3 Menilai. Melibatkan penentuan nilai, keyakinan atau sikap yang
menunjukkan derajat internalisasi dan komitmen. Hasil belajar pada peringakat ini berhubungan dengan perilaku yang konsisten dan stabil
agar nilai dikenal dengan jelas. 4
Organisasi. Antara nilai yang satu dengan nilai yang lain dikaitkan dan konflik antar nilai diselesaikan serta mulai membangun sistem internal
yang konsisten. Hasil belajar pada peringkat ini yaitu berupa konseptualisasi nilai atau organisasi sistem nilai.
5 Karakterisasi. Pada peringakat ini peserta didik memiliki sistem nilai
yang mengandalikan perilaku sampai pada suatu waktu tertentu hingga terbentuk pola hidup. Hasil belajar pada tingkat ini adalah berkaitan
dengan pribadi, emosi dan rasa sosialis. Karakteristik ranah afektif yang penting antara lain:
90
1 Sikap menurut Fishbein dan Ajzen yaitu suatu predisposisi yang
dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep dan orang.
2 Minat adalah suatu disposisi yang terorganisasikan melalui
pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan
perhatian atau pencapaian. 3
Konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu bersangkutan terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimilikinya.
4 Nilai menurut Tyler adalah suatu objek, aktivitas, atau ide yang
dinyatakan individu dalam mengarahkan minat, sikap dan kepuasan. 5
Moral secara bahasa berasal dari bahasa latin mores yang artinya tata cara, adaptasi kebiasaan sosial yang dianggap pernanen sifatnya bagi
ketertiban dan kesejahteraan masyarakat.
B. Penelitian Yang Relevan
90
Haryati, Model..., h.38-39.
Berikut ini beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan, diantaranya yaitu:
Berdasarkan penelitian Damriani 2006 bahwa berdasarkan hasil penelitian dan observasi, diperoleh bahwa pembelajaran dengan menggunakan
contextual teaching dan learning dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa. Rata-rata pada aktivitas siswa yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 sebesar 83,67, pada siklus 2 sebesar 90,14 dan
pada siklus 3 sebesar 94,2. Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa untuk setiap aspek yang dinilai pada siklus 1 sebsar 74,2, pada siklus 2 sebesar 83,67
dan 87,4 pada siklus 3.
91
Penelitian lain yang dilakukan oleh Ramlawati dan Nurmadinah dalam jurnalnya “Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan Setting
Kooperatif untuk meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI IPA 3 SMA Negeri Takalar”, dapat disimpulkan bahwa hasil tes prestasi belajar pada
siklus 1 skor rata-rata prestasi belajar kimia siswa sebesar 68,85 dengan jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 24 siswa dan pada siklus 2 skor
rata-rata sebsar 75,51 dengan siswa yang tuntas belajar sebanyak 37 orang. Berdasarkan hasil observasi, disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam proses
belajar mengajar kimia semakin meningkat, perhatian siswa terhadap proses belajar mengajar kimia semakin meningkat yaitu ditandai dengan perubahan
sikap siswa terlihat semakin berkurangnya aktivitas lain pada proses pembelajaran serta keberanian dan motivasi siswa semakin meningkat yaitu
ditandai dengan banyak siswa yang angkat tangan untuk mengerjakan soal di depan kelas.
92
Beberapa kesimpulan di atas memperlihatkan hasil penelitian yang kaitannya seputar pengaruh pendekatan kontekstual terhadap hasil belajar.
Selanjutnya hasil penelitian tersebut memberikan inspirasi bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian ini. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Sunardiayanto ”Kefektifan Penggunaan Pendekatan Kontekstual Melalui
91
Damriani, “Meningkatkan …h.22.
92
Ramlawati dan Nurmadinah, ”Penerapan...
Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Berkomunikasi pada mata Pelajaran Biologi Kelas II SLTP Negeri 4 Palu”. Hasil dari penelitian tersebut
adalah Penggunaan pendekatan kontekstual melalui pembelajaran kooperatif yang dalam pengelolaannya menggunakan daur belajar model 4E lebih efektif
secara sangat signifikan dibandingkan dengan pendekatan konvensional terhadap kemampuan membuat tabel data dan kemampuan persentasi pada
mata pelajaran biologi siswa SLTP Negeri 4 Palu. R. Rudiyanto dalam penelitiannya yang berjudul” Kurikulum Berbasis
Kompetnsi KBK Berpendekatan Kontekstual dan Kecakapan Hidup” menyimpulkan bahwa implementasi kurukulum berbasis kompetensi dengan
contextual teaching and learning CTL mengarah pada upaya meningkatkan
mutu pengajaran dan pembelajaran di tingkat pendidikan dasar dan menengah untuk mempersiapkan para peserta didik menghadapi tantangan masa depan.
93
Penelitian yang dilakukan oleh Rini Prisma Gusti, “Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Biologi Melalui Pendekatan Kontekstual dengan Model
Pembelajaran Berbasis gambar Picture and Picture Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Kota Padang Panjang”, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan konsep kontekstual dengan model pembelajaran berbasis gambar dapat memperbaiki pemahaman siswa pada konsep biologi dan dapat
meningkatkan keterampilan
sains siswa
khususnya keterampilan
mengidentifikasi, pemahaman dan analisis gambar. Selain itu diperoleh nilai rata-rata ulangan akhkir siklus yaitu 7,04.
94
Dari aspek nilai, penelitian yang dilakukan oleh Sodiq Mahfuz yang berjudul Pembelajaran Kimia Pada Sub Bahan Kajian Pencemaran
Lingkungan Yang Terintegrasi dengan Nilai-nilai Agama studi eksperimen kelas II caturwulan 3 di Madrasah Aliyah Negeri Magelang. Hasil dari
penelitian tersebut adalah menunjukkan bahwa peningkatan prestasi belajar siswa konsep, sikap pada kelas eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan
93
R. Rudiyanto,” Kurikulum....
94
Rini Prisma Gusti, “Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Biologi Melalui Pendekatan Kontekstual dengan Model Pembelajaran Berbasis gambar Picture and Picture Pada Siswa Klas
XI IPA SMA Muhammadiyah Kota Padang Panjang”, Jurnal Guru, No.1 Vol 3, Juli 2006.
dengan kelas kontrol, dan pengembangan sikap antara sebelum dengan sesudah pembelajaran kimia pada sub pokok bahasan pencemaran lingkungan
yang terintegrasikan nilai agama pada kelas eksperimen mengalami peningkatan pengembangan sikap yang signifikan. Selain itu juga ditemukan
bahwa melalui pembelajaran kimia yang terintegrasi nilai agama, siswa lebih kreatif, berani mengemukakan pendapat dan peduli terhadap isu-isu
pencemaran lingkungan yang ada di masyarakat. Selain itu, Intan Nuridian dalam Skripsinya yang berjudul Pengaruh
Integrasi Nilai-Nilai Akhlak Dalam Pembelajaran Kimia Terhadap Sikap Siswa Dari penelitian ini diperoleh temuan integrasi nilai-nilai akhlak pada
membelajaran kimia berpengaruh positif meningkatkan tiga aspek yang terlibat di dalam sikap seperti kognitif, afektif, dan konatif. Pada aspek
kogintif menyadari pentingnya belajar kimia peningkatan rata-rata sebanyak 7,51. Pada aspek afektif menyenangi kegiatan pembelajaran kimia
peningkatan rata-rata sebanyak 11,34. Pada aspek behaviorkonatif terdorong untuk mempelajari kimia lebih lanjut peningkatan rata-rata
sebanyak 12,92, mensyukuri nikmat dan karunia Allah SWT peningkatan rata-rata sebanyak 12,35, terdorong untuk berbuat baik kepada diri sendiri
dan orang lain peningkatan rata-rata sebanyak 11,43, terdorong untuk menjaga dan melestarikan alam semestalingkungan hidup peningkatan
sebanyak rata-rata 4,75.
C. Kerangka Pikir