Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

47 dari hasil diskusi siswa. Berikut ini contoh pekerjaan siswa dalam tahapan share dan listen: a b Gambar 4.6 Tahap share dan listen dengan a bentuk diagram garis dan b bentuk diagram batang Dari Gambar 4.6 terlihat bahwa adanya keberagaman bentuk representasi visual matematis. Dari beberapa siswa yang maju untuk mempresentasikan jawaban hasil diskusi kelompoknya, menghasilkan jawaban dalam bentuk diagram garis yang terlihat pada Gambar 4.6 a dan dalam bentuk diagram batang yang terlihat pada Gambar 4.6 b. Tahap ketiga, yaitu siswa diminta untuk mengerjakan soal yang berkaitan dengan materi yang didiskusikan sebelumnya secara berkelompok create. Di tahap ini siswa mengerjakan soal yang diberikan secara berkelompok. Soal pada 48 tahapan create berbeda dengan tahapan formulate tetapi masih dalam pembahasan materi yang sama. Pada tahap ini diharapkan siswa dapat lebih memahami lagi materi yang sedang dipelajari. Berikut ini contoh pekerjaan siswa dalam tahapan create yang terdapat pada LKS: Gambar 4.7 Beberapa contoh bentuk jawaban pada tahapan create Dari Gambar 4.7 terlihat bahwa ada keragaman bentuk representasi visual yang digunakan siswa saat siswa diminta untuk mendeskripsikan data yang terdapat pada tahap create dalam bentuk yang lebih menarik dan mudah dibaca. Dan siswa dibebaskan dalam menyelesaikan masalah tersebut sehingga siswa dapat menggunakan representasi visual dalam bentuk yang mereka pahami tanpa harus terpaku dengan satu bentuk saja. 49 Pembelajaran dengan Formulate-Share-Listen-Create FSLC membuat siswa lebih aktif, percaya diri, dan merasa nyaman dalam proses pembelajaran menyelesaikan permasalahan pada materi statistika. Berikut ini adalah suasana kegiatan belajar mengajar di kelas eksperimen dengan pembelajaran Formulate-Share-Listen-Create FSLC: a b c d Gambar 4.8 Suasana kegiatan belajar mengajar di kelas eksperimen dengan pembelajaran FSLC 50 Pada Gambar 4.8 a memperlihatkan kegiatan saat siswa bekerja individu pada tahapan formulate, pada tahap ini siswa tidak diperbolehkan diskusi dengan teman sebangku atau yang ada didekatnya. Dilanjutkan pada Gambar 4.8 b yang memperlihatkan bahwa siswa sudah berdiskusi dengan kelompoknya dan semua anggota kelompok berdiskusi untuk menyepakati mana jawaban yang menurut semua anggota kelompok paling tepat, dan ini merupakan tahapan share dan listen. Setelah berdiskusi, siswa dari beberapa kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi dari kelompoknya dan ini terlihat pada Gambar 4.8 c. Tetapi awal pertemuan, masih banyak siswa yang takut dan masih kesulitan untuk mengungkapkan ide atau gagasan hasil dari diskusi kelompoknya pada saat presentasi. Ini terjadi karena siswa tidak terbiasa untuk berbicara dan mengungkapkan ide atau gagasan yang mereka miliki di depan kelas. Setelah siswa sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran FSLC, siswa terlihat antusias dalam proses pembelajaran dan mengerjakan LKS yang dibuat oleh peneliti. Serta siswa juga lebih bersemangat dan berani untuk mengajukan dirinya sebagai wakil dari kelompoknya saat presentasi. Setelah presentasi selesai, maka waktunya guru untuk meluruskan konsep yang kurang tepat saat siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, dan hal ini terlihat pada Gambar 4.8 d. Yang terakhir siswa mengerjakan soal yang ada pada tahapan create pada LKS. Pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional, yaitu peneliti menjelaskan materi kemudian memberikan contoh soal dan pembahasannya. Lalu, melakukan tanya jawab, kemudian siswa diberikan LKS yang didalamnya terdapat masalah atau pertanyaan yang sedang dipelajari. LKS tersebut dikerjakan secara berkelompok dan dalam satu kelompok terdiri atas 6-7 siswa. Setiap kelompok hanya mendapatkan satu LKS. Berikut ini contoh pekerjaan siswa saat mengerjakan LKS secara berkelompok: 51 Gambar 4.9 Hasil pekerjaan siswa saat mengerjakan LKS secara berkelompok Pada Gambar 4.9 merupakan hasil pekerjaan salah satu kelompok pada kelas kontrol saat mengerjakan LKS. Satu kelompok hanya diberikan satu LKS, dan seharusnya dengan berkelompok siswa dapat dengan mudah menyelesaikan permasalahan yang diberikan pada LKS. Namun kenyataannya, dalam satu kelompok hanya mengandalkan anggota kelompoknya yang lebih pintar untuk menyelesaikan LKS sedangkan yang lainnya mengobrol. Mungkin, hal ini terjadi karena jumlah anggota pada satu kelompok yang terlalu banyak Berikut ini adalah suasana kegiatan belajar mengajar di kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional: a b Gambar 4.10 Suasana kegiatan belajar mengajar di kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional 52 Pada Gambar 4.10 a terlihat bahwa siswa sedang melakukan diskusi kelompok untuk menyelesaikan permasalahan yang terdapat pada LKS. Setelah selesai diskusi kelompoknya dilajutkan dengan meminta beberapa siswa untuk menjelaskan jawaban dari masalah yang diberikan presentasi, hal ini dapat dilihat dari Gambar 4.10 b. Setelah selesai presentasi, lalu hasil yang ada akan dibahas secara bersama-sama agar konsep yang kurang tepat dapat diluruskan.

2. Kemampuan Representasi Visual Matematis Siswa

Dalam penelitian ini, kemampuan representasi visual matematis yang diteliti ada 2 indikator, yaitu menginterpretasikan tabel, diagram garis, diagram batang, atau diagram lingkaran untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan ukuran pemusatan data untuk data tunggal serta data kelompok. Kemampuan representasi visual matematis dalam menginterpretasikan tabel dan diagram pada data kelompok di kelas eksperimen dan kelas kontrol terlihat lebih menonjol dibandingkan dengan data tunggal. Padahal selama pembelajarannya data kelompok dalam materi statistika itu agak rumit dan dianggap sulit oleh siswa. Sedangkan saat mempelajari data tunggal seluruh siswa mengerti dan dianggap mudah karena pada tingkat SMP Sekolah Menengah Pertama sudah mempelajari statistika untuk data tunggal. Hal ini mungkin terjadi karena dalam menginterpretasikan tabel atau diagram pada data kelompok yang diwakilkan dengan dua nomor merupakan soal yang menuntut siswa menginterpretasikan data yang diberikan pada soal untuk dicari berapa nilai mean, median, atau modusnya saja dari data kelompok sehingga siswa dengan mudah dapat menyelesaikannya. Sedangkan dalam menginterpretasikan tabel atau diagram pada data tunggal yang diwakilkan dengan empat nomor merupakan soal yang membutuhkan kemampuan menginterpretasikan data-data yang ada dengan baik karena selain mencari berapa nilai mean, median, atau modusnya tetapi siswa diminta memberikan alasan atas jawaban yang siswa berikan. Selain itu, siswa lebih fokus kepada soal-soal dalam bentuk data kelompok saja 53 karena data kelompok dianggap sulit oleh siswa sehingga saat siswa mengerjakan soal dalam bentuk data tunggalpun dianggap sebagai data kelompok. Hasil akhir tes kemampuan representasi visual matematis siswa pada pokok bahasan statistika antara kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari jawaban yang diberikan oleh siswa. Untuk lebih jelasnya, perbedaan tersebut dapat dilihat dari penjelasan berikut: a. Menginterpretasikan tabel, diagram garis, diagram batang, atau diagram lingkaran untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan ukuran pemusatan data untuk data tunggal Soal nomor 4: Contoh jawaban nomor 4 siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.11. Pada Gambar 4.11 a terlihat bahwa siswa pada kelas eksperimen menginterpretasikan data yang terdapat pada diagram lingkaran dengan tepat dan lengkap dalam proses menyelesaikan soal yang diberikan. Sedangkan pada Gambar 4.11 b terlihat bahwa siswa di kelas kontrol menginterpretasikan data yang terdapat pada diagram lingkaran dengan tepat, tetapi belum lengkap dan kurang sistematis dalam proses menyelesaikan soal yang diberikan. Pada Gambar 4.11 c merupakan jawaban dari beberapa siswa yang ada di kelas eksperimen dan kontrol, proses dalam mengolah datanya sudah benar, tetapi saat menyebutkan golongan darah mana yang paling banyak dimiliki oleh siswanya salah. Hal ini terjadi karena siswa hanya fokus pada diagram lingkaran yang memang sudah memperlihatkan bahwa golongan darah AB yang paling A B AB 130 o O 60 o Pada diagram di samping adalah golongan darah siswa kelas X pada SMK Delta, diketahui golongan darah O jumlahnya 30 orang siswa. a. Tentukan banyaknya siswa yang memiliki golongan darah A, B, dan AB b. Apakah golongan darah A atau B yang paling banyak dimiliki oleh siswa? Jelaskan alasannya 54 banyak dimiliki karena dari ukuran sudutnya yang terbesar, tetapi sebenarnya siswa diminta untuk memilih hanya antara golongan darah A atau B yang paling banyak dimiliki oleh siswa. a b c Gambar 4.11 Beberapa jawaban nomor 4 siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol Soal nomor 5: 40 41 41 42 43 45 44 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 Tipe 1 Tipe 2 Tipe 3 Tipe 4 Tipe 5 Tipe 6 Tipe 7 Gambar 1 Banyak Penjualan 40 41 41 42 43 45 44 36 38 40 42 44 46 Tipe 1 Tipe 2 Tipe 3 Tipe 4 Tipe 5 Tipe 6 Tipe 7 Gambar 2 Banyak Penjualan 55 a. Tentukan rata-rata banyaknya penjualan dari gambar 1 b. Tentukan rata-rata banyaknya penjualan dari gambar 2 c. Apakah rata-rata dari kedua gambar tersebut sama � 1 = � 2 ? Jika iya, mengapa kedua gambar tersebut dapat terlihat berbeda? Cara menjawab siswa: a b Gambar 4.12 Jawaban nomor 5 siswa pada a kelas eksperimen dan b kelas kontrol Pada Gambar 4.12 a terlihat siswa pada kelas eksperimen dapat menginterpretasikan data yang ada digambar dengan tepat dan lengkap. Saat

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif informal tipe Formulate-Share-Listen-Create (FSLC) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

11 55 158

Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe FSLC (Formulate-Share-Listen-Create) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

16 28 186

PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN SELF-CONCEPT SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FORMULATE-SHARE-LISTEN-CREATE (FSLC).

4 13 49

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FORMULATE-SHARE-LISTEN-CREATE (FSLC) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF MATEMATIK SISWA SMP.

7 43 33

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMK MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN STRATEGI FORMULATE-SHARE-LISTEN-CREATE FSLC.

0 1 51

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FORMULATE-SHARE-LISTEN-CREATE (FSLC).

0 3 46

PROFIL KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE FORMULATE-SHARE-LISTEN-CREATE (FSLC) DITINJAU DARI PENALARAN MATEMATIS SISWA DI SMPIT AT-TAQWA SURABAYA.

0 2 168

PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN SELF-CONCEPT SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FORMULATE-SHARE-LISTEN-CREATE (FSLC) - repository UPI T MAT 1201409 Title

0 1 3

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI, REPRESENTASI DAN SELF-EFFICACY MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN STRATEGI FORMULATE-SHARE-LISTEN-CREATE (FSLC) - repository UPI T MTK 1201094 Title

0 1 8

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FORMULATE SHARE LISTEN CREATE (FSLC) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 PURWOJATI

0 0 16