Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir c, di kemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. 4. Kompetensi Sosial Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir d, di kemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi mdan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga pendidik, orang tuawali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Adapun kompetensi dasar guru menurut Sardiman adalah sebagai berikut: 1 Menguasai bahan ajar 2 Mengelola program belajar mengajar 3 Mengelola kelas 4 Menggunakan mediasumber 5 Menguasai landasan pendidikan 6 Mengelola interaksi belajar mengajar 7 Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran 8 Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan sekolah 9 Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah 10 Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian kependidikan guna keperluan pengajaran. 21

d. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

21 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers, 2010, Edisi ke-I, h. 143-144. 1 Pengertian Peran Guru Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, “peran adalah pemain atau sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama dalam terjadinya sesuatu hal atau peristiwa”. 22 Sedangkan dalam penelitian ini peran yang dimaksud adalah peran guru. Sehingga dapat penulis simpulkan bahwa peran guru adalah pemain yang terlibat guru dalam melakukan suatu hal atau kegiatan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. 2 Pengertian Proses Belajar Mengajar Proses belajar mengajar sebagai suatu proses dapat mengandung dua arti, yaitu urutan tahapanfase dalam mempelajari sesuatu dan sebagai urutan kegiatan perencanaan oleh guru. Proses belajar mengajar meliputi kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh guru mulai dari perencanaan planning, pelaksanaan kegiatan, sampai dengan evaluasi dan program tindak lanjut. Semuanya berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran. Sebagai suatu sistem instruksional belajar mengajar mengandung sejumlah komponen antara lain: tujuan, bahan materi, siswa, guru, metode, situasi, dan evaluasi. Proses belajar mengajar dapat diartikan juga sebagai suatu proses pembelajaran dimana terjadi suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam proses belajar mengajar pembelajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga 22 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan vidio tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian, dan sebagainya. 23 Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 dinyatakan pembelajaran adalah “proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lengkungan belajar”. 24 Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik. 3 Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran Sekolah memiliki fungsi utama yaitu pendidikan intelektual, dalam arti mengisi otak anak dengan berbagai macam pengetahuan. Sekolah dalam kenyataan masih mengutamakan latihan mental- formal, yaitu suatu tugas yang pada umumnya tidak dapat dipenuhi oleh keluarga atau lembaga lain, oleh sebab memerlukan tenaga yang khusus yaitu guru. Menurut S. Nasution, “guru adalah sebagai pengontrol atas reaksi dan respons para siswa. Guru selalu berusaha untuk menarik minat anak, menggunakan paksaan atau macam-macam motivasi ekstrinsik”. 25 Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Th. 2003, tentang Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Guru yang 23 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, Cet. I. h. 57 24 UU. SPN No. 23 Tahun 2003,..., h. 4 25 S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, Ed. 2, Jakarta: Bumi Aksara, 1994, Cet. I, h. 14. dimaksud adalah pendidik yang merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. 26 Pada hakikatnya seorang pendidik adalah seorang fasilisator. Fasilisator baik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Seorang pendidik seharusnya mampu membangun suasana belajar yang kondusif untuk belajar mandiri self- diricted learning. Ia juga hendaknya mampu menjadikan proses pembelajaran sebagai kegiatan eksplorasi diri. 27 “Seorang pendidik yang efektif, tidak hanya efektif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas saja transfer of knowladge, tetapi lebih-lebih dalam relasi pribadinya dan modelingnya transfer of attitude and values, baik pada peserta didik maupun kepada seluruh anggota komunitas sekolah”. 28 “Mendidik tidak sekedar mentransfer ilmu pengetahuan, melatih keterampilan verbal kepada peserta didik, namun merupakan bantuan pada peserta didik agar dapat menumbuhkembangkan dirinya secara optimal”. 29 Mendidik yang efektif pada dasarnya merupakan kemampuan seseorang menghadirkan diri sedemikian sehingga pendidik memiliki relasi bermakna pendidikan dengan para peserta didik, sehingga mereka mampu menumbuhkembangkan dirinya menjadi pribadi yang dewasa dan matang. Pendidikan yang efektif adalah yang berpusat pada siswa atau pendidikan bagi siswa. Dasar pendidikannya adalah apa yang menjadi minat, dan kebuthan- kebutuhan peserta didik. Pendidik membantu peserta didik untuk menemukan, mengembangkan, dan mencoba 26 UU RI No. 20 Th. 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab XI pasal 39 ayat 2,Bandung: Citra Umbara, 2006, h. 96 27 http:www.ut.ac.id,28 Agustus 2010 28 http:www.ut.ac.id,28 Agustus 2010 29 http:www.ut.ac.id,28 Agustus 2010 mempraktikan kemampuan-kemampuan yang mereka miliki the learners-centered teaching. 30 Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik, dan pembimbing, maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru maupun dengan staf yang lain. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak dicurahkan untuk menggarap proses belajar mengajar dan berinteraksi dengan siswanya. 4 Keterampilan Dasar Mengajar Guru Keterampilan dasar mengajar bagi guru sangat diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, dan dapat menciptakan suasana belajar menjadi kondusif, efektif dan efesien. Disamping itu keterampilan dasar guru merupakan sayarat mutlak agar guru bisa mengimplementasikana berbagai strategi pembelajaran yang akan di gunakan dalam pembahasan mater-materi belajar. 31 Keterampilan-keterampilan tersebut yaitu “keterampilan dasar bertanya, keterampilan dasar memberi penguatan, keterampilan variasi stimulus, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan mengelola kelas”. 32

a. Keterampilan Dasar Bertanya