Analisis Crosstabs Korelasi Bivariate dan Rank Spearman

23 Pada regresi berganda ini, variabel terikat dapat diwakili oleh Y dan variabel bebas oleh X. Pada analisis regresi berganda X dengan notasi bawah digunakan untuk mewakili variabel-variabel bebas. Variabel terikatnya dinyatakan dengan Y, dan variabel bebasnya dinyatakan dengan X 1 , X 2 , ... , X k . Hubungan antara X dan Y dapat disebut sebagai model regresi berganda. Pada model regresi berganda, respon mean dibuat menjadi fungsi linear dari variabel penjelas explanatory. Regresi berganda yang menghubungkan variabel dependen Y dengan beberapa variabel independen X 1 , X 2 , ... , X k memiliki formula secara umum Ramanathan, 1997: Y t = β 1 X t1 + β 2 X t2 + ... + β k X tk + µ t Tanda ‟t‟ merupakan jumlah observasi dan bervariasi dari 1 sampai n. Pada regresi ini diasumsikan terdapat term gangguan berupa µ t atau biasanya dikenal sebagai komponen galat. Komponen ini merupakan variabel acak yang tidak teramati, dihitung sebagai akibat dampak faktor lain pada respon dengan masing-masingnya berdistribusi normal. Koefisien reg resi, β 1 , β 2 , ... , β k merupakan koefisien regresi dari masing-masing variabel independen akan mempengaruhi variabel dependennya secara positif maupun negatif.

2.2.4 Analisis Crosstabs

– Chi Square Analisis Crosstab merupakan analisis dasar untuk hubungan antar variabel kategori nominal - ordinal Trihendradi, 2009. Penambahan variabel kontrol untuk mempertajam analisis sangat dimungkinkan. Crosstab data digunakan untuk mengetahui hubungan atau distribusi respons antara variabel data dalam bentuk baris dan kolom. Sedangkan analisis Crosstab – Chi Square adalah suatu 24 analisis hubungan antar variabel data nominal Yamin, 2009. Tabulasi silang digunakan untuk menggambarkan jumlah data dan hubungan antar variabel. Selain itu, untuk menguji ada tidaknya hubungan antar variabel pengaruh dengan variabel terpengaruh dimana salah satu variabel minimal nominal dilakukan uji hipotesa dengan menggunakan rumus Chi-Square, rumus Chi-Square adalah Walpole, 1995: χ 2 = Dimana: n ij = banyaknya observasi yang berada pada kategori sel ij E ij = banyaknya observasi harapan di bawah sel ij

2.2.5 Korelasi Bivariate dan Rank Spearman

Tujuan korelasi adalah mengetahui ukuran kekuatan atau kekuatan hubungan antara dua variabel. Koefisien korelasi mengukur kekuatan hubungan tersebut linier Gujarati, 1995. Analisis hubungan antarvariabel secara garis besar ada dua, yaitu analisis korelasi dan anlisis regresi. Kedua analisis tersebut saling terkait. Analisis korelasi menyatakan derajat keeratan hubungan antarvariabel, sedangkan analisis regresi digunakan dalam peramalan variabel dependen berdasarkan variabel-variabel independennya. Analisis korelasi bivariate mencari derajat keeratan hubungan dan arah hubungan. Semakin tinggi nilai korelasi, semakin tinggi keeratan hubungan kedua variabel Trihendradi, 2009. Nilai korelasi memiliki rentang antara 0 sampai 1 atau 0 sampai -1. Tanda positif dan negatif menunjukkan arah hubungan. Tanda positif menunjukkan arah hubungan searah. Jika satu variabel naik, variabel yang lain naik. Tanda negatif menunjukkan hubungan berlawanan. Jika satu variabel 25 naik, variabel yang lain turun. Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel data yang berskala ordinal Yamin, 2009. Uji Spearman ini menganalisis hubungan dua variabel dengan mengurutkan kedua variabel tersebut kemudian dicari disparitasnya d i atau selisih variabel yang telah diurutkan. Formula koefisien korelasi Spearman adalah Trihendradi, 2009: r s = 1 - dimana: d i = disparatis atau selisih variabel X 1 dan X 2 X 1 dan X 2 = variabel yang akan diteliti N = banyaknya pengamatan

2.2.6 Desain Kebijakan Lingkungan pada Kawasan Industri

Dokumen yang terkait

Analisis Dampak Keberadaan Kawasan Industri Medan (Kim) Belawan Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Kim Belawan

31 145 75

Analisis Willingness To Pay Masyarakat Terhadap Mata Air Aek Arnga di Desa Sibanggor Tonga, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal

12 92 53

Resolusi Konflik Lingkungan PT Kawasan Industri Medan (PT KIM) dengan Masyarakat Kelurahan Tangkahan Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan

0 36 107

Pengaruh kesadaran, persepsi dan preferensi konsumen terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal: studi kasus kawasan industri di Jakarta Utara

1 6 167

Kemiskinan masyarakat di sekitar kawasan industri Jababeka (Studi kasus Desa Pasir Gombang, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat)

0 13 150

Estimasi Nilai Kerugian dan Willingness to Accept Masyarakat akibat Pencemaran Air Tanah dan Udara di Sekitar Kawasan Industri: Kasus Industri Kabel di Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor

2 7 191

Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Pencemaran Air Tanah di Sekitar Kawasan Industri (Studi Kasus Industri Keramik di Kelurahan Nanggewer, Kabupaten Bogor)

5 36 94

LINGKUNGAN SEKITAR KAWASAN INDUSTRI DI KECAMATAN SOLOKAN JERUK KABUPATEN BANDUNG.

0 1 35

Estimating willingness to pay by risk ad

0 0 11

Budaya masyarakat di lingkungan kawasan industri: kasus industri rotan di Desa Tegalwangi Kabupaten Cirebon Propinsi Jawa Barat - Repositori Institusi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

0 5 105