1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi PT Giga di atas, maka tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
1 Menganalisis penerapan MMT pada PT Giga. 2 Menganalisis prioritas faktor- faktor yang mempengaruhi masalah penerapan
MMT pada PT Giga.
3
Menganalisis hubungan kemitraan antara PT Giga dan Petani Mitra yang menguntungkan.
1.4. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan sebagai berikut :
1 Sebagai bahan pertimbangan dan pedoman bagi PT Giga dalam penerapan MMT.
2 Sebagai bahan pemikiran dan keterangan yang diharapkan dapat menunjang penelitian-penelitian sejenis.
3 Sebagai bahan pertimbangan bagi lembaga- lembaga pemerintah atau swasta mengenai penerapan MMT.
4 Bagi penulis sendiri berguna sebagai menambah pengalaman dalam menerapkan ilmu yang diperoleh untuk menghadapi permasalahan yang
terjadi di lapang.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mempelajari teknik, konsep, masalah serta faktor yang mempengaruhi manajemen mutu PT Giga. Penelitian dilakukan di PT Giga
dengan komoditi sayuran organik. Analisis kemitraan dilakukan melalui analisis pola dan evaluasi kemitraan yang dijalankan serta melalui analisis perbandingan
RC rasio Petani Mitra PT Giga. Pendapatan yang yang dimaksud dalam penghitungan RC rasio Petani
Mitra adalah pendapatan petani untuk komoditi bayam, kangkung, caisim, horenzo, dan selada keriting. Pemilihan komoditi ini berdasarkan bahwa komoditi
tersebut dijual petani kepada PT Giga dan pihak selain PT Giga, sehingga dapat diperbandingkan harga jualnya dalam rangka analisis perbandingan RC rasio.
7
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pertanian Organik
Istilah pertanian organik dalam Bahasa Indonesia merupakan terjemahan langsung dari istilah organic agriculture dan organic farming yang ditemui dalam
literatur-literatur berbahasa Inggris. Istilah pertanian organik mulai populer pada tahun 1980-an. Beberapa kalangan kemudian mencoba mencari padanan katanya
atau mencoba mengadaptasikannya dengan bahasa lokal. Lahirlah istilah pertanian alamiah, pertanian alami, pertanian selaras alam, dan sebagainya. Oleh
karena kebanyakan metode yang digunakan dalam bertani organik berasal dari pengetahuan-pengetahuan lokal petani, maka sering juga pertanian organik
disebut sebagai pertanian tradisional Saragih 2008. Pracaya 2003 memberikan pengertian pertanian organik sebagai
pertanian yang mirip dengan kelangsungan kehidupan hutan karena kesuburan tanaman berasal dari bahan organik secara alamiah. Pengertian lain, pertanian
organik adalah sistem pertanian dalam hal bercocok tanam yang tidak mempergunakan bahan kimia, tetapi menggunakan bahan organik. Bahan kimia
tersebut dapat berupa pupuk, pestisida, hormon pertumbuhan, dan lain sebagainya.
Sementara itu, menurut Standar Nasional Indonesia SNI 2002, pertanian organik merupakan salah satu dari sekian banyak cara yang dapat mendukung
lingkungan. Sistem produksi organik didasarkan pada standar produksi yang spesifik dan tepat, bertuj uan pada pencapaian agro-ekosistem yang optimal,
berkelanjutan baik secara sosial, ekologi, maupun ekonomi. Jadi, pertanian organik adalah sistem pertanian sehat yang berwawasan lingkungan dengan tujuan
untuk melindungi keseimbangan ekosistem alam dengan meminimalkan penggunaan bahan-bahan kimia dan merupakan praktik bertani alternatif secara
alami yang dapat memberikan hasil yang optimal.
2.2. Sayuran 2.2.1. Sifat Sayuran