Analisis Fungsi Willingness to Accept WTA

31 mid WTA i = β + β 1 PNDK + β 2 JTT + β 3 KU + β 4 KBS + PCMA β 5 + β 6 UPY + ɛ ……………………………………………………………………..9 Dimana: mid WTA i = nilai WTA responden β = konstanta β 1….. β 6 = koefisien regresi PNDK = tingkat pendidikan tahun JTT = jarak tempat tinggal meter KU = kualitas udara deskriptif KBS = kualitas kebisingan dan getaran deskriptif PCMA = dummy kerugian pencemaran air tanah rugi=1; tidak rugi=0 UPY = dummy kerugian ada atau tidaknya upaya mengatasi pencemaran tidak ada=1, ada=0 i = responden ke-i ɛ = galat Variabel yang diduga berbanding lurus dengan nilai WTA adalah variabel tingkat pendidikan, merasakan kerugian akibat pencemaran air, dan belum adanya upaya mengatasi pencemaran. Tingginya tingkat pendidikan seseorang juga berbanding lurus dengan nilai kompensasi yang diinginkan responden. Hal tersebut karena responden yang berpendidikan tinggi menyadari seberapa besar kerugian yang ditanggung. Variabel ada atau tidaknya kerugian yang dirasakan responden, ketika responden merasa dirugikan bernilai 1 atau telah ada biaya yang dikeluarkan untuk melakukan upaya mengurangi pencemaran maka nilai WTA yang diinginkan diduga akan semakin besar. Variabel dummy belum adanya upaya mengatasi pencemaran diduga berbanding lurus, karena masyarakat yang belum melakukan upaya memiliki keinginan untuk melakukan upaya mengatasi pencemaran sehingga nilai WTA yang diinginkan semakin besar. Variabel yang diduga berbanding terbalik atau berpengaruh negatif dengan nilai WTA adalah jarak tempat tinggal dan variabel-variabel lingkungan kualitas udara dan kualitas kebisingan. Jarak tempat tinggal diduga berpengaruh negatif karena semakin dekat jarak tempat tinggal responden dengan lokasi pabrik, semakin banyak juga dampak yang dirasakan sehingga nilai WTA akan semakin tinggi dibandingkan dengan tempat tinggal yang lokasinya jauh. Kualitas lingkungan diduga berpengaruh negatif karena semakin baik kualitas lingkungan tersebut maka nilai kompensasi yang dinginkan semakin kecil. 32 V GAMBARAN UMUM

5.1 Kondisi Umum Desa Cepiring

Kondisi umum Desa Cepiring yang dijelaskan dalam penelitian ini meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Kondisi sosial ekonomi yang dibahas meliputi jumlah penduduk, tingkat pendidikan, mata pencaharian, serta sarana dan prasarana pendidikan maupun kesehatan.

5.1.1 Kondisi Fisik Daerah

Desa Cepiring secara administratif merupakan salah satu desa dalam wilayah Kecamatan Cepiring, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah. Jarak dari Ibukota Cepiring ke pusat Kota Kabupaten Kendal sekitar 7 km dan ke pusat Kota Provinsi Jawa Tengah, Semarang sekitar 37 km . Desa Cepiring merupakan pusat Kecamatan Cepiring yang terdiri dari empat rukun warga RW dan 38 rukun tetangga RT dengan luas wilayah sebesar 205 ha, dimana luas pemukiman 76 ha, luas persawahan 63 ha, sisanya lain-lain. Adapun batas-batas wilayah Desa Cepiring sebagai berikut: a. Sebelah Utara : Desa Damarsari dan Desa Karangayu b. Sebelah Selatan : Desa Botomulyo c. Sebelah Timur : Sungai Bodri d. Sebelah Barat : Desa Karangayu dan Desa Karangsuno Desa Cepiring memiliki topografi dengan ketinggan tanah sekitar 200 m di atas permukaan laut mdpl sehingga termasuk dataran rendah. Rata-rata curah hujan di wilayah Cepiring tahun 2011 sekitar 216 mm dengan rata-rata hari hujan adalah 11 hari. Dari aspek aksesibilitas dan mobilitas, Desa Cepiring terletak di satu akses jalan utama yaitu Jalan Raya Cepiring, memiliki fisik jalan beraspal dengan kondisi yang cukup baik.

5.1.2 Kondisi Sosial Ekonomi Desa Cepiring

Berdasarkan data BPS 2011 jumlah penduduk Desa Cepiring tergolong paling padat dibandingkan desa lainnya dalam satu kecamatan. Hal itu karena Desa Cepiring merupakan pusat pemerintahan Kecamatan Cepiring dengan letak strategis yang dilalui oleh Jalan Raya Pantai Utara. Jumlah penduduk yang 33 tercatat sebesar 2.891 rumah tangga dengan jumlah penduduk total sebesar 8.647 yang terdiri atas 4.310 laki-laki dan 4.337 perempuan. Kepadatan rumah tangga rata-rata sebesar 3 orang per rumah tangga. Banyaknya penduduk menurut kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 5 berikut: Tabel 5 Jumlah penduduk menurut kelompok umur tahun 2011 No Kelompok umur Laki-laki Perempuan Jumlah 1 – 9 tahun 693 699 1.392 2 10 -19 tahun 761 756 1.517 3 20 - 29 tahun 800 726 1.526 4 30 - 39 tahun 662 639 1.301 5 40 - 49 tahun 617 653 1.270 6 50 - 59 tahun 497 508 1.005 7 60 - 69 tahun 170 196 366 8 70 tahun ke atas 110 160 270 Jumlah 4.310 4.337 8.647 Sumber: Kecamatan Cepiring dalam angka 2011 Tabel 5 menunjukkan bahwa Jumlah penduduk Desa Cepiring didominasi oleh penduduk dengan usia 20-29 tahun sebesar 17,65 persen dari keseluruhan jumlah penduduk, dimana usia tersebut tergolong usia produktif. Apabila dihitung berdasarkan golongan usia produktif, penduduk Desa Cepiring sebagian besar tergolong usia produktif, yaitu sebesar 59,00 persen dari jumlah penduduk keseluruhan. Penduduk yang berada pada usia produktif relatif masih memiliki kekuatan fisik yang cukup menunjang dalam melaksanakan usaha, begitu juga dengan kekuatan pikiran yang relatif terbuka dan cukup dewasa untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari. Pendidikan di Desa Cepiring tergolong baik, hal ini dapat dilihat mayoritas penduduknya memiliki tingkat pendidikan tamatan perguruan tinggi jika dilihat dari segi lamanya tahun sekolah formal, terdiri dari laki-laki sebanyak 726 orang dan perempuan sebanyak 668 orang. Sebaran penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut:

Dokumen yang terkait

PERANCANGAN COMPANY PROFILE DAN MEDIA PROMOSI PARIWISATA PABRIK GULA CEPIRING KABUPATEN KENDAL

3 59 338

SEJARAH PERKEMBANGAN PABRIK GULA CEPIRING DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KENDAL TAHUN 1975 1997

8 137 96

Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi dan Willingness to Pay Masyarakat Akibat Pencemaran Air Tanah Studi Kasus di Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara

1 10 12

Estimasi Nilai Kerugian dan Willingness to Accept Masyarakat akibat Pencemaran Air Tanah dan Udara di Sekitar Kawasan Industri: Kasus Industri Kabel di Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor

2 7 191

Analisis Faktor-Faktor Produksi Gula di Pabrik Gula Industri Gula Nusantara, Kecamatan Cepiring, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah

7 49 100

. Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Dan Willingness To Accept Masyarakat Akibat Pencemaran Limbah Cair Sarung Tenun, Desa Wanarejan Utara, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang

0 2 100

Biaya Eksternal dan Willingness to Accept Masyarakat Akibat Eksternalitas Negatif Pabrik Gula Rafinasi Kabupaten Lampung Selatan

0 8 111

Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Pencemaran Air Tanah di Sekitar Kawasan Industri (Studi Kasus Industri Keramik di Kelurahan Nanggewer, Kabupaten Bogor)

5 36 94

Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Masyarakat Akibat Pencemaran Di Sekitar Kawasan Industri Baja (Kelurahan Tegal Ratu, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon).

0 6 101

(ABSTRAK) SEJARAH PERKEMBANGAN PABRIK GULA CEPIRING DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KENDAL TAHUN 1975-1997.

0 0 1