13 dalam Suparmoko 1989 faktor-faktor pertumbuhan ekonomi menunjukkan
bahwa sumbangan pertumbuhan tenaga kerja terhadap peningkatan produksi barang dan jasa hanya sekitar sampai dari pertumbuhan produksi setinggi 3
persen sampai 4 persen per tahun. Ini berarti bahwa pertumbuhan jumlah penduduk hanya menyumbang sedikit saja terhadap pertambahan pencemaran
lingkungan. Sehubungan dengan hal-hal yang diuraikan di atas, maka dari setiap
proyekindustri yang dibangun di suatu wilayah diharapkan dapat diciptakan berbagai sumber kehidupan yang beraneka ragam. Hal ini selanjutnya berguna
untuk menunjang kualitas hidup masyarakat setempat.
2.1.4 Persepsi dan Preferensi
Porteus 1977 mengungkapkan bahwa persepsi merupakan proses secara sadar dari stimulus. Lebih lanjut diungkapkan bahwa persepsi kita tergantung dari
kemampuan psikologis serta kekuatan melihat, merasakan, mencium, mendengar dan meraba. Persepsi masyarakat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Faktor internal adalah nilai-nilai dalam diri yang dipadukan dengan hal-hal yang ditangkap panca indera pada proses melihat, meraba, mencium, mendengar dan
merasakan. Faktor tersebut kemudian dikombinasikan dengan faktor eksternal yaitu keadaan lingkungan fisik dan sosial yang kemudian menjadi respon dalam
bentuk tindakan. Menurut Effendy 1984, persepsi adalah penginderaan terhadap kesan
yang timbul dari lingkungannya. Daya persepsi seseorang dapat diperkuat oleh adanya pengetahuan dan pengalaman. Semakin sering seseorang menempatkan
diri dalam komunikasi, akan semakit kuat daya persepsinya. Secara umum
14 persepsi seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: 1 diri orang yang
bersangkutan sikap, motivasi, kepentingan, pengalaman dan harapan; 2 sasaran persepsi orang, benda atau peristiwa; 3 situasi keadaan lingkungan
Preferensi adalah kecenderungan untuk memilih sesuatu yang lebih disukai daripada yang lain. Menurut Porteus 1977, preferensi merupakan bagian
dari komponen pembuatan keputusan dari seseorang individu. Secara lengkap komponen-komponen tersebut adalah persepsi, sikap, nilai dan kecenderungan.
Komponen tersebut saling mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan. Porteus 1977 mengemukakan bahwa studi perilaku individu dapat
digunakan oleh ahli lingkungan dan para desainer untuk menilai keinginan pengguna user terhadap suatu objek yang akan direncanakan. Dengan melihat
preferensi dapat memberikan masukan bagi bentuk partisipasi dalam proses perencanaan.
Preferensi seseorang dalam menentukan lokasi tempat tinggal dipengaruhi oleh keberadaan lingkungan pemukiman yang mempunyai karakteristik berbeda-
beda. Sebuah tempat tinggal akan dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria tersebut disesuaikan dengan kondisi individu yang tinggal di tempat tersebut.
Beberapa kriteria yang dijadikan pertimbangan untuk memilih tempat tinggal adalah harga tempat tinggal, fasilitas yang disediakan, aksesibilitas, dan
kesesuaian tata ruangnya. Harga tempat tinggal tidak menjadi faktor utama. Hal ini dikarenakan harga juga ditentukan dengan fasilitas yang ada, aksesibilitas serta
kesesuaian tata ruangnya. Semakin lengkap fasilitas yang ditawarkan, maka seseorang cenderung untuk memilihnya. Demikian juga jika aksesibilitas dan
kesesuaian tata ruangnya tinggi maka seseorang cenderung untuk memilihnya.
15 Faktor lain yang turut menentukan seseorang untuk memilih tempat
tinggal adalah faktor lingkungan. Faktor lingkungan tersebut adalah kebersihan dan kenyamanan tempat tinggal. Kebersihan ditunjukkan dengan tempat tinggal
yang bersih dari polusi, baik udara maupun air. Tempat tinggal yang tidak bersih dari polusi akan rentan menimbulkan berbagai penyakit. Polusi udara dapat
menimbulkan alergi, penyakit paru-paru, penyakit tenggorokan dan gangguan kesehatan lainnya. Sedangkan polusi air dapat mengakibatkan konsumsi air yang
tidak sehat. Kenyamanan ditunjukkan dengan tempat tinggal yang bebas dari berbagai
kebisingan dan keramaian. Kenyamanan lingkungan akan sangat menentukan kenyamanan seseorang untuk tetap tinggal di tempat tersebut. Selain itu,
kenyamanan tempat tinggal juga ditunjukkan dengan kondisi udara yang sehat. Sirkulasi udara yang ada berjalan dengan baik. Kenyamanan tersebut akan
berdampak kepada kenyamanan seseorang di dalam aktivitasnya.
2.2 Tinjauan Teoritis