60 keputusan kesediaan masyarakat membayar untuk peningkatan kualitas
lingkungan. Akan tetapi, jika diperoleh nilai Chi-Square
hitung
lebih besar dari Chi- Square
tabel
dan nilai signifikan yang lebih kecil dari taraf nyata 15 persen, maka tolak H
, artinya faktor yang diduga berhubungan nyata dengan persepsi berhubungan nyata dengan keputusan kesediaan masyarakat membayar untuk
peningkatan kualitas lingkungan. Koefisien Rank Spearman dapat melihat pengaruh antara keduanya, tapi jika nilai signifikan Rank Spearman menunjukkan
tidak ada pengaruh antara kedua variabel, maka tabulasi silang dapat menduga pengaruhnya antara kesediaan membayar dengan faktor yang diuji.
4.4.4 Analisis Nilai WTP dari Masyarakat Kawasan Industri di Kelurahan Utama
Analisis nilai WTP dari masyarakat Kelurahan Utama yang berlokasi di sekitar kawasan industri menggunakan pendekatan CVM. Tahap-tahap dalam
melakukan penelitian untuk menentukan WTP dengan menggunakan pendekatan
CVM dalam penelitian ini meliputi Hanley and Spash, 1993:
1. Membangun Pasar Hipotetis Setting Up the Hypotetical Market Pasar hipotetik dibentuk atas dasar rendahnya kualitas lingkungan
pemukiman sekitar kawasan industri di Kelurahan Utama akibat adanya aktivitas industri. Dampak yang ditimbulkan dari adanya aktivitas industri
terhadap lingkungan adalah terjadinya pencemaran udara, kebisingan, dan pencemaran lingkungan lainnya. Selain itu, tidak adanya anggaran untuk
menjaga lingkungan turut memperparah menurunnya kualitas lingkungan di kawasan industri tersebut. Hal tersebut dapat diatasi dengan perbaikan
kualitas lingkungan. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas lingkungan oleh pemerintah dan didukung dengan partisipasi masyarakat serta pihak
61 swasta sangat diperlukan untuk menciptakan kualitas lingkungan yang sehat
dan manusiawi. Selanjutnya pasar hipotetis dibentuk dalam skenario sebagai berikut:
Skenario: “Jika pemerintah Kota Cimahi memberlakukan suatu kebijakan
pelestarian lingkungan di Kawasan Industri Kelurahan Utama agar kondisi lingkungan sekitar kawasan industri tersebut menjadi lebih baik dan terjaga
dengan melakukan program yang mampu mengembalikan kualitas lingkungan pemukiman lebih nyaman serta pemantauan kondisi dan
pencegahan penurunan kualitas lingkungan pemukiman di kawasan industri seperti pencemaran, untuk meningkatkan kualitas lingkungan agar
masyarakat dapat hidup di dalam lingkungan yang bersih dan nyaman. Seluruh
responden diberi
informasi bahwa
sebagai bentuk
pertanggungjawaban pemerintah dalam upaya peningkatan kualitas lingkungan tersebut dan memberikan solusi kepada warga dalam menghadapi
masalah kesehatan lingkungan, maka pemerintah Kota Cimahi membuat kebijakan tersebut di atas. Dengan demikian, pemerintah Kota Cimahi
mengharapkan partisipasi masyarakat pemukiman kawasan industri di Kelurahan Utama untuk membayar biaya dimana dana tersebut akan
digunakan sebagai dana operasional seperti untuk membayar petugas, pekerja, serta membeli sarana dan prasarana untuk pelaksanaan program
tersebut.” Dengan skenario ini maka responden mengetahui gambaran tentang
situasi hipotetik mengenai rencana penarikan biaya untuk pelestarian
62 kawasan pemukiman industri di Kelurahan Utama. Besarnya biaya yang patut
diberlakukan akan ditanyakan kepada responden mengenai WTP dalam pemberlakuan kebijakan tersebut. Kepada setiap responden akan ditanyakan
apakah mereka setuju ya atau menolak tidak setuju terhadap kebijakan tersebut.
Pertanyaan yang menyangkut Skenario: Apabila pemerintah Kota Cimahi melaksanakan program pelestarian
lingkungan dengan biaya operasional dari biaya yang yang bersedia dibayarkan oleh semua pihak, maka kepada responden akan ditanyakan
kesediaan membayar biaya perlindungan dan peningkatan kualitas lingkungan sebagai bentuk partisipasi mereka:
“Bersediakah atau tidak BapakIbuSaudaraI untuk berpartisipasi dalam menjaga dan memperbaiki kualitas lingkungan pemukiman sekitar
kawasan industri di Kelurahan Utama melalui program yang mampu menjadikan kualitas lingkungan lebih baik dengan membayar dana setiap
bulan? Berapa besarnya biaya yang mampu Anda bayarkan?” 2. Mendapatkan Penawaran Besarnya Nilai WTP Obtaining Bids
Metode yang digunakan dalam mendapatkan nilai penawaran pada penelitian ini dilakukan dengan metode tawar menawar bidding game,
karena metode ini memudahkan masyarakat memahami maksud dan tujuan penelitian ini. Metode ini dilaksanakan dengan menanyakan kepada
responden apakah bersedia membayar sejumlah uang tertentu yang diajukan sebagai titik awal starting point
. Jika “ya”, maka besarnya nilai uang dinaikan sampai ke tingkat yang disepakati.
63 3. Menghitung Dugaan Rata-Rata Nilai WTP Calculating Average WTP
WTP
i
dapat diduga dengan nilai tengah dari kelas atau interval WTP responden ke-i. Berdasarkan jawaban responden dapat diketahui WTP yang
benar adalah berada antara jawaban yang dipilih batas bawah kelas WTP dengan WTP berikutnya batas atas kelas WTP. Pada tahapan ini biasanya
diabaikan adanya sanggahan protest bids. Pada tahap ini, biasanya diabaikan penawaran sanggahan atau respon dari responden yang tidak dapat
menentukan jumlah yang ingin mereka bayarkan karena mereka tidak ingin mengikuti program pemerintah yang akan meningkatkan kualitas lingkungan.
Perhitungan dari dugaan nilai WTP masyarakat ditentukan dengan rumus:
WTP = dimana:
WTP = dugaan WTP Rp
W
i
= batas bawah WTP pada kelas ke-i Pf
i
= frekuensi relatif kelas ke-i n = jumlah kelas
i = sampel 1,2,..,n 4. Memperkirakan Kurva WTP Estimating Bid Curve
Faktor-faktor yang mempengaruhi WTP masyarakat untuk tinggal dan membayar besarnya rencana program perbaikan lingkungan kawasan industri
dapat dianalisa dengan menggunakan model regresi linear berganda. Model regresi dalam penelitian ini adalah:
64 Mean WTP = β
+ β
1
UMUR
i
+ β
2
PDDK
i
+ β
3
TGG
i
+ β
4
PDPTN
i
+ β
5
PLRN
i
+ β
6
KP
i
– β
7
LTSI
i
+ β
8
JLI
i
+ β
9
FA
i
– β
10
KA
i
+ β
11
BSG
i
– β
12
UDARA
i
– β
13
BRSH
i
– β
14
JLK
i
+ β
15
KRMN
i
+ β
16
KRMNL
i
+ β
17
PREF
i
– β
18
PRSP
i
+ ε
i
Pendugaan kurva penawaran yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan persamaan seperti berikut ini:
meanWTP = fUMUR, PDDK, TGG, PDPTN, PLRN, KP, LTSI, JLI, FA, KA, BSG, UDARA, B
RSH, JLK, KRMN, KRMNL, PREF, PRSP, ε
i
dimana: meanWTP
= nilai rataan WTP responden Rp UMUR
= umur tahun PDDK
= Pendidikan 1=tidak bersekolah, 2=SD atau sederajat, 3=SMP atau sedrajat, 4=SMA atau sederajat, dan
5=perguruan tinggi atau sederajat TGG
= Jumlah tanggungan anak orang PDPTN
= Pendapatan Rpbulan PLRN
= Pengeluaran Rp.bulan KP
= Kategori penduduk 1=asli Kelurahan Utama dan 2=migranpindahan
LTSI = Lama tinggal di tempat tinggal saat ini tahun
JLI = Jarak ke lokasi industri meter
FA = Fasilitas air 1=sangat sulit, 2=sulit, 3=agak mudah,
4=mudah, dan 5=sangat mudah KA
= Kondisi air 1=sangat keruh, 2=keruh, 3=agak jernih,
65 4=jernih, dan 5=sangat jernih
BSG = Kondisi kebisingan 1=sangat tenang, 2=tenang, 3=agak
bising, 4=bising, dan 5=sangat bising UDARA
= Kualitas udara 1=sangat tercemar, 2=tercemar, 3=agak tercemar, 4=masih bersih, dan 5=sangat bersih
BRSH = Kondisi kebersihan tempat tinggal 1=sangat kotor,
2=kotor, 3=agak kotor, 4=bersih, dan 5=sangat bersih JLK
= Jarak ke lokasi kerja meter KRMN
= Kondisi keramaian 1=tenang, 2=kadang ramai, 3=sering ramai, 4=selalu ramai, dan 5=sangat ramai sehingga sangat
mengganggu KRMNL
= Tingkat kriminalitas 1=sangat tidak aman, 2=tidak aman, 3=agak aman, 4=aman, dan 5=sangat aman
PREF = Preferensi tempat tinggal 0=tidak suka dan 1=suka
PRSP = Persepsi
lingkungan 0=lingkungan
buruk dan
1=lingkungan baik i
= Responden ke-i 1,2,3,..,n e
= Galat 5. Menjumlahkan Data Agregating Data
Penjumlahan data merupakan proses dimana nilai tengah penawaran rata-rata dikonversikan terhadap total populasi yang dimaksud. Setelah
menduga nilai tengah WTP maka dapat diduga nilai total WTP dari masyarakat dengan menggunakan rumus:
TWTP =
66 dimana:
TWTP = Total WTP Rp
WTP
i
= WTP individu ke-i P = jumlah populasi
n
i
= jumlah sampel ke-i N = jumlah sampel
i = Responden WTP 1,2,..,n 6. Mengevaluasi Penggunaan CVM
Hal ini merupakan penilaian sejauh mana penggunaan CVM telah berhasil. Pada tahap ini memerlukan pendekatan seberapa besar tingkat
keberhasilan dalam pengaplikasian CVM. Isu yang paling penting dalam CVM adalah apakah respon responden atas pertanyaan-pertanyaan teknik
CVM secara akurat menggambarkan preferensi sesungguhnya dari responden yang bersangkutan. Uji yang dapat dilakukan adalah uji keandalan reability
test atas penawaran WTP yang ditunjukkan dengan koefisien determinasi
adjusted R
2
adj dari model OLS Ordinary Least Square WTP.
4.4.5 Pengujian Parameter