Latar Belakang Estimasi Biaya Eksternal dan Willingness to Accept Masyarakat Akibat Pencemaran di Sekitar Kawasan Pabrik Gula Cepiring, Kendal

2 adanya sisa yang dihasilkan berupa limbah yang dapat mengakibatkan eksternalitas negatif apabila tidak diolah dengan baik. Pabrik gula merupakan industri yang mengolah barang mentah menjadi barang jadi. Dalam hal ini barang mentah tersebut adalah tebu yang menghasilkan barang jadi berupa gula putih. Selain menghasilkan produk utamanya berupa gula, pabrik juga menghasilkan bahan sampingan dan bahan buangan. Bahan buangan tersebut dapat berbentuk padatan, cair, dan gas. Limbah padatan yang ditimbulkan pabrik gula berupa daun dan pucuk tebu, blotong, ampas bagasse, dan abu. Salah satu limbah cair yang ditimbulkan oleh pabrik berupa tetes molasses. Selain itu limbah cair yang ditimbulkan berasal dari mesin-mesin pendingin, luberan limbah cair yang keluar tidak sengaja dari bahan pengolah lainnya, air pencucian peralatan, larutan gula dari peralatan, sisa filtrasi blotong, tumpahan nira yang masuk saluran air buangan, cairan bekas analisa laboratorium, dan minyak. Sedangkan limbah gas atau partikel yang ditimbulkan pabrik berupa gas CO 2 dan belerang dioksida SO 2 , keduanya merupakan limbah gas yang keluar dari cerobong reaktor sulfitir pada proses pemurnian nira tebu yang kurang sempurna menyebabkan polusi udara di atas pabrik Yuliandari, 2008. Perusahaan skala besar seperti pabrik gula mempunyai kewajiban mengolah limbah yang dihasilkan. Limbah padat yang berupa daun, pucuk tebu, batang tua, dan batang kering biasanya dijadikan bahan baku untuk pakan ternak sedangkan limbah padat berupa blotong yang dihasilkan melalui stasiun pemurnian dijadikan pupuk organik. Limbah cair harus diproses terlebih dahulu dengan menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL agar kadar pencemarannya tidak berdampak negatif ke lingkungan. Limbah cair yang telah diolah melalui IPAL akan dibuang ke saluran pembuangan seperti sungai ataupun diresapkan ke dalam tanah. Limbah cair tersebut banyak mengandung bahan kimia, organik, maupun anorganik. Sungai yang menjadi sumber mata air bagi masyarakat untuk digunakan berbagai aktivitas seperti keperluan mandi, cuci, maupun pengairan apabila menjadi tempat saluran pembuangan limbah, maka baku mutu limbah yang dibuang harus memenuhi standar yang telah ditetapkan begitu juga dengan limbah udara maupun bahan berbahaya dan beracun B3. 3 Banyaknya sisaan yang ditimbulkan selama proses gula diproduksi menyebabkan banyaknya juga eksternalitas yang timbul dan berdampak terhadap lingkungan maupun masyarakat sekitar. Eksternalitas positif yang muncul dari kegiatan pabrik gula sangat beragam diantaranya penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan asli daerah PAD, sumber devisa negara dan peningkatan infrastruktur di daerah pabrik. Eksternalitas negatif juga timbul sebagai hasil sampingan dari kegiatan pabrik khususnya ketika selama proses memproduksi gula. Pabrik gula Cepiring merupakan satu-satunya pabrik berskala besar yang berada di Desa Cepiring. Keberadaan pabrik tersebut cukup memberi dampak ke masyarakat sekitar pabrik tersebut baik dalam segi ekonomi, sosial maupun lingkungan. Sebagian masyarakat memperoleh manfaat dari pekerjaan di pabrik yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Namun jika ditinjau dari aspek lingkungan, masyarakat merasakan dampak pencemaran melalui limbah yang dikeluarkan baik mulai dari limbah udara, limbah cair, maupun limbah suara. Salah satu indikator untuk mengetahui kualitas suatu bahan buangan yaitu dengan melakukan pengamatan baik secara fisik, kimia, dan biologi, tidak terkecuali dengan bahan buangan berupa cairan, Tabel 1 menunjukkan hasil analisa kualitas limbah cair pabrik gula Cepiring. Tabel 1 Hasil analisa kualitas limbah cair pabrik gula Cepiring Desember 2012 Parameter Satuan Hasil analisa Perda Provinsi Jateng No. 5 Tahun 2012 Inlet Outlet Kadar maks. mgl Beban maks. gton Fisika Temperatur C 30 33 Zat Padat tersuspensi TSS mgl 22 15 100 50 Kimia Ph - 7.5 7.7 6-9 BOD 5 mgl 1200 170 100 50 COD mgl 2910.45 380.60 250 125 Sulfida sebagai S mgl 0.8323 0.7225 1.0 0.5 Minyak lemak mgl 0.45 0.38 5 2.5 Debit maksimum 0.5 m 3 per ton tebu yang diolah Sumber: BLH Kota Semarang 2012 4 Hasil analisa kualitas limbah cair pada Tabel 1 menunjukkan terdapat beberapa parameter yang melebihi batas baku yang telah ditetapkan. Parameter tersebut adalah BOD, yaitu dengan angka 170 mgl dan COD dengan angka 380,60 mgl. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kualitas limbah cair dalam keadaan kurang baik. Selain pengamatan secara kimia dan biologi seperti hasil uji di atas, secara kasat mata air limbah terlihat keruh, hitam dan bau. Hal itu diduga karena pabrik menggiling tebu dengan kapasitas melebihi daya tampung IPAL, sehingga IPAL terkadang tak berjalan optimal. Akibatnya rumah-rumah warga maupun sawah yang berdekatan dengan saluran air yang dialiri air limbah ikut terkena dampak berupa keruhnya saluran air untuk irigasi, tercemarnya sumur warga, dan merebaknya bau menyengat di saluran air dan sekitarnya. Eksternalitas negatif yang masih dirasakan masyarakat sekitar membutuhkan penanganan yang serius. Selama ini pihak pabrik telah memberikan kompensasi dalam bentuk fasilitas umum seperti perbaikan jalan, pembangunan WC umum, pembangunan tempat ibadah umum dan lain sebagainya. Selain itu beberapa bentuk kegiatan untuk menangani atas kerugian masyarakat melalui program-program Corporate Social Responsibility CSR, seperti pemberian tempat sampah, bantuan pendirian rumah warga, dan lain-lain namun pihak pabrik menyadari bahwa tindakan tersebut sifatnya tidak rutin dan tidak tepat sasaran. 2 Perlu adanya studi tentang eksternalitas negatif dari kegiatan pabrik gula terhadap masyarakat sekitar. Studi tersebut terkait eksternalitas yang timbul dari keberadaan pabrik gula, kesediaan menerima dana kompensasi terhadap pencemaran yang dirasakan masyarakat dan faktor-faktor apa saja yang memengaruhi dana kompensasi bersedia diterima masyarakat.

1.2 Perumusan Masalah

Aktivitas produksi pabrik gula Cepiring telah berlangsung sejak tahun 2008. Sejak pabrik gula tersebut beroperasi kembali, banyak masyarakat sekitar khususnya warga yang memanfaatkan air tanah dan petani mengeluhkan adanya limbah cair yang dibuang ke saluran air. Masyarakat menduga bahwa tercemarnya 2 Berdasarkan wawancara bagian CSR Pabrik Gula. Tanggal 11 Maret 2013. 5 lingkungan akibat adanya aktivitas pembuangan limbah cair yang berasal dari pabrik gula tersebut. Indikator bahwa air lingkungan telah tercemar menurut Wardhana 2004 diantaranya adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati melalui perubahan suhu air, perubahan pH atau konsentrasi ion hidrogen, perubahan warna, bau dan rasa air, timbulnya endapan, adanya mikroorganisme, serta meningkatnya radioaktivitas air lingkungan. Saluran air yang menjadi saluran pembuangan limbah pabrik berkemungkinan telah tercemar berdasarkan beberapa indikator tersebut. Selain itu masyarakat merasakan berbagai perubahan dan gangguan pencemaran udara. Meskipun beberapa dari mereka menyadari bahwa telah terjadi perubahan dari tahun ke tahun terkait pencemaran udara dimana pada tahun 2008- 2011 dampak udara sangat dirasakan namun setelah adanya protes dari warga yang dimediasi oleh pemerintah membuat pihak pabrik bertindak untuk mengatasi pencemaran udara, sehingga dampak pencemaran udara berkurang di dua tahun terakhir. 3 Tabel 2 menampilkan hasil pengujian kualitas udara ambien pada bulan Juni 2012. Tabel 2 Hasil pengujian kualitas udara ambien pada pemantauan Juni 2012 Parameter Satuan Hasil Baku mutu NO 2 3 31.1 316 SO 2 3 LoD 632 CO 3 4.100 15.000 H 2 S Ppm 0,001 0,02 NH 3 Ppm 0,048 2 Debu 3 222,6 230 Sumber : Laporan Hasil Uji BPPKH Provinsi Jawa Tengah 2012 Keterangan : Jarak ± 300 meter searah angin Desa Cepiring Kecepatan angin: 0 – 2,1 mdtk Kelembapan udara: 56 Tekanan udara: 758 mmHg Arah angin: dari utara Hasil pengujian semua parameter di bawah standar baku mutu yang telah ditetapkan, namun hasil pengujian pada parameter debu mendekati baku mutu yang ditetapkan. Eksternalitas lain yang ditimbulkan aktivitas pabrik gula saat berproduksi adalah kebisingan. Kebisingan yang ditimbulkan berasal dari suara mesin, peralatan, dan bel masuk. Suara mesin tersebut berasal dari generator, boiler, mesin penggiling tebu, mesin pemasakan, evaporator, dan mesin lainnya. 3 Berdasarkan wawancara Ketua RW IV Desa Cepiring, Kendal. Tanggal 22 Februari 2013.

Dokumen yang terkait

PERANCANGAN COMPANY PROFILE DAN MEDIA PROMOSI PARIWISATA PABRIK GULA CEPIRING KABUPATEN KENDAL

3 59 338

SEJARAH PERKEMBANGAN PABRIK GULA CEPIRING DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KENDAL TAHUN 1975 1997

8 137 96

Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi dan Willingness to Pay Masyarakat Akibat Pencemaran Air Tanah Studi Kasus di Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara

1 10 12

Estimasi Nilai Kerugian dan Willingness to Accept Masyarakat akibat Pencemaran Air Tanah dan Udara di Sekitar Kawasan Industri: Kasus Industri Kabel di Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor

2 7 191

Analisis Faktor-Faktor Produksi Gula di Pabrik Gula Industri Gula Nusantara, Kecamatan Cepiring, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah

7 49 100

. Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Dan Willingness To Accept Masyarakat Akibat Pencemaran Limbah Cair Sarung Tenun, Desa Wanarejan Utara, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang

0 2 100

Biaya Eksternal dan Willingness to Accept Masyarakat Akibat Eksternalitas Negatif Pabrik Gula Rafinasi Kabupaten Lampung Selatan

0 8 111

Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Pencemaran Air Tanah di Sekitar Kawasan Industri (Studi Kasus Industri Keramik di Kelurahan Nanggewer, Kabupaten Bogor)

5 36 94

Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Masyarakat Akibat Pencemaran Di Sekitar Kawasan Industri Baja (Kelurahan Tegal Ratu, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon).

0 6 101

(ABSTRAK) SEJARAH PERKEMBANGAN PABRIK GULA CEPIRING DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KENDAL TAHUN 1975-1997.

0 0 1