Faktor Penyebab Ketunarunguan Hakekat Anak Tunarungu

commit to user 13 menyerang telinga bagian luar, tengah, maupun dalam. Kerusakan tersebut mulai dari taraf ringan, sedang, maupun tuli total, sehingga mengakibatkan terjadinya hambatan dalam perkembangan bahasanya dan memerlukan pendidikan khusus sesuai karakteristiknya. Ketunarunguan ini juga mengakibatkan anak mengalami kesulitan dalam memperoleh dan mengolah informasi yang bersifat auditif, sehingga dapat menimbulkan hambatan dalam melakukan aktivitas berbahasa dan komunikasi secara verbal. Hambatan komunikasi yang bersifat auditif tersebut berpengaruh terhadap penerimaan dan pengolahan informasi dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga mengakibatkan prestasi akademik mereka rendah dan pendidikan anak tunarungu menjadi lebih lambat dibanding anak mendengar. Atas dasar itulah, pemberian layanan pendidikan yang relevan dengan karakteristik kelainan anak tunarungu dapat diharapkan menimbulkan motif berprestasi. Anak yang mengalami kelainan pendengaran akan menanggung konsekuensi sangat kompleks, tidak terkecuali dalam pendidikannya. Anak tunarungu seringkali dihinggapi rasa keguncangan, tidak percaya diri dan tidak mampu mengontrol lingkungannya. Kondisi ini tidak menguntungkan bagi penderita tunarungu yang harus berjuang dalam meniti tugas perkembangannya. Beberapa rentetan masalah yang muncul akibat gangguan ini, penderita akan mengalami berbagai hambatan dalam meniti perkembangannya, tidak terkecuali aspek akademiknya. Berdasar hal tersebut, maka untuk mengembangkan potensi anak tunarungu secara optimal praktis memerlukan layanan atau kebutuhan secara khusus tidak terkecuali dalam penggunaan media dalam pembelajaran.

b. Faktor Penyebab Ketunarunguan

Ketunarunguan disebabkan oleh banyak faktor. Beberapa ahli mendefinisikan penyebab ketunarunguan dari berbagai sudut pandang. Berdasarkan waktu terjadinya, penyebab ketunarunguan dapat terjadi pada waktu sebelum lahir prenatal, ketika lahir natal, dan setelah dilahirkan postnatal. Menurut Permanarian Somad dan Tati Hernawati 1996: 33 faktor- faktor penyebab ketunarunguan dapat dikelompokkan sebagai berikut: commit to user 14 1. Faktor dalam diri anak Faktor dalam diri yang bisa menyebabkan ketunarunguan antaralain: a Disebabkan oleh faktor keturunan dari salah satu atau kedua orangtuanya yang mengalami ketunarunguan. Banyak kondisi genetik yang berbeda sehingga dapat menyebabkan ketunarunguan. Transmisi yang disebabkan oleh gen yang dominan represif dan berhubungan dengan jenis kelamin. b Ibu yang sedang mengandung menderita penyakit campak Jerman rubella. Penyakit rubella pada masa kandungan tiga bulan pertama akan berpengaruh buruk pada janin. Rubella dari pihak ibu merupakan penyebab yang paling umum yang dikenal sebagai penyebab ketunarunguan. c Ibu yang sedang mengandung menderita taxoemenia, hal ini bisa mengakibatkan kerusakan pada plasenta yang mempengaruhi terhadap pertumbuhan janin. Jika hal tersebut menyerang syaraf atau alat-alat pendengaran maka anak tersebut akan lahir dalam keadaan tunarungu. 2. Faktor dari luar diri anak a Anak mengalami infeksi pada saat dilahirkan. Misal, anak terserang herpes implex, jika infeksi ini menyerang alat kelamin ibu dapat menular pada saat anak dilahirkan. Demikian pula dengan penyakit kelamin yang lain, dapat ditularkan melalui terusan jika virusnya masih dalam keadaan aktif. Penyakit-penyakit yang ditularkan oleh ibu kepada anak yang dilahirkan dapat menimbulkan infeksi yang dapat menyebabkan kerusakan pada alat- alat atau syaraf pendengaran. b Meningitis atau radang selaput. Berdasar beberapa hasil penelitian para ahli tentang ketunarunguan yang disebabkan karena meningitis antaralain penelitian yang dilakukan vermon. c Otitis media radang telinga bagian tengah Otitis media adalah radang pada telinga bagian tengah. Sehingga menimbulkan nanah, dan nanah tersebut mengumpul dan mengganggu hantaran bunyi. Jika kondisi ini kronis dan tidak segera diobati, penyakit ini bisa menimulkan kehilangan pendengaran yang tergolong ringan sampai sedang. Otitis media adalah salah satu penyakit yang sering terjadi pada commit to user 15 anak-anak sebelum mencapai usia 6 tahun. Anak-anak secara berkala harus mendapat pemeriksaan dan pengobatan yang teliti sebelum memasuki sekolah karena kemungkinan menderita otitis media yang menyebabkan ketunarunguan. ketunarunguan yang disebabkan otitis media adalah tunarungu tipe konduktif. Davis dan Flower mengatakan bahwa nanah yang ada di telinga bagian tengah lebih sering menjadi penyebab hilangnya pendengaran. Otitis media juga dapat ditimbulkan karena infeksi pernafasan atau pilek dan penyakit anak-anak seperti campak. d Penyakit lain atau kecelakaan yang dapat mengakibatkan kerusakan alat-alat pendengaran bagian tengah dan dalam. Moh. Effendi 2006: 65-66 menyatakan, secara terinci determinan ketunarunguan yang terjadi sebelum, saat, dan sesudah anak dilahirkan dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Ketunarunguan sebelum lahir prenatal, yaitu ketunarunguan yang terjadi ketika anak masih dalam kandungan ibunya. Ada beberapa kondisi yang menyebabkan ketunarunguan yang terjadi pada saat anak dalam kandungan, antaralain adalah a hereditas atau keturunan, menurut Moores presentasi anak yang mengalami ketunarunguan jenis ini sekitar 30-60. Ketunarunguan jenis ini sering disebut tunarungu genetis; b maternal rubella, merupakan penyakit cacar air Jerman, atau campak. Virus penyakit tersebut berbahaya jika menyerang wanita ketika tiga bulan pertama waktu kehamilan sebab dapat mempengaruhi atau berakibat buruk terhadap anak atau bayi yang dikandungnya; c pemakaian antibiotik overdosis, beberapa obat-obatan antibiotik yang jika diberikan dalam jumlah besar akan mengakibatkan ketunarunguan atau kecacatan yang lain. Contoh obat-obat tersebut adalah sterptomycin, dan kanamicin; d taxoemia, ketika sang ibu sedang mengandung, karena suatu sebab tertentu sang ibu menderita keracunan pada darahnya taxoemia. Kondisi ini dapat berpengaruh pada rusaknya placenta atau janin yang dikandungnya, akibatnya ada kemungkinan sesudah bayi lahir aakan menderita tunarungu. commit to user 16 2. Ketunarunguan yang terjadi saat lahir neonatal, yaitu ketunarunguan yang terjadi saat anak dilahirkan. Ada beberapa kondisi yang menyebabkan ketunarunguan yang terjadi pada saat anak dilahirkan antaralain sebagai berikut: a lahir premature, premature adalah proses bayi lahir yang terlalu dini sehingga berat badan dan panjang badannya realatif sering di bawah normal, dan jaring-jaringan tubuhnya masih sangat lemah, akibatnya anak lebih mudah terkena anoxia kekurangan oksigen yang berpengaruh pada kerusakan inti cochlea; b Rhesus Factor, ketunarunguan yang dialami oleh anak-anak yang dilahirkan bisa jadi karena ketidakcocokan antara rhesus ibu dengan rhesus anak yang dikandungnya. Ketidakcocokan rhesus tersebut dapat terjadi jika seorang perempuan memiliki rhesus negatif kawin dengan laki-laki yang mempunyai rhesus positif maka akan ada kemungkinan anak yang dikandung mempunyai rhesus positif, seperti yang dimiliki ayahnya, dan tidak sejenis dengan rhesus ibunya. Akhirnya sel-sel darah merah yang membentuk antibodi, justru akan merusak sel-sel darah merah anak, dan anak mengalami kekurangan sel darah merah anemia, menderita sakit kuning jaundice. Ketika anak tersebut lahir akan menderita ketunarunguan. Jadi kesimpulannya, selama anak yang dikandung, jika jenis rhesus darah anak tidak sesuai dengan rhesus darah ibu yang mengandungnya, selama itu pula anak yang dilahirkan akan mengalami abnormalitas kelainan, dan sebaliknya jika rhesus darah sesuai maka anak yang dilahirkan akan normal; c tang verlossing, adakalanya bayi yang dikandung tidak dapat lahir secara wajar, artinya untuk mengeluarkan bayi tersebut dari kandungannya mempergunakan pertolongan atau bantuan alat. Untuk mengatasi kondisi yang demikian biasanya dokter menggunakan tang dalam membantu lahir bayi. Lahir dengan cara ini memang dapat berhasil, tetapi tidak jarang mengalami kegagalan yang fatal pada susunan syaraf pendengaran, akibatnya kemungkinan anak mengalami ketunarunguan. 3. Ketunarunguan setelah lahir postnatal, yaitu ketunarunguan yang terjadi setelah anak dilahirkan oleh ibunya. Ada beberapa kondisi yang menyebabkan ketunarunguan yang terjadi setelah dilahirkan antaralain sebagai berikut: commit to user 17 a Penyakit meningitis cerebralis, adalah peradangan yang terjadi pada selaput otak. Terjadinya ketunarunguan ini karena pada pusat susunan syaraf pendengaran mengalami kelainan akibat peradangan tersebut. Jenis ketunarunguan akibat peradangan selaput otak ini biasanya jenis ketunarunguan perseptif. Oleh karena itu untuk menghindari terjadinya peradangan yang fatal harus berhati-hati dalam menjaga bagian-bagian vital di daerah kepala, agar tidak mengalami kecelakaan, seperti jatuh, atau terkena benturan benda-benda keras, yang akan berakibat fatal. b Infeksi, ada kemungkinan sesudah anak lahir kemudian terserang penyakit campak measles, thypus, influeza, dan lain-lain. Keberadaan anak yang terkena akut akan menyebabkan anak mengalami tunarungu persepektif karena virus-virus akan menyerang bagian-bagain penting dalam rumah siput cochlea sehingga mengakibatkan peadangan. c Otitis media, keadaan ini menunjukkan dimana cairan otitits media kopoken=jawa yang berwarna kekuning-kuningan tertimbun di dalam telinga tengah. Kalau keadaanya sudah kronis atau tidak terobati dapat menimbulkan gangguan pendengaran, karena hantaran suara yang melalui telinga bagian tengah terganggu. Pada penderita secretory otitis akan menderita ketunarunguan konduktif. Bedanya cairan mengental dan menyumbat rongga telinga bagian tengah, dan terjadi pembesaran adenoid, sinusitis dan seterusnya sehingga terjadilah alergi pada alat pendengaran. penyakit ini sering terjadi pada masa anak-anak, satu dari delapan anak yang diduga mengalami otitis media. M. Tholib, dalam http:bintangbangsaku.comartikel200902anak-tunarungu mengemukakan pendapat tentang factor penyebab tunarungu sebagai berikut: 1. penyebab tunarungu tipe konduktif: a. kerusakan gangguan yagn terjadi pada telinga luar yang dapat disebabkan antaralain oleh: 1 tidak terbentuknya lubang telinga bagian luar atresia meatus skudtikud externus, dan 2 terjadinya peradangan pada lubang telinga luar otitis externa commit to user 18 b. keruskan gangguan yang terjadi pada telinga tengah, yang dapat disebabkan antaralain oleh hal-hal berikut: 1 Ruda Paksa, yairu adanya tekanan benturan yagn keras pada telinga seperti karena jatuh tabrakan, tertusukk, dan sebagainya. 2 Terjadinya peradangan infeksi pada telinga tengah otitis media, 3 Otosclerosisi, yaitu terjadinya pertumbuhan tulang pada kaki tulang stapes, 4 Tympanysclerosis, yaitu adanya lapisan kalsium zat kapur pada gendang dengar membran timpani dan tulang pendengaran. 5 Anomali kongenital dari tulang pendengaran atau tidak terbentuknya tulang pendengarn yang dibawa sejak lahir. 6 Disfungsi tuba eusthachius saluran yang menghubungakn rongga telinga tengah dengan rongga mulut, akibat alergi atau tumor pada nasopharynx. 2. penyebab terjadinya tunarungu tipe sensorineural a. disebabkan oleh faktor genetik keturunaan b. disebabkan oleh faktor nongenetik antaralain: 1 rubella campak Jerman 2 ketidaksesuaian antara darah ibu dan anak 3 meningitis selaput otak 4 trauma akustik Trybus dalam Permanarian Somad dan Tati Hernawati 1996: 32-33 mengemukakan bahwa “penyebab tunarungu yaitu: 1 keturunan, 2 penyakit bawaan dari pihak ibu, 3 komplikasi selama kehamilan dan kelahiran, 4 radang selaput otak, 5 otitis media, dan 6 penyakit anak berupa radang atau luka-luka. Menurut Moh. Amin dkk dalam Sardjono, 2000: 10 berdasarkan waktunya faktor penyebab ketunarunguan adalah sebagai berikut: 1 faktor sebelum anak dilahirkan prenatal, 2 faktor saat anak dilahirkan natal, 3 faktor sesudah anak dilahirkan postnatal. Hal tersebut dapat dijelaskan secara singkat sebagai brikut: 1 Faktor sebelum anak dilahirkan atau masih dalam kandungan masa prenatal commit to user 19 a Faktor keturunan hereditas b Cacar air, campak rubella, gueman measles c Terjadi taxoemia keracunan darah d Penggunaan pil kina atau obat-obatan dalam jumlah besar usaha untuk mengugurkan kandungan e Kelahiran premature f Kekurangan osigen anoxia 2 Pada waktu proses kelahiran masa neonatal a Faktor rhesus Rh ibu dan anak tidak sejenis b Anak lahir dengan bantuan forcept alat bantu tang c Proses kelahiran yang terlalu lama 3 Sesudah anak dilahirkan masa postnatal a Infeksi measles campak b Meningitis peradangan selaput otak c Otitis media yang kronis d Terjadi infeksi pada alat-alat pernafasan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa terdapat banyak faktor penyebab ketunarunguan, baik ditinjau dari waktu terjadinya ataupun tempat terjadinya kerusakan indera pendengaran. Faktor-faktor tersebut saling terkait. Berdasarkan waktu terjadinya, penyebab ketunarunguan meliputi prenatal sebelum dilahirkan atau dalam kandungan, neonatal saat dilahirkan, dan post natal sesudah masa kelahiran. Berdasar pada tempat kerusakannya, ketunarunguan disebabkan oleh kerusakan indera bagian luar, tengah dan dalam. Penyebab ketunarunguan tersebut bisa terjadi karena penggunaan obat-obat kimia yang berlebihan, baik disengaja ataupun tidak.

c. Klasifikasi Anak Tunarungu

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MEDIA ALAM SEKITAR DAPAT MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS II SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008 2009

0 3 141

PENGARUH MEDIA ‘MAHIR MATH SD 05’ TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK TUNARUNGU KELAS D5 SLB­B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008 2009

0 4 62

PENGARUH MEDIA INTERAKTIF ANIMASI 3 DIMENSI DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA ANAK TUNARUNGU KELAS D6 DI SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010 2011

2 9 95

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SUB POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT MELALUI PERMAINAN DUA WARNA BAGI SISWA KELAS IV SLB C SHANTI YOGA KLATEN TAHUN AJARAN 2010 2011

0 1 78

PENGARUH PENGGUNAAN KOMPUTER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI MATEMATIKA ANAK TUNARUNGU KELAS D4 SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

1 3 74

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA KONSEP OPERASI PENGURANGAN BILANGAN ASLI MELALUI MACROMEDIA FLASH BAGI SISWA KELAS III SLB C SETYA DARMA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

3 33 122

PENERAPAN MEDIA VISUALUNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELMPAR DAN MENANGKAP BOLA PADA SISWA KELAS IV SDLB-B SLB YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 18

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI MENGELOMPOKKAN BANGUN DATAR SEDERHANA DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS D1/C1 SLB NEGERI SALATIGA SEMESTER II TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 18

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DAKON TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG PEMBAGIAN PADA SISWA TUNARUNGU KELAS II B SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 20

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI BERHITUNG PENJUMLAHAN BILANGAN 1-40 MELALUI ALAT PERAGA KANTONG BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS V DI SLB B-C PANCA BAKTI MULIA SURAKARTA TAHUN AJARAN 20172018

0 0 17