18
c. Latar
Lingkungan yang melingkupi tokoh-tokoh yang ada pada cerita. Lingkungan tersebut dapat memengaruhi perasaan tokoh dan begitupula
sebaliknya. Latar dapat berupa waktu, tempat, dan perasaan yang dirasakan tokohnya. Keberadaan latar cukup penting dalam cerita karena akan banyak
memengaruhi narasi yang dibangun. Latar dibedakan menjadi dua, yaitu latar material dan latar sosial.
d. Sudut pandang
Penempatan pandangan pada tokoh utama. Umumnya, sudut pandang yang sering dipakai adalah sudut pandangan orang pertama aku-an. Sudut pandang
orang pertama banyak dipakai pada masa-masa awal perkembangan sastra Indonesia, seperti pada masa Balai Pustaka dan Pujangga. Sementara itu, sudut
pandang orang ketiga sering dipakai kemudian pada masa-masa 1950-an ke atas saat berbagai pandangan dan aliran berkembang terutama eksistensialisme, di
Indonesia. Namun, hal ini dipermainkan dengan cerdik pada roman Atheis karya Achdiat Karta Miharja, Dia mengganti sudut pandang dari sudut aku-an kedia-an
dalam pemaparan ceritanya. Sudut pandang orang kedua memakai kata kau atau kamu akan tetapi, sangat jarang sekali digunakan.
e. Tema
Permasalahan yang diangkat dalam suatu cerita dan menjadi garis besar permasalahan yang dipaparkan. Selanjutnya, dapat mengambil kesimpulan dengan
memahami apa yang disampaikan seorang pengarang melalui cerita yang dibuatnya dan inilah yang disebut sebagai amanat. Setiap karya memiliki tendensi
dan muatan yang berbeda-beda tergantung kepada tujuan awal pengarangnya. Sebagai contoh roman „Bumu Manusia’ karya Pramoedya Antara Toer
mengambil tema perjuangan manusia untuk mendapatkan haknya tanpa memandang kelas atau status sosial.
Jadi dalam sebuah karya sastra salah satunya prosa terdapat unsur yang membangun karya tersebut,yaitu unsur implisit yaitu, unsur yang terdapat dalam
karya sastra tersebut. tokoh,plot, latar, alur, sudut pandang dan tema adalah unsur yang terdapat dalam sebuah prosa.