Analisis Besarnya Nilai Dana Kompensasi Responden

57 Tabel 18 Distribusi WTA responden No Nilai WTA RpKKbulan Frekuensi orang Frekuensi relatif Mean WTA Rp Jumlah WTA Rp 1 25.000 3 0,08 1.973,68 75.000 2 50.000 5 0,13 6.578,95 250.000 3 75.000 2 0,05 3.947,37 150.000 4 100.000 5 0,13 13.157,89 500.000 5 200.000 2 0,05 10.526,32 400.000 6 250.000 3 0,08 19.736,84 750.000 7 300.000 3 0,08 23.684,84 900.000 8 500.000 3 0,08 39.473,68 1.500.000 9 700.000 2 0,05 36.842,11 1.400.000 10 1.000.000 6 0,16 157.894,74 6.000.000 11 1.200.000 4 0,11 126.315,79 4.800.000 Total 38 1 440.131,6 16.725.000 Sumber: Data primer diolah 2013 4. Menduga bid curve Kurva lelang atau bid curve WTA responden dibentuk berdasarkan nilai WTA respoonden terhadap dana kompensasi yang diinginkan. Kurva tersebut mengilustrasikan hubungan tingkat WTA yang diinginkan RpKKbulan dengan jumlah responden yang bersedia menerima pada tingkat WTA tersebut orang. Hasil survei penelitian pada responden untuk nilai WTA yang bersedia diterima dapat dilihat pada Gambar 15. Nilai WTA per bulan RpKKbulan Jumlah responden orang Gambar 15 Dugaan kurva penawaran WTA 5. Menentukan total WTA Penentuan total WTA diperoleh dari penjumlahan data dimana penawaran rata-rata dikonversikan terhadap total populasi yang dimaksud. Berdasarkan perhitungan, nilai total WTA responden Desa Cepiring sebesar Rp 16.725.000 per bulan. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 18. Nilai tersebut dapat 500000 1000000 1500000 10 20 30 40 58 dijadikan bahan pertimbangan oleh pihak pabrik gula dalam pengambilan keputusan dalam penyelesaian eksternalitas negatif. 6. Evaluasi pelaksanaan CVM Berdasarkan hasil analisis regresi berganda, diperoleh nilai R 2 terkoreksi sebesar 47 . Nilai 47 memiliki arti bahwa keragaman nilai WTA mampu dijelaskan oleh faktor-faktor yang ada dalam model ada tidaknya kerrugian pencemaran air tanah, ada tidaknya upaya, ada tidaknya kerugian akibat pencemaran udara, kualitas kebisingan, kualitas udara, jarak tempat tinggal, lama tinggal, jumlah tanggungan keluarga, pendapatan, pendidikan, dan usia responden sebesar 47 , sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain di luar model. dapat dilihat pada Lampiran 1. Penelitian ini termasuk penelitian yang terkait dengan benda-benda lingkungan yang dapat mentolerir nilai R 2 terkoreksi hingga 15 menurut Mitchell dan Carson 1989 dalam Garrod and Willis 1999. Oleh karena itu, hasil pelaksanaan CVM dapat diyakini kebenaran dan keandalannya.

8.3 Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Besarnya Nilai WTA

Suatu keputusan seseorang untuk memberikan nilai terhadap suatu sumberdaya, tentu ada sebab faktor yang memengaruhi. Selain mempertimbangkan variabel-variabel yang tangible, faktor intangible seperti keadaan psikologis seseorang terkadang juga memengaruhi penilaian. Namun dalam hal ini aspek psikologis tidak diikutsertakan untuk menjelaskan faktor- faktor yang memengaruhi. Penelitian ini merupakan penelitian sosial dimana banyak faktor baik tangible maupun intangible yang dapat memengaruhi, untuk itu perlu adanya pendugaan variabel-variabel bebas berdasarkan literatur maupun keadaan lapang saat wawancara agar memudahkan penelitian. Dalam penelitian ini sebanyak enam variabel bebas yang digunakan untuk menjelaskan faktor- faktor apa yang memengaruhi besarnya nilai WTA yaitu pendidikan, jarak tempat tinggal, kualitas udara, kualitas kebisingan, ada atau tidaknya kerugian akibat pencemaran air tanah, serta belum atau sudah adanya upaya mengatasi pencemaran, sedangkan variabel tidak bebas dependent adalah nilai WTA responden. Penentuan faktor-faktor apa saja yang berpengaruh nyata terhadap 59 besarnya nilai WTA menggunakan analisis regresi linier berganda melalui software statistik. Berikut hasil analisis nilai WTA responden disajikan pada Tabel 19. Tabel 19 Hasil analisis nilai WTA responden Variabel Bebas Koefisien Sig VIF Constant 553503,497 0,346 Pendidikan PNDK 27684,729 0,060 1,286 Jarak Tempat Tinggal JTT 900,168 0,022 4,041 Kualitas Udara KU -127194,730 0,275 3,603 Kualitas Kebisingan KBS -209989,328 0,088 1,708 Ada atau tidaknya kerugian akibat pencemaran air tanah PCMA 576060,270 0,000 1,825 Belum adanya upaya mengatasi pencemaran UPY 407686,584 0,003 1,323 R-Squares 55,60 Adjusted R-Squares 47 Sumber : Data primer 2013 Keterangan : nyata pada taraf α = 1 nyata pada taraf α = 5 nyata pada taraf α = 10 Berdasarkan Tabel 19, model regresi berganda yang dihasilkan adalah sebagai berikut: WTA = 553503 + 27684 PNDK + 900 JTT - 127195 KU - 209989 KBS + 576060 PCMA + 407687 UPY Tabel 19 menunjukkan bahwa variabel-variabel bebas berpengaruh terhadap model. Analisis regresi berganda harus memenuhi empat asumsi klasik, untuk memenuhi asumsi tersebut, sebanyak 38 respoden yang bersedia menerima kompensasi digunakan dalam pengolahan data. Uji normalitas dilakukan dengan Uji Kolmogorov-Smirnov lihat Lampiran 4. Nilai Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0,512 atau lebih besar dari taraf nyata 5. Hasil tersebut menunjukkan bahwa data residual menyebar normal. Pemeriksaan asumsi terkait masalah multikolinieritas dilihat dari nilai VIF, pada Tabel 19, masing-masing variabel bebas menunjukkan nilai VIF kurang dari 10, hasil tersebut mengindikasikan tidak adanya pelanggaran multikolinieritas dapat dilihat juga pada Lampiran 7. Asumsi selanjutnya regresi berganda adalah tidak adanya autokorelasi. Uji autokorelasi menggunakan Uji Durbin-Watson.

Dokumen yang terkait

PERANCANGAN COMPANY PROFILE DAN MEDIA PROMOSI PARIWISATA PABRIK GULA CEPIRING KABUPATEN KENDAL

3 59 338

SEJARAH PERKEMBANGAN PABRIK GULA CEPIRING DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KENDAL TAHUN 1975 1997

8 137 96

Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi dan Willingness to Pay Masyarakat Akibat Pencemaran Air Tanah Studi Kasus di Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara

1 10 12

Estimasi Nilai Kerugian dan Willingness to Accept Masyarakat akibat Pencemaran Air Tanah dan Udara di Sekitar Kawasan Industri: Kasus Industri Kabel di Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor

2 7 191

Analisis Faktor-Faktor Produksi Gula di Pabrik Gula Industri Gula Nusantara, Kecamatan Cepiring, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah

7 49 100

. Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Dan Willingness To Accept Masyarakat Akibat Pencemaran Limbah Cair Sarung Tenun, Desa Wanarejan Utara, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang

0 2 100

Biaya Eksternal dan Willingness to Accept Masyarakat Akibat Eksternalitas Negatif Pabrik Gula Rafinasi Kabupaten Lampung Selatan

0 8 111

Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Pencemaran Air Tanah di Sekitar Kawasan Industri (Studi Kasus Industri Keramik di Kelurahan Nanggewer, Kabupaten Bogor)

5 36 94

Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Masyarakat Akibat Pencemaran Di Sekitar Kawasan Industri Baja (Kelurahan Tegal Ratu, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon).

0 6 101

(ABSTRAK) SEJARAH PERKEMBANGAN PABRIK GULA CEPIRING DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KENDAL TAHUN 1975-1997.

0 0 1