diperoleh nilai terendah 45 dan nilai tertinggi 90, nilai rata-rata sebesar 71,7, modus sebesar 73,5, median sebesar 76,5 dan simpangan baku
sebesar 151,8. Untuk lebih jelasnya, deskripsi data hasil belajar kognitif siswa setelah pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kognitif Siswa Postes No.
Kelas Interval Nilai Tengah
Xi Batas Nyata
f f
1 45 – 52
48,5 44,5 – 52,5
3 7,5
2 53 – 60
56,5 52,5 – 60,5
4 10
3 61 – 68
64,5 60,5 – 68,5
8 20
4 69 – 76
72,5 68,5 – 76,5
12 30
5 77 – 84
80,5 76,5 – 84,5
5 12,5
6 85 – 92
88,5 84,5 – 92,5
8 20
Jumlah 40
100 Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa skor pada interval 68,5 –
76,5 merupakan skor yang paling banyak diperoleh siswa, yaitu sebanyak 30 . Skor rata-rata yang diperoleh yaitu sebesar 71,7. Siswa yang
mendapat skor di atas rata-rata sebanyak 62,5 , yaitu pada kelas interval 4,5, dan 6. siswa yang mendapat skor di bawah rata-rata sebanyak 37,5 ,
yaitu pada kelas interval 1, 2 dan 3.
2. Data Hasil Belajar Afektif
Berdasarkan angket siswa untuk mengungkap aspek afektif maka diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 6. Hasil Persentase pada Aspek Afektif Siswa No.
Indikator
1. Menyadari pentingnya belajar kimia
64,30 2.
Menyenangi kegiatan
pembelajaran bernuansa nilai
62,80 3.
Mensyukuri nikmat dan karunia Allah SWT 63,25
4. Menghindari pergaulan yang buruk
64,16 5.
Terdorong untuk peduli terhadap sesama 62,80
Berdasarkan tabel diatas terdapat beberapa indikator yang berkaitan dengan nilai-nilai yang ditanamkan pada konsep kesetimbangan
Kimia antara lain : menyadari pentingnya belajar kimia menghasilkan rata-
rata 64,3, menyenangi kegiatan pembelajaran bernuansa nilai menghasilkan rata-rata 62,8, mensyukuri nikmat dan karunia Allah SWT
menghasilkan rata-rata 63,25, menghindari pergaulan yang buruk 64,16, dan terdorong untuk peduli terhadap sesama menghasilkan rata-
rata 62,8.
B. Analisis Data
1. Analisis Data Kuantitatif a.
Uji Normalitas
Pada data nilai sebelum dan sesudah perlakuan dilakukan uji normalitas dengan menggunakan Lilliefors. Berikut adalah tabel hasil
perhitungan uji normalitas:
Tabel 7. Hasil Uji Normalitas N
L
hitung
L
tabel
Kesimpulan
40 0,05
0,08 0,14
H
o
diterima Dari tabel di atas diperoleh Lo = 0,08, sedangkan Lt = 0,14 dengan
taraf signifikansi = 0,05 dan n = 40. Karena L
hitung
L
tabel
maka H
o
diterima, yaitu populasi berdistribusi normal. Perhitungan normalitas dengan menggunakan Lilliefors dapat dilihat pada lampiran.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Fisher. Berikut adalah tabel hasil perhitungan uji homogenitas :
Tabel 8. Hasil Uji Homogenitas Data Nilai
Jumlah F
hitung
F
tabel
Kesimpulan
0,05 Pretes
Postes N
Pretes
= 40 N
Postes
= 40 0,65
1,75 H
o
diterima Dari hasil pengujian diperoleh nilai F
hitung
= 0,65 sedangkan nilai F
tabel
pada taraf signifikansi = 0,05, dengan derajat kebebasan pembilang 40 dan derajat kebebasan penyebut 40 adalah 1,75. Karena nilai F
hitung
lebih kecil dari nilai F
tabel,
maka H
o
diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua data bersifat homogen. Perhitungan homogenitas dengan
menggunakan uji Fisher dapat dilihat pada lampiran.