Perumusan Masalah Analisis penerapan manajemen mutu terpadu pada PT Gilland Ganesha

merupakan sebuah peluang dalam usaha pasokan sayuran organik. PT Gilland Ganesha PT Giga merupakan salah satu perusahaan yang memanfaatkan peluang ini. Aktivitas bisnis yang dijalankan berupa pengadaan, penanganan, dan distribusi sayuran organik. Produk sayuran organik PT Giga dikenal oleh masyarakat dengan merek Giga Organic. Perkembangan jumlah retail- retail modern saat ini turut memperluas potensi pasar PT Giga. Namun, dengan berkembangnya potensi pasar tersebut, perusahaan-perusahaan sejenis juga akan semakin tumbuh sebagai respon dari adanya permintaan pasar. Persoalan mutu merupakan salah satu aspek penting agar dapat bertahan di tengah persaingan yang ada. Mutu seringkali diartikan sebagai kepuasan pelanggan. PT Giga sebagai bagian dari industri berusaha mewujudkannya dengan mengutamakan persoalan mutu. Manajemen Mutu Terpadu MMT merupakan suatu pendekatan untuk memaksimumkan daya saing perusahaan untuk mencapai tingkat mutu yang diharapkan demi tercapainya kepuasan pelanggan. Konsepnya bermula dari manajemen sebagai proses atau rangkaian kegiatan mengintegrasikan sumber daya yang dimiliki, yang harus diintegrasikan pula dengan tahapan pelaksanaan fungsi–fungsi manajemen agar terwujud kerja sebagai kegiatan produksi yang berkualitas . Demi terwujudnya hal tersebut, manajemen mutu pada PT Giga perlu dilaksanakan secara terpadu.

1.2. Perumusan Masalah

PT Giga merupakan salah satu perusahaan agribisnis yang mengusahakan komoditi sayuran organik. Perusahaan ini memulai bisnis sayuran sejak tahun 2007. Walaupun relatif baru dibandingkan perusahaan sejenis lainnya, PT Giga telah berhasil memasok sayuran organik kepada retail-retail modern dan memiliki posisi yang sejajar dengan beberapa perusahaan pendahulunya seperti Parung Farm, Organic Land, Berkah Organic, Bukit Organik dan lain sebagainya. Bahkan, PT Giga berhasil menjadi main supplier pada beberapa store dimana pada store tersebut tidak ada pemasok sayuran organik selain PT Giga. Sayuran organik merupakan salah satu produk hortikultura yang memiliki ciri antara lain mudah rusak perishable atau tidak tahan lama disimpan, memerlukan tempat atau ruangan yang luas, memiliki ukuran besar yang beragam voluminous, dan harga pasar ditentukan oleh mutunya. Berdasarkan ciri-ciri 3 tersebut, maka sayuran organik perlu mendapatkan penanganan yang intensif dimulai dari proses pra panen, panen, hingga pemasaran sehingga dapat sampai di tujuan dengan keadaan yang masih segar. Oleh karenanya, sistem pengendalian mutu yang baik dan terintegrasi dari mulai hulu hingga hilir perlu diperhatikan. Saat ini, PT Giga belum memiliki lahan untuk memproduksi sayuran organik sendiri. Terputusnya kendali mutu pada suatu sistem seringkali menyebabkan mutu produk yang dihasilkan kurang maksimal sehingga perlu untuk dikaji sistem manajemen mutu yang diterapkan PT Giga selama ini. Berbagai kondisi yang terjadi dalam industri sayuran organik perlu diantisipasi agar PT Giga dapat mempertahankan pelanggan serta meningkatkan daya saingnya di tengah persaingan yang semakin tinggi intensitasnya. Salah satu strategi yang dapat diterapkan perusahaan untuk mempertahankan posisinya di tengah persaingan tersebut adalah melalui perbaikan kualitas terus-menerus sehingga memenuhi atau bahkan melebihi harapan pelangganya. Filosofi ini dikenal dengan Manajemen Mutu Terpadu MMT atau dikenal juga dengan Total Quality Management TQM. Penerapan MMT dalam suatu perusahaan dapat memberikan manfaat utama yang pada gilirannya meningkatkan laba serta daya saing perusahaan yang bersangkutan Tjiptono 2003. Konsep MMT menghendaki kendali mutu yang terintegrasi. Sementara, PT Giga memiliki hubungan dengan beberapa Petani Mitra dalam pemenuhan permintaan sayuran organik. Sistem kendali mutu yang terintegrasi untuk tercapainya mutu sayuran organik yang diinginkan, harus dilakukan mulai dari tingkat Petani Mitra sebagai produsen sayuran organik. Saat ini, jumlah Petani Mitra yang dapat memenuhi permintaan PT Giga masih relatif terbatas karena petani produsen yang ada saat ini sudah memiliki pasar tersendiri untuk menjual produknya. Keterbatasan jumlah produsen sayuran organik mempengaruhi jumlah sayuran yang dipasok ke PT Giga. Sedangkan, dari terbatasnya jumlah petani organik tersebut, masih terdapat Petani Mitra yang kurang dapat memenuhi tingkat mutu yang diharapkan. Hal ini mengakibatkan semakin meningkatnya selisih antara permintaan dan penjualan PT Giga kepada retail. Selisih tersebut dapat terlihat pada Tabel 2. 4 Tabel 2 . Volume Permintaan, Penjualan, dan Selisih Pemenuhan Permintaan Sayuran Organik PT Giga, Februari 2009 Sumber : PT Giga, diolah Data penjualan pada Tabel 2 merupakan jumlah akhir yang diterima oleh retail yang merupakan bagian dari jumlah yang dikirimkan PT Giga kepada retail. Kesenjangan permintaan dan penjualan ini tidak sesuai dengan keinginan retail yang menghendaki sayur yang diterima sesuai dengan sayuran yang dipesan. Hal ini menimbulkan keluhan dari retail. Permasalahan keluhan tersebut terkait dengan mutu, dimana mutu seringkali diartikan sebagai kepuasan pelanggan. Selain itu, selisih tersebut juga dihasilkan ole h adanya sayuran reject. Banyaknya sayuran reject yang dihasilkan bergantung pada retail yang dituju. Toko Kemchicks dan Harvey Nichols merupakan pelanggan PT Giga dengan jumlah sayuran reject paling tinggi yaitu sekitar lima belas persen 1 . Hal ini tidak sesuai harapan PT Giga, dimana pihak manajemen menghendaki semua barang yang diterima oleh perusahaan dari Petani Mitra dapat dikirimkan semuanya kepada retail atau maksimal jumlah sayuran reject yang dihasilkan sebanyak satu persen sehingga semua permintaan dari retail dapat terpenuhi. Oleh karena itu, PT Giga perlu melakukan antisipasi untuk mengatasi hal ini dengan memperhatikan manajemen mutu yang diterapkan sehingga persoalan-persoalan tersebut dapat diatasi. Saat ini, PT Giga belum dapat memproduksi sayuran organik sendiri sehingga masih mengandalkan pasokan dari para petani organik yang menjalin hubungan kemitraan dengan PT Giga. Menurut Hadiati 2007, produk yang mempunyai keunggulan bersaing mensyaratkan pasokan bahan baku yang tepat dalam hal waktu, mutu, dan jumlah. Hubungan dengan pemasok merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pelaksanaan MMT. Hubungan dengan pemasok untuk memenuhi beberapa aspek ketepatan tersebut akan mempengaruhi proses 1 Berdasarkan wawancara dengan divisi marketing PT Gilland Ganesha. Nama Retail Permintaan kg Jual kg Selisih kg Kemchicks 1147,45 542,8 -604,65 -52,7 Superindo 2863 1491,5 -1371,5 -47,9 5 bisnis internal perusahaan.Terjalinnya hubunga n baik dengan pemasok akan mendukung ketersediaan bahan baku sesuai kebutuhan. Hal ini akan memperlancar proses produksi untuk menghasilkan produk yang memiliki keunggulan bersaing. Oleh karena itu, PT Giga tetap harus melakukan kendali mutu yang dimulai dari Petani Mitra karena kesenjangan antara permintaan dan penjualan yang terjadi sangat terkait dengan kualitas di tingkat petani sebagai produsen. Kualitas yang kurang baik yang dihasilkan produsen mempengaruhi jumlah sayuran yang layak untuk dipasok kepada proses selanjutnya. Pengendalian mutu harus dilakukan secara holistik dimulai dari bagian para petani yang memasok sayurannya kepada PT Giga. Sesuai dengan konsep kemitraan yang merupakan bentuk hubungan PT Giga dengan petani mitra, hubungan kerjasama yang dijalankan tersebut haruslah menguntungkan kedua pihak. Untuk itu, perlu diketahui apakah insentif yang diberikan kepada Petani Mitra menguntungkan atau tidak dari segi ekonomi maupun pengetahuan mengenai mutu sayuran organik. Hal tersebut dapat memberikan informasi kepada PT Giga mengenai langkah untuk mengubah atau tidak kebijakan yang ada bagi petani sehingga pasokan sayuran kepada PT Giga dapat ditingkatkan baik kuantitas maupun mutunya. Sayuran yang sesuai dengan harapan pelanggan baik dari segi kuantitas dan mutunya akan semakin meningkatkan kepuasan. Proses menciptakan produk yang sesuai dengan harapan pelanggan tersebut dilakukan melalui aktivitas- aktivitas manajemen mutu. Oleh karena itu, penerapan manajemen mutu penting untuk diperhatikan. Hambatan- hambatan yang mempengaruhi PT Giga dalam menerapkan manajemen mutu juga penting untuk diatasi. Hal ini sesuai dengan konsep MMT yang menekankan kepada perbaikan terus- menerus. Proses perbaikan tersebut harus dilakukan langsung pada akar penyebabnya, sehingga manajemen mutu yang dilakukan PT Giga dapat berjalan efektif. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini akan membahas : 1 Bagaimana penerapan MMT pada PT Giga? 2 Bagaimana prioritas faktor- faktor yang mempengaruhi masalah penerapan MMT pada PT Giga? 3 Apakah kemitraan PT Giga dengan Petani Mitra menguntungkan? 6

1.3. Tujuan Penelitian