Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Responden terhadap

96

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Responden terhadap

Lingkungan Sekitar Kawasan Industri di Kelurahan Utama Pengujian dua variabel dilakukan untuk melihat apakah terdapat pengaruh atau hanya hubungan nyata antara faktor pribadi dan faktor lingkungan dengan persepsi masyarakat terhadap Kawasan Industri di Kelurahan Utama tabel 11. Uji yang dilakukan adalah uji chi-kuadrat lampiran 2 dan Rank Spearman lampiran 3 dengan menggunakan software SPSS version 16.0 for Windows. Tabel 11. Hasil Analisis Uji Chi-Square dan Rank Spearman Faktor-Faktor yang Berpengaruh dengan Persepsi Masyarakat Faktor Signifikan df Chi- Square hitung Chi- Square tabel Koefisien Rank Spearman Keterangan Pendidikan 0.594 4 2,787 6,74 - Tidak berhubungan nyata Kategori Penduduk 0,470 2 0,522 2,07 - Tidak berhubungan nyata Lama tinggal di tempat tinggal saat ini 0,366 6 6.530 9,45 - Tidak berhubungan nyata Jarak tempat tinggal ke lokasi industri 0,004 4 15,293 8,12 -0,085 Berhubungan nyata Fasilitas air 0,401 3 2,941 5,32 - Tidak Berhubungan nyata Kondisi air 0,731 2 0,626 3,79 - Tidak Berhubungan nyata Kondisi keramaian 0,131 4 7,086 6,74 -0,255 Berhubungan nyata Kondisi kebisingan 0,006 4 14,366 6,74 -0,270 Berhubungan nyata Kebersihan 0,437 3 2,720 5,32 - Tidak berhubungan nyata Kualitas udara 0.000 3 23,486 5,32 0,021 Berhubungan nyata Sumber: Diolah Oleh Penulis Berdasarkan Data Survey 97 Faktor pribadi atau faktor internal terdiri dari pendidikan, kategori penduduk, lama tinggal di tempat tinggal saat ini, dan jarak tempat tinggal ke lokasi industri, sedangkan faktor lingkungan antara lain fasilitas air, kondisi air, keramaian, kebisingan, kualitas udara, dan kebersihan tempat tinggal. Faktor tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Hubungan antara Persepsi dengan Pendidikan Hubungan antara pendidikan formal terakhir dengan persepsi yang diperoleh dari uji Chi-Square, menyatakan bahwa tidak adanya hubungan antara pendidikan dengan persepsi. Hal ini ditunjukkan perbandingan responden SD 19 dari keseluruhan responden, SMP 34 dari keseluruhan responden, dan SMA 28 dari keseluruhan responden yang berpendapat lingkungan buruk. Nilai Asymp. Sig 2-sided Pearson Chi-Square adalah 0.594 lebih besar dari alpha α=0,15 dan nilai Chi-Square hitung sebesar 2,787 df=4 atau lebih kecil dari Chi-Square tabel sebesar 6,74. Nilai tersebut menyatakan bahwa keputusan pengujian variabel tersebut adalah tingkat pendidikan tidak berhubungan terhadap persepsi masyarakat pada taraf nyata 15 dengan kata lain tingkat pendidikan seseorang tidak memiliki hubungan yang nyata terhadap persepsi, dikarenakan masyarakat di Kelurahan Utama dari berbagai tingkat pendidikan menyadari bahwa lingkungan sekitar tempat tinggal telah tercemar akibat adanya kawasan industri. 2. Hubungan antara Persepsi dengan Kategori Penduduk Masyarakat Kelurahan Utama sebagian besar telah menyadari rendahnya kualitas lingkungan yang diperoleh dari analisis Chi-Square , 98 menunjukkan baik penduduk asli kelurahan Utama 47 dari keseluruhan responden maupun penduduk migran atau pindahan 36 dari keseluruhan responden menyadari kualitas lingkungan yang buruk pada daerah sekitar Kawasan Industri. Berdasarkan uji dua variabel dengan Chi-Square terlihat bahwa nilai Chi-Square sebesar 0,522 lebih kecil dari Chi-Square tabel sebesar 2,07 dan memiliki nilai signifikan 0,470 yang lebih besar dari nilai selang kepercayaan sebesar 0,15. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat hubungan nyata antara persepsi dengan kategori penduduk, karena penduduk yang tinggal di tempat tinggal sekitar kawasan industri telah merasakan dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya industri. 3. Hubungan Persepsi dengan Lama Tinggal di Tempat Tinggal Saat Ini Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan alat analisis Chi- Square , terlihat keseragaman yang artinya pada tingkat umur berapapun masyarakat menyadari lingkungan yang buruk di sekitar tempat tinggal responden. Uji Chi-Square yang dilakukan mendapat nilai Chi-Square sebesar 6.530 lebih kecil dari 9,45 pada df=6 dengan nilai signifikan 0,366 lebih besar dari alpha α=0,15. Hal ini menunjukkan tidak ada hubungan nyata antara persepsi masyarakat dengan lama tinggal di tempat tinggal saat ini, disebabkan meskipun responden telah bermukim belum lama, namun telah dapat merasakan lingkungan sekitar tempat tinggal telah tercemar oleh aktivitas industri. 99 4. Hubungan Persepsi dengan Jarak Tempat Tinggal ke Lokasi Industri Responden masyarakat yang berlokasi sekitar kawasan industri memiliki Chi-Square hitung variabel jarak tempat tinggal ke lokasi industri adalah 15,293 pada df=4 atau lebih besar dari Chi-Square tabel untuk df=5 ditetapkan sebesar 8,12. Dengan demikian, jarak tempat tinggal ke lokasi industri berhubungan nyata terhadap persepsi. Dengan menggunakan alat analisis Chi-Square diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,004 dengan alpha 15 persen, terlihat bahwa nilai signifikan lebih kecil dari alpha yang menyatakan bahwa antara persepsi dengan jarak tempat tinggal ke lokasi industri berhubungan nyata. Hipotesis ini adalah terdapat hubungan antara persepsi dengan jarak ke lokasi industri. Berdasarkan data dan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan nyata antara persepsi dengan jarak tempat tinggal ke lokasi industri. Artinya, hipotesis terbukti. Koefisien korelasi Rank Spearman menunjukkan nilai -0,085 tapi nilai koefisiean Rank Spearman lebih dari alpha sehingga ada hubungan antara persepsi responden dengan jarak tempat tinggal ke lokasi industri, akan tetapi tidak ada pengaruh antara keduanya. 5. Hubungan Persepsi dengan Fasilitas Air dan Kondisi Air Berdasarkan hasil wawancara di lapangan, fasilitas air sekitar kawasan industri di Kelurahan Utama umumnya mudah dan kondisi air juga agak jernih, dikarenakan air telah disediakan oleh pihak swasta sebagai kepedulian terhadap masyarakat sekitar. Responden yang memperoleh air dengan mudah sejumlah 40 responden dan responden yang beranggapan memperoleh air 100 agak mudah sebanyak 33 responden, sedangkan responden memiliki kualitas air jernih sejumlah 38 responden dan agak jernih sejumlah 43 responden. Hal ini telah membuktikan fasilitas air dan kondisi air tidak memiliki pengaruh terhadap persepsi masyarakat terhadap lingkungan sekitar. Selain itu, secara statistika melalui alat analisis Chi-Square diperoleh nilai signifikan fasilitas air dan kondisi air masing-masing adalah 0,401 dan 0,731 yang lebih besar dari alpha 15 persen, serta dilihat dari nilai Chi- Square hitung fasilitas air dan kondisi air masing-masing adalah 2,941 df=3 dan 0,626 df=2 yang lebih kecil daripada Chi-Square tabel masing-masing yaitu 5,32 dan 3,79. Artinya, bahwa tidak terdapat hubungan nyata antara persepsi masyarakat terhadap lingkungan dengan fasilitas air dan kondisi air. 6. Hubungan Persepsi dengan Kondisi Keramaian Kondisi keramaian sekitar kawasan industri berdasarkan survey terlihat ramai dengan adanya truk yang keluar dan masuk lokasi industri, keramaian juga terasa saat waktu pergantian karyawan pada saat karyawan pulang dan mendekati jam masuk karyawan, atau karena hal lain. Ini mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap lingkungan yang juga diperlihatkan pada hasil crosstab yang umumnya responden berpendapat lingkungan sekitar buruk, yaitu 33 responden menyatakan bahwa lingkungan sekitar kadang ramai, 18 responden menyatakan lingkungan sekitar sering ramai dan 26 responden menyatakan lingkungan sekitar selalu ramai. Berdasarkan uji Chi-Square diperoleh nilai signifikan sebesar 0,131 yang lebih kecil dari alpha 15 persen dan nilai Chi-Square hitung sebesar 7,086 pada df=4 yang lebih besar daripada Chi-Square tabel yaitu 6,74. Artinya, 101 kondisi keramaian berhubungan nyata terhadap persepsi masyarakat, yang berarti keramaian dari aktivitas industri telah mempengaruhi lingkungan sekitar kawasan industri. Terlihat pula dari koefisien korelasi Rank Spearman yang diperoleh sebesar -0,255, yang berarti semakin sering frekuensi keramaian, responden menyadari terjadinya penurunan kualitas lingkungan, seperti contoh semakin banyak mobil pengangkut yang lewat, maka jalan akan semakin rusak. 7. Hubungan Persepsi dengan Kondisi Kebisingan Suara mesin yang terdengar saat industri beraktivitas telah menimbulkan kebisingan. Pernyataan ini diperkuat oleh pendapat responden tentang kebisingan di lingkungan sekitarnya. Umumnya masyarakat berpendapat bahwa lingkungannya bising yang disebabkan oleh alat pabrik. Terlihat pada tabel crosstab dimana persepsi responden cenderung menyatakan bahwa lingkungan agak tenang 30 responden, agak bising 32 responden dan bising 17 responden. Hasil analisis uji Chi-Square antara persepsi dengan kondisi kebisingan diperoleh nilai signifikan sebesar 0,006 yang lebih kecil dari selang kepercayaan 15 persen dan nilai Chi-Square hitung sebesar 14,366 df=4 yang lebih besar dari Chi-Square tabel 6,74, dapat dikatakan bahwa persepsi masyarakat terhadap lingkungan berhubungan nyata dengan kondisi kebisingan. Selain itu, terlihat pula dari nilai koefisien korelasi Rank Spearman sebesar -0,270 yang berarti semakin bising tempat tinggal responden, maka responden menyadari terjadinya penurunan kualitas 102 lingkungan, karena kebisingan menunjukkan ketenangan dan kenyamanan tempat tinggal. 8. Hubungan Persepsi dengan Kualitas Udara Umumnya pabrik yang berlokasi di kawasan industri Kelurahan Utama menggunakan peralatan dengan bahan bakar batubara sehingga menimbulkan polusi udara di daerah sekitarnya. Hal tersebut dibuktikan oleh pendapat responden yang menyatakan bahwa udara sekitar agak tercemar 60 responden, tercemar 18 responden dan sangat tercemar 5 responden. Namun, tidak seorangpun yang beranggapan kualitas udara masih bersih. Uji Chi-Square memperlihatkan Asymp. Sig. 2-sided sebesar 0.000 lebih kecil dari selang kepercayaan 15 yang menyatakan bahwa kualitas udara sangat berhubungan dengan persepsi masyarakat. Terlihat pula pada nilai Chi-Square yang diperoleh sebesar 23,486 pada df=3 yang lebih besar dari Chi-Square tabel 5,32, artinya persepsi dan kualitas udara sekitar kawasan industri berhubungan nyata. Koefisien korelasi Rank Spearman menunjukkan nilai 0,021, tapi nilai signifikan pada uji Rank Spearman lebih dari alpha sehingga tidak ada pengaruh antara keduanya. 9. Hubungan Persepsi dengan Kebersihan Tempat Tinggal Umumnya kondisi kebersihan tempat tinggal sekitar kawasan industri di Kelurahan Utama 47 dalam kondisi bersih yang menunjukkan bahwa masyarakat sekitar kawasan industri peduli terhadap lingkungan, sehingga tidak adanya hubungan antara persepsi dengan kebersihan tempat tinggal. Hal ini diperkuat dengan perolehan nilai Chi-Square sebesar 2,720 df=3 yang lebih kecil dari Chi-Square tabel sebesar 5,32 dan dari nilai signifikan sebesar 103 0,437 pada taraf nyata 0,15, artinya kebersihan tempat tinggal tidak berhubungan nyata terhadap persepsi responden, dengan alasan responden peduli terhadap kenyamanan tempat tinggal sehingga tempat tinggal responden umumnya dalam kondisi yang bersih.

6.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Responden terhadap

Dokumen yang terkait

Analisis Dampak Keberadaan Kawasan Industri Medan (Kim) Belawan Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Kim Belawan

31 145 75

Analisis Willingness To Pay Masyarakat Terhadap Mata Air Aek Arnga di Desa Sibanggor Tonga, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal

12 92 53

Resolusi Konflik Lingkungan PT Kawasan Industri Medan (PT KIM) dengan Masyarakat Kelurahan Tangkahan Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan

0 36 107

Pengaruh kesadaran, persepsi dan preferensi konsumen terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal: studi kasus kawasan industri di Jakarta Utara

1 6 167

Kemiskinan masyarakat di sekitar kawasan industri Jababeka (Studi kasus Desa Pasir Gombang, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat)

0 13 150

Estimasi Nilai Kerugian dan Willingness to Accept Masyarakat akibat Pencemaran Air Tanah dan Udara di Sekitar Kawasan Industri: Kasus Industri Kabel di Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor

2 7 191

Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Pencemaran Air Tanah di Sekitar Kawasan Industri (Studi Kasus Industri Keramik di Kelurahan Nanggewer, Kabupaten Bogor)

5 36 94

LINGKUNGAN SEKITAR KAWASAN INDUSTRI DI KECAMATAN SOLOKAN JERUK KABUPATEN BANDUNG.

0 1 35

Estimating willingness to pay by risk ad

0 0 11

Budaya masyarakat di lingkungan kawasan industri: kasus industri rotan di Desa Tegalwangi Kabupaten Cirebon Propinsi Jawa Barat - Repositori Institusi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

0 5 105