Deskripsi Awal Pembahasan UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MELALUI MEDIA ANIMASI KANTONG HITUNG SISWA KELAS 1 SEMESTER II SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

commit to user 81 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Awal

Penelitian ini dilakukan di kelas 1 Semester II SLB-B YRTRW Surakarta Tahun Pelajaran 2010 2011. Sekolah tersebut, beralamat di Gumunggung Rt 01 Rw 11, Gilingan, Banjarsari, Surakarta, Kode Pos 57139. Subjek penelitian ini berjumlah sembilan peserta didik, yang terdiri dari enam peserta didik putra dan tiga peserta didik puteri. Sebagian besar dari mereka mengalami kesulitan pada mata pelajaran matematika khususnya materi penjumlahan dengan atau tanpa teknik menyimpan dan pengurangan dengan atau tanpa teknik meminjam. Penyampaian materi di kelas ini dilakukan dengan metode konvensional sehingga peserta didik cenderung bosan. Metode konvensional yang digunakan oleh guru berfokus pada metode ceramah dan jarang melibatkan aktivitas peserta didik sehingga kemampuan peserta didik dalam memecahkan materi penjumlahan dengan atau tanpa teknik menyimpan dan pengurangan dengan atau tanpa teknik meminjam kurang maksimal yang mengakibatkan rendahnya prestasi belajar matematika peserta didik. Kondisi awal peserta didik kelas 1 SLB-B YRTRW Surakarta yang akan dideskripsikan adalah pada kemampuan materi penjumlahan dengan atau tanpa teknik menyimpan dan pengurangan dengan atau tanpa teknik meminjam serta keaktifan peserta didik dalam pembelajaran matematika semester II. Kemampuan awal peserta didik diperoleh dari hasil observasi, pretest dan hasil wawancara dengan Ibu Umi Sihmi, S. Pd selaku guru kelas 1 SLB-B YRTRW Surakarta. commit to user 82

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Pra-Siklus

a. Hasil Test Kemampuan 2Awal

Penelitian tindakan kelas yang berjudul Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika pada Materi Penjumlahan dan Pengurangan Melalui Media Animasi Kantong Hitung Siswa Tunarungu Kelas 1 Semester II SLB-B YRTRW Surakarta Tahun Ajaran 2010 2011 ini dilakukan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap kegiatan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan analisis refleksi. Sebelum tahap-tahap tersebut dilakukan, peneliti mengadakan kegiatan survei pada kegiatan prasiklus untuk mendapatkan data awal yang akan digunakan sebagai bahan penguat perbandingan peningkatan prestasi belajar matematika peserta didik sebelum diterapkan penggunaan media aniamsi kantong hitung pada tiap siklus. Kegiatan prasiklus tersebut dilakukan dengan mengamati kegiatan pembelajaran matematika pada materi penjumlahan dengan atau tanpa teknik menyimpan dan pengurangan dengan atau tanpa teknik meminjam. Langkah terakhir dalam kegiatan prasiklus tersebut adalah pemberian pretest. Berikut hasil pretest atau test kemampuan awal peserta didik tersebut: Tabel 11. Daftar Nilai Hasil Pretest Mata Pelajaran Matematika Materi Penjumlahan dan Pengurangan Peserta Didik Kelas 1 SLB-B YRTRW Surakarta Semester II Tahun Ajaran 2010 2011 No Kode Subyek KKM Hasil Pretest 1. JR 63 50 2. CK 63 65 3. HZ 63 65 4. TM 63 75 5. FL 63 55 6. AL 63 50 7. PT 63 50 8. EV 63 50 9. AM 63 50 Nilai dalam tabel 11 tersebut diperoleh dari hasil tes kemampuan awal yang dilakukan oleh peneliti. Tes kemampuan awal yang dilaksanakan tersebut mencakup tes tertulis yang diberikan secara individual. Tes tertulis mencakup materi penjumlahan dengan atau tanpa teknik menyimpan dan pengurangan commit to user 83 dengan atau tanpa teknik meminjam. Berdasar tabel 10 di atas terdapat tiga peserta didik yang mendapat nilai ≥ 63 atau sebesar 33 dari sembilan peserta didik secara keseluruhan. Sedangkan, enam peserta didik lain mendapat nilai 63 atau sebesar 67 dari sembilan peserta didik secara keseluruhan. Apabila ditinjau dari KKM Krtiteria Ketuntasan Minimal yang telah ditetapkan untuk mata pelajaran matematika di SLB-B YRTRW Surakarta yaitu ≥ 63, maka hanya terdapat tiga peserta didik yang mencapai ketuntasan. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal peserta didik dalam materi penjumlahan dengan atau tanpa teknik menyimpan dan pengurangan dengan atau tanpa teknik meminjam adalah 33. Prosentase tersebut menunjukkan tidak tercapainya indikator yang ditetapkan oleh peneliti. Indikator yang ditetapkan oleh peneliti adalah terdapat tujuh atau lebih peserta didik yang mencapai nilai ≥ 63. Ketidaktercapaian indikator pada pretes tersebut akan lebih jelas dengan gambaran grafik di bawah ini: 10 20 30 40 50 60 70 80 JR CK HS TM FL AL PT EV AM KKM PRETEST Grafik 1. Perbandingan Hasil Pretest dengan KKM Mata Pelajaran Matematika Materi Penjumlahan dan Pengurangan Peserta Didik Kelas 1 SLB-B YRTRW Surakarta Semester II Tahun Ajaran 2010 2011 Grafik 1 tersebut menyajikan hasil tes awal atau pretest yang dilakukan oleh peneliti dibandingkan dengan KKM. Warna biru menunjukkan KKM Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan oleh sekolah. Dari grafik tersebut commit to user 84 dapat terbaca bahwa KKM yang ditetapkan sekolah adalah ≥ 63. Hal tersebut dapat diartikan bahwa apabila peserta didik mencapai nilai ≥ 63 maka peserta didik tersebut telah mencapai KKM. Warna merah menunjukkan hasil pretest peserta didik. Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan, bahwa hanya tiga peserta didik saja yang mencapai nilai ≥ 63 atau 33 dari keseluruhan jumlah peserta didik. Sedangkan enam peserta didik atau 67 dari keseluruhan peserta didik hanya memperoleh nilai 63. Hal tersebut menunjukkan Ketidaktercapaiannya nilai peserta didik dengan indikator yang telah ditetapkan peneliti. Indikator yang ditetapkan peneliti adalah terdapat tujuh dari sembilan peserta didik yang mencapai nilai ≥ 63, sedangkan pada grafik menunjukkan hanya tiga peserta didik yang mencapai nilai di atas 63. Enam peserta didik yang lain hanya mencapai nilai 63. Sehingga terdapat 67 peserta didik tidak mencapai indikator yang ditetapkan peneliti. Bedasarkan Hal tersebut, maka peneliti memberikan solusi dengan Penerapan Media Animasi Kantong Hitung dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Materi Penjumlahan dan Pengurangan Peserta Didik Tunarungu Kelas 1 Semester II SLB-B YRTRW Surakarta Tahun Ajaran 2010 2011.

b. Keaktifan Peserta Didik

Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas, untuk itu semua komponen dalam kelas yang berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar dalam penelitian ini juga diamati, salah satunya keaktifan peserta didik dalam pembelajaran. Keaktifan peserta didik yanag diamati adalah keaktifan dalam mengikuti pembelajaran matematika pada materi penjumlahan dengan atau tanpa teknik menyimpan dan pengurangan dengan atau tanpa teknik meminjam. Keaktifan peserta didik tersebut dinilai oleh peneliti melalui pengamatan yang dilakukan selama pelaksanaan siklus berlangsung dengan mengisi instrumen yang telah disiapakan oleh peneliti sebelumnya. Adapun hasil observasi terhadap keaktifan peserta didik dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 12. Tabulasi Keaktifan Awal Peserta Didik Kelas I SLB-B YRTRW Surakarta pada Pembelajaran Matematika Materi Penjumlahan dan Pengurangan Semester II Tahun Pelajaran 2010 2011 commit to user 85 No Aspek yang Diamati Inisial Nama Peserta Didik Kelas I JR CK HS TM FL AL PT EV AM 1. Perhatian peserta didik terhadap penjelasan guru 1 3 3 3 3 1 1 2 1 2. Peserta didik tanggap terhadap perintah guru 1 2 3 3 2 1 1 2 1 3. Peserta didik mampu dalam menjawab pertanyaan lisan guru 1 3 3 3 2 1 1 2 1 4. Peserta didik mampu memberikan tanggapan mengenai penjelasan guru 1 3 2 3 2 1 1 1 1 5. Peserta didik menyimak dengan baik ketika teman berpendapat 1 2 2 2 2 1 1 1 2 6. Peserta didik tidak sibuk dengan hal lain saat guru menerangkan ataupun saat mengerjakan soal 1 2 2 2 2 1 1 2 1 7. Peserta didik mampu menyelesaikan soal evaluasi 1 4 4 4 2 1 1 1 1 8. Peserta didik tidak membuat gaduh setelah selesai mengerjakan soal 1 2 2 2 2 3 1 1 1 9. Peserta didik mampu mengerjakan soal di depan kelas 2 3 3 4 2 1 1 1 1 10. Peserta didik sabar menunggu giliran dalam tugas individual selanjutnya 1 2 2 3 1 1 2 2 2 11. Peserta didik mendapatkan nilai dari hasil evaluasi memenuhi KKM 1 4 4 4 2 1 1 1 1 Total Skor 12 31 30 33 22 13 12 16 13 commit to user 86 Tabel 13. Hasil Observasi Keaktifan Awal Peserta Didik Kelas I Semester II SLB-B YRTRW Surakarta pada Pembelajaran Matematika Materi Penjumlahan dan Pengurangan Semester II Tahun pelajaran 2010 2011 No Nama Skor Siklus I Keterangan 1. JR 12 Kurang Akif 2 CK 31 Aktif 3. HS 30 Aktif 4. YM 33 Aktif 5. FL 22 Kurang Aktif 6. AL 13 Kurang Aktif 7. PT 12 Kurang Aktif 8. EV 16 Kurang Aktif 9. AM 13 Kurang Aktif Berdasar hasil observasi terhadap keaktifan peserta didik dalam pembelajaran matematika pada tanggal 2 Mei 2011 sebagaimana yang tercantum dalam tabel 12 dan 13 di atas, terdapat enam peserta didik dalam katagori kurang aktif atau sebesar 67 dan terdapat tiga peserta didik dalam katagori aktif atau sebesar 33. Adapun aspek observasi terhadap keaktifan peserta didik tersebut secara garis besar mencakup perhatian terhadap penjelasan dan perintah guru serta aktivitas peserta didik dalam proses belajar. Observasi terhadap peserta didik ini mulai dipantau sejak pelajaran dimulai sampai pelajaran berakhir. Berdasar tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada pengamatan awal ini indikator yang ditetapkan oleh peneliti belum tercapai. Peserta didik yang dalam katagori aktif hanya tiga peserta didik, sedangkan peneliti menetapkan tujuh atau lebih peserta didik harus dalam katagori aktif. Sebagaimana yang telah disampaikan di atas, ketidaktercapaian indikator tersebut peneliti tindak lanjuti dengan Penerapan Media Animasi Kantong Hitung dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Materi Penjumlahan dan Pengurangan Peserta Didik Tunarungu Kelas 1 Semester II SLB-B YRTRW Surakarta Tahun Ajaran 2010 2011. commit to user 87

2. Pelaksanaan Siklus I

a. Perencanaan

Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti pada kegiatan prasiklus maka diperoleh beberapa data dan permasalahan. Data yang diperoleh dan masalah yang sudah teridentifikasi oleh peneliti disampaikan kepada Ibu Umi Sihmi, S.Pd selaku guru kelas 1 Semester II SLB-B YRTRW Surakarta. Permasalahan yang paling utama adalah rendahnya prestasi belajar matematika peserta didik tunarungu SLB-B YRTRW Surakarta Kelas 1 Semester II Tahun Ajaran 2010 2011, khususnya pada materi penjumlahan dengan atau tanpa teknik menyimpan dan pengurangan dengan atau tanpa teknik meminjam. Keaktifan peserta didik di dalam pembelajaran matematika juga kurang, khususnya pada materi penjumlahan dengan atau tanpa teknik menyimpan dan pengurangan dengan atau tanpa teknik meminjam. Berdasarkan hal tersebut, maka tahap selanjutnya peneliti dan guru kelas yaitu Ibu Umi Sihmi, S. Pd mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian. Pada kesempatan diskusi tersebut, peneliti kemudian mengajukan solusi berupa penerapan media animasi kantong hitung dalam pembelajaran matematika pada materi penjumlahan dengan atau tanpa teknik menyimpan dan pengurangan dengan atau tanpa teknik meminjam. Langkah selanjutnya, peneliti menyajikan data yang telah dikumpulkan dan bersama-sama dengan guru menentukan langkah-langkah yang akan ditempuh. Tahap perencanaan Siklus I meliputi kegiatan sebagai berikut: 1 Peneliti dan guru mendiskusikan RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan materi penjumlahan dengan atau tanpa teknik menyimpan dan pengurangan dengan atau tanpa teknik meminjam berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SKKD. 2 Peneliti dan guru mendiskusikan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan pada tahap tindakan siklus I. a Langkah-langkah pembelajaran pertemuan pertama: 1 Peneliti mengucapkan salam dan memimpin peserta didik untuk berdoa bersama. commit to user 88 2 Peneliti memberikan apersepsi kepada peserta didik, yaitu melakukan pembicaraan awal berkaitan dengan materi yang akan disampaikan. 3 Peneliti menjelaskan nilai tempat satuan dan puluhan. 4 Peneliti menuliskan beberapa bilangan di papan tulis, peserta didik menyebutkan nilai tempat bilangan-bilangan tersebut. 5 Peneliti menjelaskan langkah-langkah operasi hitung penjumlahan tanpa teknik menyimpan dan pengurangan tanpa teknik meminjam dengan media animasi kantong hitung. 6 Peneliti memberikan soal operasi hitung penjumlahan tanpa teknik menyimpan dan pengurangan tanpa teknik meminjam kepada peserta didik untuk dikerjakan di depan kelas. 7 Peneliti menutup kegiatan dengan berdoa dan berpesan kepada peserta didik agar belajar di rumah. b Langkah-langkah pembelajaran pertemuan kedua 8 Peneliti memberikan salam kepada peserta didik dan memimpin berdoa. 9 Peneliti mempresensi peserta didik. 10 Peneliti memberikan apersepsi kepada peserta didik, yaitu melakukan pembicaraan awal yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dengan menanyakan materi pertemuan hari kemarin. 11 Peneliti menjelaskan langkah-langkah operasi hitung penjumlahan dengan teknik menyimpan dan pengurangan dengan teknik meminjam melalui media animasi kantong hitung. Penjelasan peneliti terhadap peserta didik mengenai pengurangan dengan teknik meminjam adalah sebagai berikut: Misal: 61 19 _ 42 commit to user 89 Gambar 16. Animasi Kantong Hitung Keterangan: Di tempat satuan ada 1 lidi, di tempat puluhan ada 6 lidi. Di tempat satuan ada 1 lidi dikurangi 9 lidi tidak bisa, maka pinjam 1 lidi bilangan di depannya, yaitu dari tempat puluhan. Bilangan di depannya puluhan, maka satu lidi bernilai 10 IIIIIIIIII. Kantong tersebut jumlah lidinya akan berubah karena sudah ditambah dan dikurangi, kantong tersebut berubah seperti gambar berikut: Gambar 17. Animasi Kantong Hitung Keterangan: ditempat satuan yang semula berjumlah 1 lidi menjadi 11 lidi kaarena mendapat pinjaman 1 lidi dari kantong puluhan yang bernilai 10. Sedangkan, Ditempat puluhan lidi menjadi 5 karena dipinjam 1 lidi oleh tempat satuan. Setelah dipinjam maka proses pengurangan berlangsung, nampak sepaerti gambar berikut: Gambar 18. Animasi Kantong Hitung commit to user 90 Keterangan : di tempat semula, tempat Satuan terdapat 11 lidi dikurang 9 sama dengan 2 lidi. Di tempat puluhan masih 5 lidi dikurangi 1 lidi sama dengan 4 lidi. Jadi 61 – 19 = 42 12 Peneliti memberikan soal operasi hitung penjumlahan dengan teknik menyimpan dan pengurangan dengan teknik meminjam kepada peserta didik untuk dikerjakan di depan kelas. 13 Peneliti memberikan latihan tes tertulis yang mencakup materi penjumlahan dengan atau tanpa teknik menyimpan dan pengurangan dengan atau tanpa teknik meminjam kepada peserta didik untuk mengetahui kemampuan pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah disampaikan peneliti pada siklus I. 14 Peneliti menutup pembelajaran dengan berdoa dan berpesan kepada peserta didik agar rajin belajar 3 Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan nontes. Instrumen tes dinilai berdasar hasil pekerjaan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal matematika yang diberikan peneliti. Instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang telah disiapkan oleh peneliti dengan mengamati kemampuan dan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran pembelajaran matematika pada operai hitung penjumlahan dan pengurangan. Instrumen nontest tersebut terdiri dari instrumen keaktifan peserta didik di dalam pembelajaran matematika, Instrumen Pedoman Observasi terhadap Kemampuan Guru Mengelola Kelas, Instrumen Observasi Kemampuan Guru dalam Menjelaskan, Instrumen Pedoman Observasi Kemampuan Guru Melakukan Tindakan dalam Pembelajaran Matematika dengan Media Animasi Kantong Hitung, dan Instrumen Kesulitan Guru dalam Pembelajaran Matematika. commit to user 91

b. Tindakan

Siklus I terdiri dari dua pertemuan yang dilakukan pada tanggal 5 dan 6 Mei 2011. Pelaksanaan tindakan pada tahap ini disesuaikan dengan rencana yang telah ditetapkan peneliti bersama Ibu Umi sihmi selaku guru kelas 1 SLB-B YRTRW Surakarta semester II tahun ajaran 2010 2011. 1 Pertemuan pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2011. Tindakan yang dilakuan dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran matematika pada materi penjumlahan tanpa teknik menyimpan dan pengurangan tanpa teknik meminjam dengan media animasi kantong hitung. Peneliti dalam tahap ini juga melakukan pengamatan terhadap kemampuan dan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran matematika dengan penggunaan media animasi kantong hitung. Ibu Umi Sihmi, S. Pd selaku Guru kelaspun berperan dalam melakukan observasi terhadap kemampuan peneliti dalam menjelaskan materi dan mengelola kelas. Langkah pertama yang dilakukan peneliti pada tahap ini adalah menyapa perserta didik dengan memberi salam dan memimpin berdoa. Langkah berikutnya, peneliti mengadakan apersepsi kemudian menjelaskan nilai tempat satuan dan puluhan pada suatu bilangan. Peneliti menuliskan satu bilangan di atas papan tulis, kemudian menanyakan kepada peserta didik nilai tempat bilangan tersebut. Peserta didik satu persatu menyebutkan nilai tempat bilangan tersebut. Peneliti mengamati peserta didik secara seksama, setelah peserta didik paham, peneliti menjelaskan langkah-langkah materi penjumlahan tanpa teknik menyimpan dan pengurangan tanpa teknik meminjam dengan media animasi kantong hitung. Tahap akhir pada pertemuan pertama tersebut adalah pemberian soal materi penjumlahan tanpa teknik menyimpan dan pengurangan tanpa teknik meminjam di papan tulis untuk dikerjakan satu per satu. 2 Pertemuan kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2011. Pertemuan ini merupakan rangkaian dari pertemuan pertama. Pertemuan kedua ini difokuskan pada materi penjumlahan dengan teknik menyimpan dan pengurangan dengan teknik meminjam dengan penggunaan media animasi kantong hitung. commit to user 92 Berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat, peneliti membuka pembelajaran dengan menyapa peserta didik dengan salam dan memimpin berdoa serta mempresensi peserta didik satu persatu. Langkah selanjutnya, peneliti membangkitkan ingatan peserta didik dengan memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Tahap selanjutnya, peneliti menjelaskan materi penjumlahan dengan teknik menyimpan dan pengurangan dengan teknik meminjam dengan menggunakan media animasi kantong hitung. Langkah yang dilakukan peneliti selanjutnya adalah meminta peserta didik mengerjakan soal di papan tulis satu persatu. Peneliti membenarkan beberapa jawaban peserta didik yang masih salah. Tahap berikutnya, Peneliti memberikan tes tertulis secara individu yang mencakup materi penjumlahan dengan atau tanpa teknik menyimpan dan pengurangan dengan atau tanpa teknik meminjam untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang telah disampaikan oleh peneliti pada siklus I. Seusai kegiatan tersebut, peneliti menutup pembelajaran dengan berdoa dan tidak lupa berpesan kepada peserta didik agar banyak berlatih mengerjakan soal khususnya pada materi penjumlahan dengan teknik menyimpan dan pengurangan dengan teknik meminjam.

c. Pengamatan

Tahap observasi atau pengamatan pada siklus I dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan siklus I yaitu pada tanggal 5 dan 6 Mei 2011. Peneliti selain bertindak sebagai pengajar dalam penelitian ini juga bertindak sebagai pengamat. Peneliti mengamati kegiatan belajar mengajar dari awal sampai akhir dan mencatat hasil pembelajaran pada siklus I di dalam kelas saat pembelajaran matematika materi penjumlahan dengan atau tanpa teknik menyimpan dan pengurangan dengan atau tanpa teknik meminjam berlangsung. Peneliti berperan sebagai partisipan aktif, karena peneliti terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar bersama peserta didik dimana peneliti juga bertindak sebagai guru. commit to user 93 Pertemuan pertama pada penelitian ini, dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2011 yang berlangsung selama 90 menit. Kegiatan pembelajaran berlangsung pada pukul 07.30 hingga pukul 09.00. Peneliti mengawali pembelajaran dengan memimpin doa dan mengucapkan salam kepada peserta didik. Selanjutnya peneliti memberikan apersepsi dengan pertanyaan pancingan yang mengarah ke materi dengan menuliskan beberapa bilangan di papan tulis. Tahap berikutnya, peneliti meminta peserta didik menyebutkan nilai tempat satuan dan puluhan pada bilangan tersebut. Hanya terdapat empat peserta didik saja yang aktif tunjuk jari untuk maju di depan kelas. Peneliti selanjutnya memberikan materi penjumlahan tanpa teknik menyimpan dan pengurangan tanpa teknik meminjam dengan media animasi kantong hitung. Kegiatan pembelajaran tersebut tidak hanya digunakan peneliti untuk menyampaikan materi saja, melainkan juga mengisi instrumen yang telah peneliti siapkan untuk mengetahui keaktifan peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2011 yang berlangsung selama 90 menit. Tidak berbeda dengan pertemuan pertama, tahap ini juga dimulai dari pukul 07.30 sampai dengan pukul 09.00. Penyampaian materi pada pertemuan kedua tersebut tidak jauh berbeda dengan pertemuan pertama. Namun fokus materi pada pertemuan kedua adalah penjumlahan dengan teknik menyimpan dan pengurangan dengan teknik meminjam, sedang pada pertemuan pertama adalah penjumlahan tanpa teknik menyimpan dan pengurangan tanpa teknik meminjam. Pada pertemuan kedua dilaksanakan test tertulis secara individual yang mencakup materi penjumlahan dengan atau tanpa teknik menyimpan dan pengurangan dengan atau tanpa teknik meminjam guna mengetahui kemampuan peserta didik dalam memahami materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan yang telah disampaikan peneliti dengan menggunakan media animasi kantong hitung. Peneliti dalam melaksanakan penelitian berkolaborasi dengan guru kelas, sehingga antara peneliti dan guru memiliki peran masing-masing dan saling bekerjasama satu sama lain. Berikut hasil test pada siklus I: commit to user 94 Tabel 14. Daftar Nilai Hasil Test Siklus I Mata Pelajaran Matematika Materi Penjumlahan dan Pengurangan Peserta Didik Kelas 1 SLB-B YRTRW Surakarta Semester II Tahun Ajaran 2010 2011 No Kode Subjek KKM Pretest Hasil Siklus I 1. JR 63 50 60 2. CK 63 65 80 3. HZ 63 65 80 4. TM 63 75 85 5. FL 63 55 65 6. AL 63 50 55 7. PT 63 50 60 8. EV 63 50 60 9. AM 63 50 60 10 20 30 40 50 60 70 80 90 JR CK HS TM FL AL PT EV AM PRETEST SIKLUS I Grafik 2. Perbandingan Hasil Test Siklus I dengan Pretest Mata Pelajaran Matematika Materi Penjumlahan dan Pengurangan Peserta Didik Kelas 1 Semester II SLB-B YRTRW Surakarta Tahun Ajaran 2010 2011 Grafik 2 dan tabel 14 di atas menunjukkan hasil test pada siklus I dibandingkan dengan pretest pada prasiklus. Peningkatan nilai dari masing- masing peserta didik dapat ditunjukkan oleh grafik tersebut. Setelah diadakan pembelajaran dengan penggunaan media animasi kantong hitung pada siklus I, commit to user 95 terdapat peningkatan nilai yang tinggi dibanding dengan hasil pretest. Peserta didik yang berinisial JR mengalami peningkatan yang awalnya mempunyai nilai 50 menjadi 60, namun JR belum mencapai KKM yang ditetapkan oleh sekolah. Begitu pula dengan peserta didik yang berinisial AL, AV, PT, dan AM mereka juga mengalami peningkatan nilai yang tinggi, namun belum mencapai KKM yang ditetapkan oleh sekolah. Peserta didik yang telah mencapai KKM dengan nilai ≥ 63 adalah empat orang dari keseluruhan peserta didik yang berjumlah sembilan orang. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa jumlah peserta didik yang telah mencapai KKM adalah 44 saja. Sedangkan lima peserta didik lainnya atau 56 dari keseluruhan peserta didik mempunyai nilai 63 atau di bawah KKM yang telah ditetapkan. Sedangakan Indikator yang ditetapkan oleh peneliti, dapat dikatakan tercapai apabila terdapat tujuh atau lebih jumlah peserta didik yang mendapat nilai ≥ 63. Sesuai dengan indikator ketercapaian yang ditetapkan, maka hasil test pada siklus I tidak mencapai indikator yang ditetapkan oleh peneliti. Ketidaktercapaian indikator tersebut dianalisis dan direfleksi untuk kemudian dilakukan tindakan lagi pada siklus II. Peneliti juga melakukan observasi pada siklus I, selama pembelajaran matematika berlangsung berdasarkan instrumen yang telah dibuat untuk mengetahui keaktifan peserta didik dalam pembelajaran. Gurupun berperan serta dalam melakukan observasi terhadap kemampuan peneliti dalam menjelaskan dan mengelola kelas serta membantu peneliti ketika mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Berdasarkan observasi peneliti pada pelaksanaan tindakan siklus I dengan pengamatan terhadap keaktifan peserta didik saat pembelajaran matematika melalui lembar observasi maka diperoleh hasil sebagai berikut: commit to user 96 Tabel 15. Tabulasi Keaktifan Peserta Didik Kelas I Semester II SLB-B YRTRW Surakarta pada Pembelajaran Matematika Materi Penjumlahan dan Pengurangan Tahun pelajaran 2010 2011 No Aspek yang Diamati Inisial Nama Peserta Didik Kelas I JR CK HS TM FL AL PT EV AM 1. Perhatian peserta didik terhadap penjelasan guru 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2. Peserta didik tanggap terhadap perintah guru 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3. Peserta didik mampu dalam menjawab pertanyaan lisan guru 2 3 4 4 3 2 2 2 2 4. Peserta didik mampu memberikan tanggapan mengenai penjelasan guru 2 3 3 4 3 2 2 2 2 5. Peserta didik menyimak dengan baik ketika teman berpendapat 2 3 3 3 3 2 2 2 2 6. Peserta didik tidak sibuk dengan hal lain saat guru menerangkan ataupun saat mengerjakan soal 2 3 3 3 3 3 3 3 3 7. Peserta didik mampu menyelesaikan soal evaluasi 2 4 4 4 3 2 2 2 2 8. Peserta didik tidak membuat gaduh setelah selesai mengerjakan soal 2 3 3 3 3 3 2 2 2 9. Peserta didik mampu mengerjakan soal di depan kelas 2 4 4 4 4 2 2 2 2 10. Peserta didik sabar menunggu giliran dalam tugas individual selanjutnya 2 3 3 3 3 2 2 2 2 11. Peserta didik mendapatkan nilai dari hasil evaluasi memenuhi KKM 2 4 4 4 4 2 2 2 2 Total 22 36 37 38 32 24 23 24 21 commit to user 97 Tabel 16. Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik Kelas I Semester II SLB-B YRTRW Surakarta pada Pembelajaran Matematika Materi Penjumlahan dan Pengurangan Tahun pelajaran 2010 2011 No Nama Skor Siklus I Keterangan 1. JR 22 Kurang Akif 2 CK 36 Aktif 3. HS 37 Aktif 4. TM 38 Aktif 5. FL 32 Aktif 6. AL 24 Kurang Aktif 7. PT 23 Kurang Aktif 8. EV 24 Kurang Aktif 9. AM 22 Kurang Aktif Tabel 15 dan 16 di atas menunjukan bahwa peserta didik katagori aktif dalam pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan sebanyak empat peserta didik dari sembilan peserta didik secara keseluruhan atau sebesar 44. Sedangkan lima peserta didik yang lain dalam kategori kurang aktif atau sebesar 56 . Terjadi peningkatan keaktifan pada pelaksanaan tindakan siklus I ini jika dibandingkan dengan kondisi awal yang baru mencapai tiga peserta didik dari sembilan peserta didik secara keseluruhan atau sebesar 33, sedangkan enam dari sembilan peserta didik secara keseluruhan dalam kategori tidak aktif atau sebesar 66. Jadi terdapat peningkatan sebesar 11 dibandingkan dari kondisi awal. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap peningkatan prestasi dan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran matematika pada materi penjumlahan dengan atau tanpa teknik menyimpan dan pengurangan dengan atau tanpa teknik meminjam pada tindakan siklus 1 diperoleh hasil sebagai berikut: 1 Ketuntasan belajar mencapai 44 yaitu sebanyak empat peserta didik yang mencapai KKM yaitu mendapatkan nilai ≥ 63. 2 Peserta didik yang aktif selama kegiatan belajar mengajar sebanyak empat peserta didik dari sembilan peserta didik secara keseluruhan. commit to user 98 3 Peserta didik yang kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar berjumlah lima orang peserta didik dari sembilan peserta didik secara keseluruhan. 4 Peneliti sebagai guru dalam kemampuan mengelola kelas mendapat kategori kurang berhasil dengan skor 12 dari skor maksimal 18.

d. Analisis dan Refleksi

Tahap analisis dan refleksi ini dilaksanakan peneliti bersama guru kelas 1 SLB-B YRTRW Surakarta dengan mengadakan diskusi terkait pelaksanaan tindakan pada siklus 1. Analisis yang dimaksud adalah analisis terhadap hasil observasi, serta hasil test peserta didik. Secara umum, terdapat beberapa kelemahan yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung, yaitu: 1 Peneliti belum mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi peserta didik. 2 Peneliti terlalu cepat dalam memberikan penjelasan, sehingga peserta didik masih mengalami kesulitan dalam memahami materi. 3 Kegiatan pembelajaran masih bersifat satu arah dari pihak peneliti, sedangkan peserta didik masih bertindak sebagai penerima materi saja. 4 Peserta didik masih belum paham penjelasan penggunaan media animasi kantong hitung. 5 Guru belum bisa memantau kegiatan peserta didik secara menyeluruh, karena hanya beberapa peserta didik yang sering mendapatkan bimbingan dan pengarahan. Hal tersebut dikarenakan guru terkadang disibukkan oleh beberapa peserta didik yang selalu harus dibantu karena kurang bisa mandiri. Berdasarkan hasil tes pada siklus I, terdapat empat peserta didik yang telah mencapai ketuntasan yaitu mendapatkan nilai ≥ 63 atau 44 dari keseluruhan sembilan peserta didik. Peserta didik yang aktif dalam pembelajaran tersebut juga sebanyak empat peserta didik dari keseluruhan sembilan peserta didik atau 44. Berdasar indikator ketercapaian yang telah ditetapkan, maka dapat disimpulkan bahwa pada siklus I sudah terjadi peningkatan prestasi, namun commit to user 99 tidak berhasil dalam indikator ketercapaian. Seharusnya, berdasar indikator yang ditetapkan nilai ≥ 63 hendaknya dicapai oleh tujuh atau lebih peserta didik. Berdasar hal tersebut, maka siklus I belum berhasil dan harus dilanjutkan penelitian pada siklus II dengan refleksi sebagai berikut: 1 Peneliti dan guru menciptakan suasana belajar yang menyenangakan dan lebih santai dengan memasukkan permainan edukasi pada peserta didik agar peserta didik lebih antusias, sungguh-sungguh dan senang dalam mengikuti pembelajaran. 2 Peneliti menjelaskan materi dengan tidak terlalu cepat dan tidak buru-buru agar peserta didik memahami materi yang disampaikan. 3 Peneliti dan guru memberikan perhatian secara menyeluruh tidak hanya berfokus kepada beberapa peserta didik tertentu saja. 4 Guru dan peneliti dalam memberikan perhatian kepada peserta didik tidak hanya di depan kelas, melainkan juga menghampiri peserta didik yang ada di belakang maupun samping kanan dan kiri. 5 Kegiatan pembelajaran dipusatkan kepada peserta didik dengan memberi kesempatan peserta didik untuk menggunakan media animasi kantong hitung secara langsung. 6 Guru memberikan hadiah kepada peserta didik misal berupa nilai tambahan, ungkapan-ungkapan pujian yang membangkitkna semangat agar peserta didik terdorong untuk mau berperan aktif dalam memperhatikan penjelasan peneliti serta bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh peneliti. 7 Guru hendaknya menjelaskan secara lebih mendetail penjelasan materi penjumlahan dan pengurangan dengan penggunaan media animasi kantong hitung.

3. Pelaksanaan Siklus II

a. Perencanaan

Pelaksanaan siklus I telah mencapai peningkatan pada hasil tes akhir maupun hasil obsertvasi keaktifan peserta didik dalam pembelajaran matematika commit to user 100 khususnya materi penjumlahan dengan atau tanpa teknik menyimpan dan pengurangan dengan atau tanpa teknik meminjam, namun indikator yang ditetapkan oleh peneliti belum dapat dicapai oleh seluruh peserta didik, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II dengan berbagai perbaikan-perbaikan yang direncanakan. Kegiatan perencanaan ini dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2011. Peneliti dan guru menyepakati adanya siklus II mengingat terdapat beberapa kelemahan-kelemahan dan tidak tercapainya indikator yang ditetapkan setelah dilakukan analisis pada siklus I. Peneliti dan guru kelas 1 SLB-B YRTRW Surakarta sepakat bahwa siklus II akan dilaksanakan pada tanggal 17 dan 18 Mei 2011. Peneliti dan guru kemudian mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilaksanakan dalam proses penelitian selanjutnya. Rancangan kegiatan dalam siklus II ini berbeda dengan siklus I. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengatasi berbagai kelemahan yang ada pada siklus I. Berdasar hal tersebut, maka disepakati hal-hal yang perlu diperbaiki guru dan peneliti dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika materi penjumlahan dengan atau tanpa teknik menyimpan dan pengurangan dengan atau tanpa teknik meminjam. Kegiatan perencanaan tindakan pada siklus II mencakup langkah- langkah sebagai berikut: 1 Peneliti dan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. 2 Peneliti dan guru berkolaborasi bersama dalam mendiskusikan langkah- langkah kegiatan belajar mengajar mata pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan dengan media animasi kantong hitung, yaitu sebagai berikut: a Langkah-langkah pada pertemuan pertama: 1 Peneliti memimpin doa dan memberi salam pada peserta didik, serta menanyakan kabar peserta didik. 2 Peneliti mengatur pengelompokan peserta didik agar tiap-tiap peserta didik mendapatkan komputer ataupun laptop. commit to user 101 3 Peneliti mempresensi peserta didik dan menkondisikan peserta didik dengan memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan. 4 Peneliti menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan berdasarkan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan. 5 Peneliti membagikan rangkuman materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan tersebut. 6 Peneliti memberikan beberapa soal di depan kelas untuk membangkitkan ingatan peserta didik. 7 Peneliti meminta peserta didik untuk membuat pertanyaan tentang operasi hitung penjumlahan menyimpan dan pengurangan tanpa teknik meminjam untuk dijawab oleh teman lain. 8 Peserta didik satu per satu mengerjakan soal yang diberikan temannya dengan menggunakan media animasi kantong hitung secara bergantian dengan menggunakan komputer masing-masing. 9 Peneliti memberikan penekanan kembali serta membantu kesulitan yang dialami peserta didik. 10 Peserta didik dan peneliti bersama-sama menyelesaikan soal-soal operasi hitung penjumlahan dan pengurangan tanpa teknik menyimpan dengan media animasi kantong hitung. b Langkah-langkah pada pertemuan kedua 1 Peneliti memimpin berdoa dan memberi salam pada peserta didik, menanyakan kabar serta menyiapkan peserta didik. 2 Peneliti mempresensi peserta didik 3 Peneliti mengatur pengelompokan peserta didik agar tiap-tiap peserta didik mendapatkan komputer ataupun laptop. 4 Peneliti menyiapkan peserta didik dengan apersepsi yaitu bertanya jumlah uang saku masing-masing peserta didik kemudian menjumlahkannya menjadi satu commit to user 102 5 Peneliti menyegarkan suasana pembelajaran dengan memberikan permainan yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya. 6 Peneliti menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan berdasarkan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan. 7 Peneliti membagikan rangkuman materi yang akan dipelajari pada pertemuan tersebut kepada peserta didik. 8 Peneliti menjelaskan materi operasi hitung penjumlahan dengn teknik menyimpan dan pengurangan dengan teknik meminjam dengan menggunakan media animasi kantong hitung. 9 Peneliti mengajak peserta didik bermain operasi hitung penjumlahan dengan teknik menyimpan dan pengurangan dengan teknik meminjam dengan menggunakan media animasi kantong hitung. Penjelasan peneliti terhadap peserta didik mengenai pengurangan dengan teknik meminjam adalah sebagai berikut: Misal: 61 19 _ 42 Gambar 19. Animasi Kantong Hitung Keterangan: Di tempat satuan ada 1 lidi, di tempat puluhan ada 6 lidi. Di tempat satuan ada 1 lidi dikurangi 9 lidi tidak bisa, maka pinjam 1 lidi bilangan di depannya, yaitu dari tempat puluhan. Bilangan di depannya puluhan, maka satu lidi bernilai 10 IIIIIIIIII. Kantong tersebut jumlah lidinya akan berubah karena sudah ditambah dan dikurangi, kantong tersebut berubah seperti gambar berikut: commit to user 103 Gambar 20. Animasi Kantong Hitung Keterangan: ditempat satuan yang semula berjumlah 1 lidi menjadi 11 lidi kaarena mendapat pinjaman 1 lidi dari kantong puluhan yang bernilai 10. Sedangkan, Ditempat puluhan lidi menjadi 5 karena dipinjam 1 lidi oleh tempat satuan. Setelah dipinjam maka proses pengurangan berlangsung, nampak seperti gambar berikut: Gambar 21. Animasi Kantong Hitung Keterangan : di tempat semula, tempat Satuan terdapat 11 lidi dikurang 9 sama dengan 2 lidi. Di tempat puluhan masih 5 lidi dikurangi 1 lidi sama dengan 4 lidi. Jadi 61 – 19 = 42 10 Peserta didik diminta untuk mengerjakan soal operasi hitung penjumlahan dengan teknik menyimpan dan pengurangan dengan teknik meminjam secara bergantian dengan media animasi kantong hitung secara bergantian. 11 Peserta didik diminta untuk mengisi angka yang kosong pada lembar kerja yang disediakan peneliti. 12 Peneliti memberikan penekanan dan membenarkan kesalahan yang dilakukan peserta didik. commit to user 104 13 Peneliti memberikan soal tertulis secara individual yang mencakup materi penjumlahan dengan atau tanpa teknik menyimpan dan pengurangan dengan atau tanpa teknik meminjam.

b. Tindakan

Pelaksanaan tindakan II ini dilaksanakan pada tanggal 17 dan 18 Mei 2011 yang masing-masing pertemuan berlangsung selama 90 menit. Tindakan dalam kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah direncanakan. Siklus II ini merupakan penyempurnaan dari siklus I. Pelaksanaan tindakan pada siklus II berbeda dengab siklus I. Terdapat perbaikan-perbaikan dalam tiap langkah-langkah pembelajarannya. Kegiatan pembelajran matematika ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 Pertemuan Pertama Pelaksanaan tindakan pertama siklus ke II adalah pada tanggal 17 Mei 2011. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran matematika dengan Kompetensi Dasar menjumlahkan bilangan dua angka. Penelitian ini mengambil materi penjumlahan tanpa teknik menyimpan dan pengurangan tanpa teknik meminjam. Peneliti memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi peserta didik untuk menggunakan media animasi kantong hitung secara langsung. Setiap dua peserta didik berhak menggunakan satu komputer untuk digunakan dalam pembelajaran. Peneliti berkolaborasi dengan guru, sehingga antara peneliti dan guru memiliki peran masing-masing di dalam penelitian. Peneliti melaksanakan pembelajaran materi penjumlahan tanpa teknik menyimpan dan pengurangan tanpa teknik meminjam. dengan menggunakan media animasi kantong hitung di ruang komputer. Peneliti juga melakukan observasi terhadap keaktifan peserta didik saat pembelajaran berlangsung. Guru berperan dalam melakukan observasi terhadap kemampuan peneliti dalam menjelaskan dan mengelola kelas serta membantu peneliti ketika mengalami kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama siklus II adalah sebagai berikut, peneliti memimpin berdo’a dan memberi salam pada peserta commit to user 105 didik serta menanyakan kabar dan menyiapkan peserta didik fokus pada pelajaran. Kemudian peneliti menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan berdasarkan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pada mata pelajaran matematika dengan materi penjumlahan tanpa teknik menyimpan dan pengurangan tanpa teknik meminjam. Selanjutnya peneliti melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan pancingan yaitu bertanya penjumlahan tanpa teknik menyimpan dan pengurangan tanpa teknik meminjam seperti yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Langkah selanjutnya peneliti membagikan materi pelajaran yang akan dibahas. Peneliti meminta peserta didik untuk membuat pertanyaan tentang penjumlahan untuk dijawab oleh teman lain menggunakan media animasi kantong hitung, kemudian peserta didik yang lain menilai penggunaan media animasi kantong hitung dan hasil dari soal lemparan. Demikian seterusnya sampai semua peserta didik mendapat giliran yang sama. Selanjutnya peneliti meminta peserta didik untuk maju ke depan kelas menjawab soal penjumlahan bersusun dengan menggunakan media animasi kantong hitung. Sebagai penutup peneliti memberikan penekanan kembali serta membantu kesulitan yang dihadapi peserta didik. 2 Pertemuan Kedua Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan adalah tanggal 18 Mei 2011. Pertemuan ini merupakan lanjutan dari pertemuan pertama. Pertemuan kedua ini difokuskan pada materi penjumlahan dengan teknik menyimpan dan pengurangan dengan teknik meminjam. Peneliti memulai pelajaran dengan memimpin berdoa dan menyapa peserta didik serta mempresensi mereka satu per satu. Selanjutnya peneliti membagi mereka dalam bentuk kelompok dengan tujuan agar setiap dua peserta didik berhak menggunakan satu komputer untuk digunakan dalam pembelajaran. Berdasar RPP yang telah dibuat, kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi, yaitu bertanya dengan uang saku peserta didik dan bertanya hasil penjumlahan uang saku semua peserta didik. Peneliti mengajak peserta didik bermain penjumlahan dan pengurangan, yaitu dengan soal yang sudah peneliti siapkan. commit to user 106 Tahap selanjutnya, peneliti membagikan materi yang akan dipelajari kepada paserta didik. Peneliti lalu menjelaskan materi pengurangan dengan menggunakan media animasi kantong hitung. Peserta didik diminta menggerjakan soal penjumlahan dengan teknik menyimpan dan pengurangan dengan teknik meminjam di depan kelas. Peserta didik diminta mengisi angka yang kosong pada lembar kerja yang disediakan peneliti. Peneliti memberikan penekanan dan membenarkan kesalahan yang dilakukan peserta didik. Tahap terakhir pada pertemuan kedua siklus II ini adalah pemberian soal tertulis materi penjumlahan dengan atautanpa teknik menyimpan dan pengurangan dengan atau tanpa teknik meminjam sebagaimana yang telah diberikan pada siklus I guna mengetahui kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal penjumlahan dengan atau tanpa teknik menyimpan dan pengurangan dengan atau tanpa teknik meminjam.

c. Pengamatan

Tahap observasi siklus II dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanan tindakan siklus II yaitu pada tanggal 17 dan 18 Mei 2011. Peneliti sebagai partisipan aktif mengamati kegiatan belajar mengajar dari awal sampai akhir dan mencatat hasil siklus II pada saat pembelajaran matematika berlangsung. Peneliti berperan sebagai partisipan aktif, karena peneliti terlibat langsung dalam kegiatan yang dilakukan oleh anak dalam kegiatan belajar mengajar yaitu bertindak sebagai guru. Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2011. Pelaksanaan kegiatan pertemuan pertama berlangsung selama 90 menit. Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini berbeda dengan tindakan siklus I. Peneliti memperbaiki langkah-langkah pembelajaran. Kegiatan pembelajaran berlangsung pada pukul 07.30 sampai dengan 09.00. Peneliti mengawali pembelajaran dengan memimpin berdo’a kemudian mengucapkan salam kepada peserta didik. Selanjutnya peneliti mempresensi dan menyiapkan peserta didik untuk mengikuti pelajaran. Tahap selanjutnya, peneliti menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan berdasarkan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator commit to user 107 pada mata pelajaran matematika dengan materi penjumlahan tanpa teknik menyimpan dan pengurangan tanpa teknik meminjam. Selanjutnya peneliti melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan pancingan yaitu bertanya mengenai penjumlahan tanpa teknik menyimpan dan pengurangan tanpa teknik meminjam seperti yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Peneliti juga membagi murid dalam bentuk kelompok sehingga dua orang berhak memakai satu komputer atau laptop. Langkah selanjutnya peneliti membagikan materi pelajaran yang akan dibahas. Peneliti meminta peserta didik untuk membuat pertanyaan tentang penjumlahan tanpa teknik menyimpan dan pengurangan tanpa teknik meminjam untuk dijawab oleh teman lain menggunakan media animasi kantong hitung, kemudian peserta didik lain menilai pengunaan media animasi kantong hitung dan hasil dari soal lemparan. Demikian seterusnya sampai semua peserta didik mendapat giliran yang sama. Selanjutnya peneliti meminta peserta didik untuk maju ke depan kelas menjawab soal penjumlahan tanpa teknik menyimpan dan pengurangan tanpa teknik meminjam dengan menggunakan media animasi kantong hitung. Sebagai penutup peneliti memberikan penekanan kembali serta membantu kesulitan yang dihadapi peserta didik. Pelaksanaan pertemuan kedua pada tanggal 18 Mei 2011. Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas I dalam pelaksanaan tindakan siklus II, sehingga antara peneliti dan guru memiliki peran masing-masing dan saling bekerjasama satu sama lain. Tindakan pada pertemuan kedua berbeda dengan tindakan siklus I. Penjelasan materi pada pertemuan kedua ini berfokus pada materi penjumlahan dengan teknik menyimpan dan pengurangan dengan teknik meminjam. Pertemuan kedua diawali dengan menjelaskan penjumlahan dengan teknik menyimpan dan pengurangan dengan teknik meminjam dengan menggunakan media animasi kantong hitung. Peserta didik berhak memakai laptop dan komputer, satu kompute atau satu laptop untuk dua orang. Pada siklus II ini juga diberikan rangkuman materi. Kegiatan pembelajaran juga diawali dengn permainan. Banyak perbaikan tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Setelah semua kegiatan dilalui, peneliti memberikan test tertulis mencakup materi commit to user 108 penjumlahan dengan atau tanpa teknik menyimpan dan pengurangan dengan atau tanpa teknik meminjam secara individual sebagai tahap terakhir pada pertemuan kedua siklus II. Hasil test pada siklus I menunjukkan peningkatan nilai yang tinggi, namun peningkatan nilai tersebut belum mencapai indikator yang ditetapkan oleh peneliti. Peneliti, pada siklus II berperan sebagai guru sekaligus pengamat. Sedang kolabolator berperan sebagai pengamat kegiatan belajar mengajar. Terdapat beberapa perbedaan tindakan yang dilakukan pada siklus I dibanding dengan siklus II. Perbedaan tersebut antaralain peserta didik diberikan rangkuman materi, peserta didik berhak menggunakan komputer, peneliti lebih jelas dan tidak terburu-buru dalam menjelaskan, serta beberapa hal lagi yang merupakan perbaikan dari siklus I. Siklus II terdiri dari dua pertemuan. Evaluasi pada siklus II berupa pemberian test tertulis yang mencakup materi penjumlahan dengan atau tanpa teknik menyimpan dan pengurangan dengan atau tanpa teknik meminjam secara individual. Berikut hasil tes pada siklus II: Tabel 17. Daftar Nilai Hasil Test Siklus II Mata Pelajaran Matematika Materi Penjumlahan dan Pengurangan Peserta Didik Kelas 1 Semester II SLB-B YRTRW Surakarta Tahun Ajaran 2010 2011 No Kode Subyek KKM Pretest Test Siklus I Test Siklus II 1. JR 63 50 60 75 2. CK 63 65 80 95 3. HZ 63 65 80 95 4. TM 63 75 85 100 5. FL 63 55 65 90 6. AL 63 50 55 70 7. PT 63 50 60 75 8. EV 63 50 60 80 9. AM 63 50 60 75 Tabel 17 di atas menunjukkan hasil test siklus II mata pelajaran matematika pada materi materi penjumlahan dengan atau tanpa teknik menyimpan dan pengurangan dengan atau tanpa teknik meminjam peserta didik Kelas 1 Semester II SLB-B YRTRW Surakarta Tahun Ajaran 2010 2011. Nilai peserta didik tersebut mengalami peningkatan yang tinggi. Tabel tersebut menunjukkan commit to user 109 bahwa sembilan peserta didik pada test siklus II tersebut mendapat nilai ≥ 63. Sedangkan, penetapan indikator oleh peneliti dikatakan tercapai apabila terdapat tujuh atau lebih peserta didik yang mendapat nilai ≥ 63. Jadi seluruh peserta didik yang berjumlah sembilan orang tersebut telah mencapai indikator yang ditetapkan oleh peneliti pada siklus II tersebut. Pencapaian indikator tersebut membuktikan keberhasilan penggunaan media animasi kantong hitung dalam upaya peningkatan prestasi belajar matematika materi penjumlahan dan pengurangan pada peserta didik kelas 1 SLB-B YRTRW Surakarta pada siklus II ini. Keberhasilan pencapaian indikator tersebut mengartikan bahwa penelitian pada siklus dua dihentikan dan tidak dilanjutkan pada siklus selanjutnya karena sudah tercapai indikator yang ditetapkan. Peneliti juga melakukan observasi terhadap keaktifan peserta didik saat pembelajaran berlangsung. Sedangkan guru berperan dalam melakukan observasi terhadap kemampuan peneliti dalam menjelaskan dan mengelola kelas serta membantu peneliti ketika mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Observasi keaktifan peserta didik dilakukan sejak siklus I dan siklus II. Tidak berbeda dengan observasi terhadap kemampuan peneliti dalam menjelaskan dan mengelola kelas juga dilakukan pada siklus II. Observasi dilakukan dengan lembar observasi yang telah disiapkan. Hasil observasi peneliti terhadap keaktifan peserta didik dalam pembelajaran matematika dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 18. Hasil Observasi Keaktifan Siklus II Peserta Didik Kelas I Semester II SLB-B YRTRW Surakarta pada Pembelajaran Matematika Materi Penjumlahan dan Pengurangan Tahun pelajaran 2010 2011 No Aspek yang Diamati Inisial Nama Peserta Didik Kelas I JR CK HS TM FL AL PT EV AM 1. Perhatian peserta didik terhadap penjelasan guru 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2. Peserta didik tanggap terhadap perintah guru 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3. Peserta didik mampu dalam menjawab pertanyaan lisan guru 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4. Peserta didik mampu memberikan tanggapan mengenai penjelasan guru 4 4 4 4 4 3 3 3 3 5. Peserta didik menyimak dengan baik ketika teman 3 4 4 4 4 3 3 3 3 commit to user 110 berpendapat 6. Peserta didik tidak sibuk dengan hal lain saat guru menerangkan ataupun saat mengerjakan soal 3 4 4 4 3 3 3 3 3 7. Peserta didik mampu menyelesaikan soal evaluasi 4 4 4 4 4 4 4 4 4 8. Peserta didik tidak membuat gaduh setelah selesai mengerjakan soal 3 4 4 4 3 3 3 3 3 9. Peserta didik mampu mengerjakan soal di depan kelas 4 4 4 4 4 4 4 4 4 10. Peserta didik sabar menunggu giliran dalam tugas individual selanjutnya 4 4 4 4 4 3 3 3 3 11. Peserta didik mendapatkan nilai dari hasil evaluasi memenuhi KKM 4 4 4 4 4 4 4 4 4 Total 39 44 44 44 40 36 37 38 36 Tabel 19. Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik Kelas I Semester II SLB-B YRTRW Surakarta pada Pembelajaran Matematika Materi Penjumlahan dan Pengurangan Tahun pelajaran 2010 2011 No Nama Skor Siklus I Keterangan 1. JR 39 Aktif 2 CK 44 Aktif 3. HS 44 Aktif 4. YM 44 Aktif 5. FL 40 Aktif 6. AL 36 Aktif 7. PT 37 Aktif 8. EV 38 Aktif 9. AM 36 Aktif Pada tabel 18 dan 19 di atas menunjukkan bahwa peserta didik dengan kategori aktif dalam pembelajaran matematika materi penjumlahan dengan atau tanpa teknik menyimpan dan pengurangan dengan atau tanpa teknik meminjam sebanyak sembilan peserta didik dari sembilan peserta didik secara keseluruhan commit to user 111 atau sebesar 100. Berdasar hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan keaktifan pada pelaksanaan tindakan siklus II ini jika dibandingkan dengan pelaksanaan tindakan siklus I. Pada siklus I kategori aktif dalam pembelajaran matematika pada materi penjumlahan dengan atau tanpa teknik menyimpan dan pengurangan dengan atau tanpa teknik meminjam sebesar 44. Sedangkan enam peserta didik yang lain dalam kategori kurang aktif atau sebesar 56. Jadi terdapat peningkatan sebersar 44. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pembelajaran matematika pada materi penjumlahan dengan atau tanpa teknik menyimpan dan pengurangan dengan atau tanpa teknik meminjam pada tindakan siklus II diperoleh hasil sebagai berikut: 1 Ketuntasan belajar mencapai 100 yaitu sebanyak sembilan peserta didik. 2 Peserta didik yang aktif selama kegiatan belajar mengajar bejumlah sembilan peserta didik dari sembilan peserta didik secara keseluruhan. 3 Peneliti sebagai guru dalam kemampuan mengelola kelas mendapat kategori berhasil dengan skor 16 dari skor maksimal 18. Peningkatan kemampuan pesera didik dalam pembelajaran matematika pada materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan dapat dilihat pada tabel dan disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut ini: Tabel 20. Peningkatan Nilai Tes Tiap Siklus Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Penjumlahan dan Pengurangan Peserta Didik Kelas I Semester II SLB-B YRTRW Surakarta Tahun Ajaran 2010 2011 No Inisial Nama Pretest Siklus I Siklus II Keterangan 1. JR 50 60 75 Meningkat 2. CK 65 80 95 Meningkat 3. HS 65 80 95 Meningkat 4. TM 75 85 100 Meningkat 5. FL 55 65 90 Meningkat 6. AL 50 55 70 Meningkat 7. PT 50 60 75 Meningkat 8. AV 50 60 80 Meningkat 9 AM 50 60 75 Meningkat Tuntas 33 44 100 Tuntas Tabel 20 di atas merupakan rekapitulasi hasil tes penjumlahan materi penjumlahan dengan atau tanpa teknik menyimpan dan pengurangan dengan atau commit to user 112 tanpa teknik meminjam dimulai dari pretest, postest siklus I dan postest siklus II. Tabel tersebut memperlihatkan adanya peningkatan sejak diadakan test pada siklus I dan siklus II. Hasil pretest di atas yang merupakan dasar penentuan kemampuan awal terlihat bahwa dari semua peserta didik hanya terdapat tiga peserta didik yang mencapai ketuntasan atau ketuntasan baru mencapai 33. Pada hasil tes siklus I persentase ketuntasan mencapai 44 atau terjadi grafik peningkatan 11 apabila dibandingkan dengan kemampuan awal. Hasil tes siklus II menunjukkan persentase tuntas sebesar 100 atau terjadi peningkatan 56 apabila dibandingkan dengan test pada siklus I. Peningkatan hasil test mata pelajaran matematika materi penjumlahan dengan atau tanpa teknik menyimpan dan pengurangan dengan atau tanpa teknik meminjam pada peserta didik kelas 1 SLB-B YRTRW Surakarta dapat terlihat dalam grafik sebagai berikut: Grafik 3. Perbandingan Peningkatan Hasil Pretes, Tes Siklus I dan Test Siklus II Mata Pelajaran Matematika Materi Penjumlahan dan Pengurangan Peserta Didik Kelas I Semester II SLB-B YRTRW Surakarta Tahun Ajaran 2010 2011 Grafik 3 tersebut menunjukkan dengan jelas peningkatan hasil tes pada setiap siklus. Grafik 3 tersebut menunjukkan peningkatan hasil tes pada pretest, test siklus I, dan test siklus II. Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa commit to user 113 keseluruhan peserta didik yang berjumlah sembilan orang memperoleh nilai ≥ 63 pada test yang dilakukan pada siklus II.

d. Analisis dan Refleksi

Secara keseluruhan pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan media animasi berjalan dengan lancar. Berbagai kelemahan yang dialami pada siklus I dapat teratasi pada siklus II. Semua peserta didik mengalami peningkatan nilai pada hasil test akhir yang diberikan pada siklus II. Semua peserta didik yang terdiri dari sembilan peserta didik tersebut mendapatkan nilai ≥ 63. Berdasarkan indikator yang ditetapkan oleh peneliti, maka nilai hasil test akhir pada siklus II tersebut telah memenuhi indikator. Demikian pula dengan keaktifan peserta didik, semua peserta didik memperoleh skor 30 yang dapat dikatakan bahwa pada siklus II ini telah tercapai indikator keaktifan peserta didik. Jadi 100 peserta didik kelas 1 SLB-B YRTRW Surakarta mencapai indikator yang ditetapkan oleh peneliti. Keberhasilan pencapaian indikator pada siklus II tersebut menunjukkan keberhasilan penggunaan media animasi kantong hitung dalam pembelajran matematika, untuk itu penelitian tidak dilanjutkan ke siklus selanjutnya. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan Media Animasi Kantong Hitung dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika pada Materi Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I Semester II SLB-B YRTRW Surakarta Tahun Ajaran 2010 2011.

C. Pembahasan

Penelitian ini menunjukkan bahwa Penerapan Media Animasi Kantong Hitung dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika pada Materi Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I Semester II SLB-B YRTRW Surakarta Tahun Ajaran 2010 2011. Keberhasilan dalam penelitian ini sejalan dengan teori dari beberapa pakar yang telah disampaikan dalam landasan teori. commit to user 114 Sejalan dengan pendapat Sardjono 2000: 41 yang mengatakan bahwa “karakteristik yang paling cocok dari anak tunarugu yaitu terhambatnya perkembangan bahasa dan bicara mereka terbatas pada kosakata dan pengertian kata- kata abstrak”, maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan Media Animasi Kantong Hitung dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika pada Materi Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I Semester II SLB-B YRTRW Surakarta Tahun Ajaran 2010 2011. Hal tersebut dikatakan sejalan, karena dalam penggunaan media animasi kantong hitung disesuaikan dengan ciri dan karakteristik peserta didik tunarungu. Fakta yang terdapat di SLB-B YRTRW pada kelas 1 menunjukkan bahwa peserta didik tunarungu mengalami hambatan dalam pendengarannya. Peserta didik tersebut memerlukan perlakuan khusus, salah satunya penggunaan media, sehingga penerapan media animasi kantong hitung yang bersifat visual ini dapat memaksimalkan penyampaian materi dalam kelas tersebut. Dengan maksimalnya penyampaian materi secara visual tersebut, hasil test peserta didik terbukti mengalami peningkatan dan mencapai indikator yang ditetapkan oleh peneliti. Hal tersebut juga sejalan dengan teori yang disampaikan oleh Elizabeth dalam http:www.ttaconline. orgstaffsol scideaf. html Anak gangguan pendengaran yang berorientasi visual, lebih cenderung lebih mudah untuk beradaptasi dengan bentuk tertulis dibanding dengan seorang anak mendengar karena mereka lebih terfokus pada hal-hal visual. Hal tersebut ditunjukkan oleh hasil pretest di atas yang merupakan dasar penentuan kemampuan awal terlihat bahwa dari semua peserta didik hanya terdapat tiga peserta didik yang mencapai ketuntasan atau ketuntasan baru mencapai 33. Pada hasil tes siklus I setelah penggunaan media animasi kantong hitung dalam pembelajaran matematika persentase ketuntasan mencapai 44 atau terjadi grafik peningkatan 11 apabila dibandingkan dengan kemampuan awal. Hasil tes siklus II menunjukkan persentase tuntas sebesar 100 atau terjadi peningkatan 56 apabila dibandingkan dengan test pada siklus I. Hal ini menunjukkan keberhasilan penggunaan media animasi kantong hitung karena bersifat visual dan memperhatikan tahapan konkrit ke semikonkrit hingga abstrak. commit to user 115 Namun penggunaan media animasi kantong hitung dalam pembelajaran matematika tersebut mempunyai beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut dalam ketersediaan media. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Wilkinson dalam R. Anggkowo dan A. Kosasih, 2007:14 yang menyatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih media pembelajaran salah satunya adalah ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung. Padahal, penyampaian materi dengan penerapan media animasi kantong hitung harus menggunakan komputer ataupun laptop. Sedangkan di sekolah tersebut jumlah komputer terbatas, sehingga peserta didik tidak bisa menggunakan satu komputer untuk satu peserta didik. Untuk itu Sekolah hendaknya menyediakan sarana berupa komputer agar penerapan media animasi kantong hitung tersebut maksimal. Gurupun sebagai tenaga pengajar jarang menggunakan komputer sebagai media pembelajaran, untuk itu hendaknya gurupun memanfaatkan media animasi kantong hitung tersebut dalam pembelajaran matematika. Proses belajar pada diri seseorang terjadi secara bertahap dari hal-hal yang bersifat konkrit ke arah yang abstrak. Perkembangan kognitif seseorang berkaitan dengan struktur otak, sedangkan struktur otak dipengaruhi oleh stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Dalam penelitian ini penggunaan media animasi kantong hitung memperhatikan tahapan belajar peserta didik. Animasi kantong hitung termasuk dalam tahapan econic yang ditandai dengan perumpamaan berupa gambar animasi bergerak. Dengan animasi kantong hitung tersebut peserta didik bisa melihat proses pengurangan dan penjumlahan secara langsung, hal ini membuat peserta didik lebih mudah dalam memahami tiap materi yang disampaikan. Hal tersebut sejalan dengan teori yang disampaikan oleh Bruner dalam Mulyono Abdurrohman, 1999: 34 terdapat beberapa tahapan pembelajaran salah satunya adalah tahap econic yang ditandai oleh penggunaan perumpamaan atau tamsilan imagery. Penggunaan media animasi kantong hitung yang memperhatikan tahapan-tahapan pembelajaran tersebut terbukti berhasil dilihat dari meningkatnya hasil tes dari tes kemampuan awal, test siklus I, dan test siklus II sebagaimana yang telah dijelaskan di atas. commit to user 116 Media animasi kantong hitung dalam penelitian ini`penyajiannya tidak terlalu verbalist atau tulisan-tulisan saja, melainkan penyajian proses asal-usul penjumlahan dan pengurangan terlihat jelas. Hal ini sejalan dengan teoriyang disampaikan oleh Arief S. Sadiman, dkk 1986: 16-17 yang menyatakan bahwa secara umum media pendidikan mempunyai beberapa kegunaan salah satunya adalah memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalist dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka. Media animasi kantong hitung dalam penelitian ini dibuat dengan gambar-gambar animasi yang menarik yang dapat dimainkkan oleh peserta didik sehingga memotivasi peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran. Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, prestasi dan keaktifan peserta didik mengalami kenaikan dalam tiap siklus. Pada test kemampuan awal terdapat tiga peserta didik atau 33 yang aktif dalam pembelajaran. Pada siklus I terjadi peningkatan 11, jadi total terdapat empat peserta didik atau 44 yang aktif dalam pembelajran matematika tersebut. Sedangkan pada siklus II peningkatan mencapai 56 sehingga menjadi total 100 atau keseluruhan dari sembilan peserta didik yang aktif dalam pembelajaran. Secara umum media tersebut mempunyai beberapa kelebihan diantaranya: 1 media tersebut menarik dan menyenangkan sehingga memotivasi peserta didik untuk lebih aktif dalam pembelajaran matematika khususnya materi penjumlahan dan pengurangan, 2 media tersebut bersifat visual sehingga mempermudah peserta didik memahami materi dalam pembelajaran matematika khususnya penjumlahan dan pengurangan, 3 media tersebut menggambarkan terjadinya proses pengurangan dan penjumlahan secara jelas, jadi anak tidak hanya membayangkan atau abstrak tapi dapat melihat langsung. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Hamalik dalam Azhar Arsyad, 2005: 15 yang menyatakan bahwa, “pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa”. Untuk itu, penggunaan media ini perlu dipertahankan dengan menerapkan media animasi kantong hitung dalam pembelajaran commit to user 117 matematika pada materi penjumlahan dan pengurangan. Terdapat peningkatan prestasi dan keaktifan peserta didik tersebut dapat dilihat dari pelaksanaan pretest, test siklus I, dan test siklus II yang dapat digambarkan bahwa prosentasi keberhasilan adalah 99 X 100 = 100. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Penerapan Media Animasi Kantong Hitung dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika pada Materi Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I Semester II SLB-B YRTRW Surakarta Tahun Ajaran 2010 2011. commit to user 118 BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI

A. Simpulan

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MEDIA ALAM SEKITAR DAPAT MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS II SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008 2009

0 3 141

PENGARUH MEDIA ‘MAHIR MATH SD 05’ TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK TUNARUNGU KELAS D5 SLB­B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008 2009

0 4 62

PENGARUH MEDIA INTERAKTIF ANIMASI 3 DIMENSI DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA ANAK TUNARUNGU KELAS D6 DI SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010 2011

2 9 95

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SUB POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT MELALUI PERMAINAN DUA WARNA BAGI SISWA KELAS IV SLB C SHANTI YOGA KLATEN TAHUN AJARAN 2010 2011

0 1 78

PENGARUH PENGGUNAAN KOMPUTER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI MATEMATIKA ANAK TUNARUNGU KELAS D4 SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

1 3 74

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA KONSEP OPERASI PENGURANGAN BILANGAN ASLI MELALUI MACROMEDIA FLASH BAGI SISWA KELAS III SLB C SETYA DARMA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

3 33 122

PENERAPAN MEDIA VISUALUNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELMPAR DAN MENANGKAP BOLA PADA SISWA KELAS IV SDLB-B SLB YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 18

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI MENGELOMPOKKAN BANGUN DATAR SEDERHANA DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS D1/C1 SLB NEGERI SALATIGA SEMESTER II TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 18

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DAKON TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG PEMBAGIAN PADA SISWA TUNARUNGU KELAS II B SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 20

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI BERHITUNG PENJUMLAHAN BILANGAN 1-40 MELALUI ALAT PERAGA KANTONG BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS V DI SLB B-C PANCA BAKTI MULIA SURAKARTA TAHUN AJARAN 20172018

0 0 17