Fisiologi Persepsi Faktor Internal

15 Jadi fisiologi persepsi itu terbagi atas 6 macam diantaranya adalah sistem sensorik, pemrosesan informasi, dimensi pengindraan, ambang pengindraan, alat- alat indra dan pengamatan dunia nyata. Dimana satu sama lain mempunyai korelasi yang tidak bisa dipisahkan.

6. Perubahan Persepsi

Persepsi itu bersifat dinamis. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan persepsi,diantaranya adalah faktor psikologis. Proses perubahan persepsi dari faktor psikologis ini tergambar dalam perubahan sikap. Perubahan sikap dalam psikologi biasanya diterangkan sebagai proses belajar atau sebagai proses kesadaran kognisi. Dalam proses belajar, yang menjadi fokus adalah adanya rangsangan dari luar stimulus,sedangkan dalam proses kognisi yang utama adalah adanya dorongan atau kehendak dari dalam diri individu sendiri. Selain itu proses perubahan juga disebabkan karena adanya proses fisiologikdari sistem syaraf pada indera-indera manusia. Jika stimulus tidak mengalami perubahan, misalnya, akan terjadi adaptasi dan habituasi, yaitu respons terhadap stimulus itu makin lama makin rendah. 11 Jadi persepsi yang dimiliki oleh seseorang itu tidak bersifat statis akan tetapi,bersifat dinamis dengan kata lain berubah-ubah. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan persepsi terhadap seseorang salah satunya adalah faktor psikologi yang berkaitan dengan kejiwaan seseorang.

7. Sastra Melayu Klasik

Kata kesusastraan berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu su dan sastra, su berarti „baik’, indah dan sastra, berarti „tulisan’, „karangan’. Jadi, secara harfiah sastra dapat diartikan sebagai tulisan yang indah. Dengan demikian, sastra merupakan buah pikiran yang mengandung nilai-nilai kebaikan yang dituliskan dengan bahasa indah untuk mengekspresikan pikiran seseorang. Berbeda dengan tulisan ilmiah atau berita, sastra lebih mementingkan kesan daripada informasi 11 Ibid, h. 121-123. 16 yang ditampilkan. Sastra memang sedikit banyak informatif, tetapi kesannyalah yang membuat seseorang mendapatkan pengalaman lain ketika membaca. 12 Jadi sastra merupakan tulisan dan karangan yang bisa dinikmati oleh semua orang. Karena sastra adalah sebuah tulisan yang indah,dan mempunyai daya tarik yang tinggi.

8. Genre Sastra

Sastra memiliki genre atau ragam. Secara garis besar, sastra dibagi dalam beberapa genre, yaitu sebagai berikut:

9. Prosa

Prosa adalah karangan yang bersifat naratif. Prosa berasal dari bahasa Yunani yang berarti „terus terang’ jadi, sebenarnya dari awal prosa lebih dibuat untuk mengungkapkan fakta-fakta yang ada dalam prosa tersebut. Berikut adalah pengertian prosa menurut para ahli: 1. Aminuddin: “Prosa adalah kisah atau cerita yang diemban oleh pelaku- pelaku tertentu dengan pemeranan”. 2. M. Saleh Saad dan Anton M. Muliono: “ Bentuk cerita atau kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa, dan alur yang dihasilkan oleh daya imajinasi”. 3. Sudjiman: “kisahan yang mempunyai tokoh, lakuan, dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi ”. Berdasarkan, pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan prosa adalah sebuah cerita atau kisah yang di dalamnya terdapat unsur-unsur yang tidak bisa dipisahkan dari prosa itu sendiri, seperli penokohan, alur dan daya khayal. 12 Edy, Sembodo, Contekan Pintar Sastra Indonesia Jakarta: Hikmah PT Mizan Publika, 2010, Cet. 1, h. 1 17

10. UnsurIntrinsik Prosa

a. Tokoh

Tokoh yaitu individu rekaan yang mengalami peristiwa atau lakuan dalam suatu cerita Sudjaman, 1990. Tokoh terbagi atas beberapa jenis. Tokoh yang menjadi tokoh central dalam cerita disebut tokoh protagonis, sedangkan tokoh yang mengimbangi peran biasanya menjadi lawan disebut dengan tokoh antagonis. Diantara tokoh protagonis dan antagonis terdapat tokoh yang hanya bersifat membantu dan tak berperan besar dalam cerita. Tokoh ini disebut dengan tokoh bawahan. Tokoh protagonis tidak selalu bersifat jahat. Bila tokoh protagonis yang menjadi titik berat cerita digambarkan bersifat jahat, tokoh antagonis tidak selalu bersifat jahat. Bila tokoh protagonis yang menjadi titik berat cerita digambarkan bersifat jahat, tokoh antagonis bisa saja digambarkan baik atau bahkan lebih jahat. Tokoh antagonis lebih bersifat penyeimbang tokoh protagonis dan berperan dalam konflik dalam cerita. Dilihat dari segi perkembangankarakternya, tokoh juga dapat dibagi menjadi tokoh datar dan tokoh bulat. Tokoh datar tidak megalami perubahan karakter dan pergulatan pikiran. Karakter seperti ini cenderung mengikuti stereotip yang ada, misalnya ibu tiri, anak yang manja, dan atasan yang angkuh. Sementara itu tokoh bulat adalah tokoh yang memiliki karakter yang berubah dan kompleks. Tokoh jenis ini mengalami perkembangan karakter sejalan dengan rangkaian cerita.

b. Plot atau alur

Rangkaian peristiwa yang terjalin dalam suatu cerita. Alur mengalami perkembangan yang teratur dalam cerita dan biasanya diakhiri dengan klimaks atau anti klimaks. Alur sederhana terdiri dari perkenalan, awal, konflik, klimaks atau antiklimaks. Alur sederhana terdiri dari perkenalan, awal konflik, klimak dan anti klimaks. Urutan tersebut bisa saja diubah sedemikian rupa menurut kebutuhan penulisnya. Alur yang tadinya maju bisa dirangkai dengan alur mundur flashbackagar cerita terasa lebih intens dan menarik.