Dampak Pencemaran Industri Estimasi Biaya Eksternal dan Willingness to Accept Masyarakat Akibat Pencemaran di Sekitar Kawasan Pabrik Gula Cepiring, Kendal
9 1. Lingkungan tidak mendapat pengaruh yang berarti. Hal tersebut karena volume
limbah relatif kecil, parameter pencemar yang terdapat dalam limbah sedikit dengan konsentrasi kecil.
2. Ada pengaruh perubahan, tetapi tidak mengakibatkan pencemaran. 3. Memberikan perubahan dan menimbulkan pencemaran.
Sedangkan faktor-faktor yang memengaruhi kualitas limbah antara lain volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah.
Limbah dalam industri ditinjau dari segi karakteristiknya dibedakan menjadi tiga bagian Kristanto, 2004:
1. Limbah cair Limbah ini biasanya bersumber dari pabrik yang menggunakan air dalam
proses produksinya, bahan baku yang mengandung air sehingga dalam proses pengolahannya air tersebut harus dibuang. Air dari pabrik mengandung padatan
dan partikel, baik yang terlarut maupun yang mengendap. Sering sekali air buangan pabrik berwarna keruh dan bersuhu tinggi. Air limbah tercemar secara
visual dapat dinilai melalui kekeruhan, warna, rasa, dan bau yang ditimbulkan. 2. Limbah gas dan partikel
Limbah gas dan partikel adalah limbah yang banyak dikeluarkan atau dibuang melalui media udara. Gas, partikulat, dan debu yang dikeluarkan oleh
pencemar melalui udara dipengaruhi oleh arah angin, sehingga jangkauannya akan melebar sesuai arah angin berjalan. Partikel merupakan butiran halus
yang masih bisa dilihat dengan kasat mata seperti uap air, debu, asap, dan kabut. Udara secara alami memiliki kandungan unsur kimia seperti oksigen,
nitrogen, hidrogen, karbondioksida dan jenis gas lainnya. Apabila ada penambahan unsur lain ke dalam udara sehingga melebihi ambang batas
kandungan alaminya, akibatnya kualitas udara akan mengalami penurunan. 3. Limbah padat
Limbah ini merupakan limbah yang dikeluarkan dalam bentuk padatan, lumpur, dan bubur yang berasal dari sisa proses pengolahan suatu kegiatan.
Jika dilihat dari segi pemanfaatannya, limbah tersebut dapat dikategorikan menjadi limbah padat yang dapat didaur-ulang contohnya plastik, tekstil,
10 logam dan limbah padat yang tidak dapat dapat dimanfaatkan lagi atau tidak
memiliki nilai ekonomis. Selain ketiga jenis limbah tersebut, terdapat juga bahan-bahan lain yang
berbahaya dalam pabrik. Bahan tersebut sifat fisik dan kimianya tergolong berbahaya bagi lingkungan apabila sampai terbuang. Sifat racun dari suatu bahan
belum tentu sama dengan sifat bahaya. bahan yang bersifat beracun belum tentu bersifat membahayakan apabila dimanfaatkan secara tepat. Sifat racun
menunjukan efek biologis kemampuan untuk melukai tubuh, sedangkan sifat bahaya menunjukkan terjadinya kemungkinan kerugian.
Kegiatan suatu industri dan teknologi perlu adanya usaha pengendalian limbah industri yang bertujuan untuk memaksimalkan dampak positif dan untuk
meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan. Adapun usaha untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran tersebut terdiri dari dua macam cara
yaitu penanggulangan
secara non-teknis
dan penanggulangan
teknis. Penanggulangan non-teknis merupakan suatu usaha untuk mengurangi
pencemaran dengan cara membuat peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri
dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran yang dapat menurunkan kualitas lingkungan. Penanggulangan teknis dapat berupa penerapan AMDAL sedangkan
penanggulangan non-teknis dapat berupa pengaturan undang-undang Wardhana, 2004.