pembersihan, pengemasan, pengangkutan dan pengolahan hasil. Adapun, tujuan penanganan pasca panen ini antara lain :
1 Agar sayuran yang telah dipanen tetap baik mutunya atau tetap segar seperti
waktu diambil, 2
Agar sayuran menjadi lebih menarik warna, rasa, atau aroma, 3
Agar sayuran dapat memenuhi standar perdagangan, 4
Agar mutu sayuran selalu terjamin untuk dijadikan bahan baku bagi konsumen industri yang memerlukannya, dan
5 Agar hasil sayuran lebih awet dan sewaktu-waktu dapat digunakan atau
dipasarkan dengan kualitas yang tetap terjamin.
2.2.2.1. Pembersihan
Dalam kegiatan pasca panen sayuran segar, pembersihan merupakan salah satu tindakan penting sebelum sayuran diproses lebih lanjut. Pembersihan
bertujuan untuk membuang kotoran dan bagian sayuran yang tidak penting, serta menyingkirkan komoditi lain yang terikut. Hal ini penting bukan hanya untuk
menghemat biaya dan tenaga pada proses yang lebih lanjut, tetapi juga menyingkirkan sumber-sumber kontaminasi.
2.2.2.2. Sortasi
Setelah proses pembersihan, kegiatan selanjutnya adalah sortasi. Sortasi adalah proses pemisahan dan penggolongan berdasarkan kualitas dan
keseragaman. Dasar sortasi dapat dilakukan dengan salah satu atau beberapa prinsip pemisahan berikut :
1 Ukuran berat,
2 Bentuk,
3 Sifat permukaan,
4 Warna, dan
5 Tingkat kematangankemasakan.
2.2.2.3. Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan dengan maksud untuk dapat mempertahankan kualitas produk selama disimpan. Penanganannya dilakukan melalui upaya
11
memperpanjang umur pengendalian, laju transpirasi, respirasi, dan infeksi penyakit atau jamur, serta mempertahankan produk dalam keadaan yang paling
berguna bagi konsumen. Selain itu, penyimpanan juga dilakukan untuk tujuan menghindari turunnya harga akibat kelimpahan sayuran di pasaran, kemudian
menunggu sampai harga stabil. Teknologi penyimpanan produk hortikultura termasuk sayuran yang terutama adalah pendinginan.
2.2.2.4. Pengemasan packing
Kemasan adalah suatu tempat atau wadah yang digunakan untuk mengemas suatu produk. Pengemasan merupakan salah satu cara untuk
melindungi atau mengawetkan produk pangan. Selain itu, pengemasan juga merupakan penunjang bagi transportasi, distribusi, dan merupakan bagian penting
dari usaha untuk mengatasi persaingan dalam pemasaran. Usaha komoditi sayuran memiliki jenis kemasan yang umum digunakan.
Pengangkutan dari lahan ke pasar atau toko swalayan biasanya digunakan peti kayu atau keranjang, baik yang terbuat dari anyam-anyaman maupun dari plastik.
Sedangkan, di swalayan pada umumnya digunakan kotak atau lembaran plastik. Pada prinsipnya, kemasan-kemasan tersebut berfungsi sebagai :
1 Wadah atau tempat,
2 Penunjang cara penyimpanan dan transportasi,
3 Alat pelindung dalam pemasaran, dan
4 Memperindah penampilan.
Banyak cara yang dapat ditempuh dalam pembuatan kemasan sayuran. Namun, dalam menentukan kemasan yang akan digunakan ada beberapa syarat
yang perlu dipertimbangkan, seperti persyaratan berikut Sumoprastowo 2004 : 1
Tidak Mengandung Racun Hal ini berarti tidak mengandung zat yang dapat mengganggu kesehatan
manusia. 2
Harus Cocok Dengan Bahan yang Dikemas. Kesalahan dalam memilih bahan kemasan dapat berakibat sangat merugikan,
misalnya produk yang seharusnya dikemas dengan kemasan yang transparan, tetapi yang dilakukan adalah sebaliknya, sehingga untuk
12
mengetahui isi kemasan, harus dibuka terlebih dahulu. Hal ini akan merusak segel dan dapat menurunkan kualitas.
3 Harus menjamin sanitasi dan syarat-syarat kesehatan.
Telah dikemukakan bahwa bahan kemasan tidak boleh racun, yang berarti kesehatan konsumen tidak boleh terganggu oleh bahan kemasan. Walaupun
demikian, bahan kemasan yang tidak toksik pun tidak boleh digunakan bila dianggap tidak dapat menjamin sanitasi atau syarat-syarat kesehatan.
Contohnya karung, bila digunakan untuk mengemas bahan makanan yang dalam penggunannya bahan tersebut tidak mengalami pembersihan atau
pencucian sebelum dikonsumsi, maka karung tidak dibenarkan penggunaannya.
4 Dapat mencegah pemalsuan.
Umumnya, komoditi yang banyak dipalsukan adalah yang memiliki pasaran baik, misalnya sayuran dari jenis hibrida. Membuat kemasan yang spesifik
merupakan cara untuk mencegah pemalsuan. 5
Kemudahan dan keamanan dalam mengeluarkan isi. Isi kemasan harus dapat diambil dengan cara yang mudah dan aman, dengan
kata lain tidak banyak yang terbuang, tercecer, atau tersisa di dalamnya. 6
Kemudahan pembuangan kemasan bekas. Kemasan bekas pada umumnya adalah sampah yang merupakan masalah
dalam penanganannya. Biasanya untuk menarik minat para konsumen, dibuatkan kemasan yang praktis dan bermanfaat untuk kegunaan lain.
7 Ukuran, bentuk, dan berat harus sesuai.
Ukuran kemasan perlu mendapat perhatian, karena mempunyai hubungan erat dengan penanganan selanjutnya, baik dalam penyimpanan,
pengangkutan, maupun sebagai alat untuk menarik perhatian konsumen. Adakalanya kemasan didesain sedemikian rupa sehingga bentuknya indah
dan menarik. Hemat energi merupakan daya tarik produsen untuk selalu berusaha mengurangi berat kemasan yang digunakan karena dengan
berkurangnya berat, berarti energi yang dibutuhkan untuk pengangkutan akan berkurang. Selain itu, biaya pengangkutan juga berkurang karena
biasanya tarif angkutan diukur berdasarkan berat kemasan.
13
8 Biaya yang rendah.
Biasanya untuk mempertahankan produk agar dapat terjangkau oleh daya beli konsumen, pihak produsen menekan atau menurunkan biaya
pengemasan sampai batas dimana kemasan masih dapat berfungsi dengan baik. Hal ini penting karena konsumen akan melakukan pilihan terhadap
produk yang sama yang ditawarkan dengan harga lebih rendah. 9
Syarat-syarat khusus. Selain syarat-syarat yang telah disebutkan di atas, masih terdapat syarat-
syarat khusus yang perlu diperhatikan, misalnya kemasan sayuran untuk daerah tropis berbeda dengan kemasan untuk ekspor ke daerah yang lebih
dingin subtropis. Demikian pula untuk daerah kelembaban tinggi, syaratnya berbeda dengan daerah kering.
2.2.3. Pengusaha Perantara Sayuran