Tujuan Ruang Lingkup Penelitian

7 1. Objek penelitian ini adalah warga sekitar kawasan pabrik gula yang merasakan dampak pencemaran oleh limbah pabrik. 2. Responden penelitian adalah bapak atau ibu dalam rumah tangga dan pihak- pihak yang terkena dampak pencemaran dan kerugian ekonomi. 3. Eksternalitas yang dikaji dalam penelitian ini merupakan eksternalitas negatif akibat dampak dari pencemaran limbah pabrik gula. 4. Aspek ekonomi yang dibahas adalah biaya eskternal dan nilai yang bersedia diterima oleh masyarakat sebagai kompensasi atas penurunan kualitas lingkungan. 5. Aspek sosial yang dikaji adalah persepsi masyarakat yang berada di sekitar kawasan pabrik gula. 8 II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dampak Pencemaran Industri

Wardhana 2004 mengemukakan bahwa dampak industri dan teknologi mempunyai dampak secara langsung dan tidak langsung. Dampak secara tidak langsung dari kegiatan industri dan teknologi terhadap kehidupan manusia umumnya berhubungan dengan permasalahan sosial masyarakat diantaranya urbanisasi, perilaku, kriminalitas, dan sosial budaya. Dampak tersebut dapat berupa positif dan negatif. Dampak secara langsung terjadi apabila kegiatan industri dan teknologi langsung dirasakan oleh masyarakat. Dampak negatif akibat kegiatan industri dan teknologi dapat dilihat dari terjadinya permasalahan seperti pencemaran udara, pencemaran air, dan pencemaran daratan. Menurut Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. 02MENKLH1988 yang dimaksud dengan pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi danatau komponen lain ke dalam airudara, danatau berubahnya tatanan airudara oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas udaraair menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Permasalahan pencemaran akibat kegiatan industri dan teknologi berkaitan dengan adanya limbah yang dihasilkan oleh proses kegiatan industri dan teknologi itu sendiri. Menurut Kristanto 2004 limbah adalah buangan yang kehadirannya suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Adapun limbah yang mengandung bahan polutan yang bersifat racun dan berbahaya lebih dikenal dengan limbah B-3 sering dijumpai pada suatu industri. Walaupun jumlah bahan tersebut relatif sedikit, tetapi berpotensi untuk merusak lingkungan hidup dan sumber daya. Dalam segi kualitas, spesifikasi limbah diukur dari jumlah kandungan bahan pencemar dalam limbah. Pencemar di dalam limbah memiliki kandungan yang terdiri dari berbagai parameter. Semakin sedikit jumlah parameter dan semakin kecil konsentrasinya, maka semakin kecil peluang untuk terjadi pencemaran lingkungan. Kristanto 2004 mengemukakan beberapa kemungkinan akan terjadi akibat masuknya limbah ke dalam lingkungan sebagai berikut: 9 1. Lingkungan tidak mendapat pengaruh yang berarti. Hal tersebut karena volume limbah relatif kecil, parameter pencemar yang terdapat dalam limbah sedikit dengan konsentrasi kecil. 2. Ada pengaruh perubahan, tetapi tidak mengakibatkan pencemaran. 3. Memberikan perubahan dan menimbulkan pencemaran. Sedangkan faktor-faktor yang memengaruhi kualitas limbah antara lain volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah. Limbah dalam industri ditinjau dari segi karakteristiknya dibedakan menjadi tiga bagian Kristanto, 2004: 1. Limbah cair Limbah ini biasanya bersumber dari pabrik yang menggunakan air dalam proses produksinya, bahan baku yang mengandung air sehingga dalam proses pengolahannya air tersebut harus dibuang. Air dari pabrik mengandung padatan dan partikel, baik yang terlarut maupun yang mengendap. Sering sekali air buangan pabrik berwarna keruh dan bersuhu tinggi. Air limbah tercemar secara visual dapat dinilai melalui kekeruhan, warna, rasa, dan bau yang ditimbulkan. 2. Limbah gas dan partikel Limbah gas dan partikel adalah limbah yang banyak dikeluarkan atau dibuang melalui media udara. Gas, partikulat, dan debu yang dikeluarkan oleh pencemar melalui udara dipengaruhi oleh arah angin, sehingga jangkauannya akan melebar sesuai arah angin berjalan. Partikel merupakan butiran halus yang masih bisa dilihat dengan kasat mata seperti uap air, debu, asap, dan kabut. Udara secara alami memiliki kandungan unsur kimia seperti oksigen, nitrogen, hidrogen, karbondioksida dan jenis gas lainnya. Apabila ada penambahan unsur lain ke dalam udara sehingga melebihi ambang batas kandungan alaminya, akibatnya kualitas udara akan mengalami penurunan. 3. Limbah padat Limbah ini merupakan limbah yang dikeluarkan dalam bentuk padatan, lumpur, dan bubur yang berasal dari sisa proses pengolahan suatu kegiatan. Jika dilihat dari segi pemanfaatannya, limbah tersebut dapat dikategorikan menjadi limbah padat yang dapat didaur-ulang contohnya plastik, tekstil,

Dokumen yang terkait

PERANCANGAN COMPANY PROFILE DAN MEDIA PROMOSI PARIWISATA PABRIK GULA CEPIRING KABUPATEN KENDAL

3 59 338

SEJARAH PERKEMBANGAN PABRIK GULA CEPIRING DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KENDAL TAHUN 1975 1997

8 137 96

Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi dan Willingness to Pay Masyarakat Akibat Pencemaran Air Tanah Studi Kasus di Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara

1 10 12

Estimasi Nilai Kerugian dan Willingness to Accept Masyarakat akibat Pencemaran Air Tanah dan Udara di Sekitar Kawasan Industri: Kasus Industri Kabel di Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor

2 7 191

Analisis Faktor-Faktor Produksi Gula di Pabrik Gula Industri Gula Nusantara, Kecamatan Cepiring, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah

7 49 100

. Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Dan Willingness To Accept Masyarakat Akibat Pencemaran Limbah Cair Sarung Tenun, Desa Wanarejan Utara, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang

0 2 100

Biaya Eksternal dan Willingness to Accept Masyarakat Akibat Eksternalitas Negatif Pabrik Gula Rafinasi Kabupaten Lampung Selatan

0 8 111

Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Pencemaran Air Tanah di Sekitar Kawasan Industri (Studi Kasus Industri Keramik di Kelurahan Nanggewer, Kabupaten Bogor)

5 36 94

Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Masyarakat Akibat Pencemaran Di Sekitar Kawasan Industri Baja (Kelurahan Tegal Ratu, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon).

0 6 101

(ABSTRAK) SEJARAH PERKEMBANGAN PABRIK GULA CEPIRING DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KENDAL TAHUN 1975-1997.

0 0 1