan rangkaian cerita.

b. Plot atau alur

Rangkaian peristiwa yang terjalin dalam suatu cerita. Alur mengalami perkembangan yang teratur dalam cerita dan biasanya diakhiri dengan klimaks atau anti klimaks. Alur sederhana terdiri dari perkenalan, awal, konflik, klimaks atau antiklimaks. Alur sederhana terdiri dari perkenalan, awal konflik, klimak dan anti klimaks. Urutan tersebut bisa saja diubah sedemikian rupa menurut kebutuhan penulisnya. Alur yang tadinya maju bisa dirangkai dengan alur mundur flashbackagar cerita terasa lebih intens dan menarik. 18

c. Latar

Lingkungan yang melingkupi tokoh-tokoh yang ada pada cerita. Lingkungan tersebut dapat memengaruhi perasaan tokoh dan begitupula sebaliknya. Latar dapat berupa waktu, tempat, dan perasaan yang dirasakan tokohnya. Keberadaan latar cukup penting dalam cerita karena akan banyak memengaruhi narasi yang dibangun. Latar dibedakan menjadi dua, yaitu latar material dan latar sosial.

d. Sudut pandang

Penempatan pandangan pada tokoh utama. Umumnya, sudut pandang yang sering dipakai adalah sudut pandangan orang pertama aku-an. Sudut pandang orang pertama banyak dipakai pada masa-masa awal perkembangan sastra Indonesia, seperti pada masa Balai Pustaka dan Pujangga. Sementara itu, sudut pandang orang ketiga sering dipakai kemudian pada masa-masa 1950-an ke atas saat berbagai pandangan dan aliran berkembang terutama eksistensialisme, di Indonesia. Namun, hal ini dipermainkan dengan cerdik pada roman Atheis karya Achdiat Karta Miharja, Dia mengganti sudut pandang dari sudut aku-an kedia-an dalam pemaparan ceritanya. Sudut pandang orang kedua memakai kata kau atau kamu akan tetapi, sangat jarang sekali digunakan.

e. Tema

Permasalahan yang diangkat dalam suatu cerita dan menjadi garis besar permasalahan yang dipaparkan. Selanjutnya, dapat mengambil kesimpulan dengan memahami apa yang disampaikan seorang pengarang melalui cerita yang dibuatnya dan inilah yang disebut sebagai amanat. Setiap karya memiliki tendensi dan muatan yang berbeda-beda tergantung kepada tujuan awal pengarangnya. Sebagai contoh roman „Bumu Manusia’ karya Pramoedya Antara Toer mengambil tema perjuangan manusia untuk mendapatkan haknya tanpa memandang kelas atau status sosial. Jadi dalam sebuah karya sastra salah satunya prosa terdapat unsur yang membangun karya tersebut,yaitu unsur implisit yaitu, unsur yang terdapat dalam karya sastra tersebut. tokoh,plot, latar, alur, sudut pandang dan tema adalah unsur yang terdapat dalam sebuah prosa.