Besarnya Nilai WTP dan Estimasi

128 semakin sedikit WTP responden dikarenakan responden telah terbiasa dengan kondisi lingkungan tersebut, tetapi menurut survey ditemukan responden yang telah lama tinggal di rumah saat ini namun memiliki WTP yang besar, karena menyadari menurunnya kualitas lingkungan akibat aktivitas industri. 5. Variabel fasilitas air, yang ditunjukkan dengan nilai signifikan yang diperoleh sebesar 0,400 dimana lebih besar dari taraf nyata 0,15 yang berarti fasilitas air tidak berpengaruh nyata terhadap besarnya WTP responden. Hal ini dikarenakan air telah disediakan oleh pihak swasta, sehingga masyarakat tidak mengalami kesulitan dalam memperoleh air. 6. Variabel kualitas air, diperoleh nilai signifikan sebesar 0,536 yang lebih besar dari taraf nyata 0,15, artinya bahwa tidak ada pengaruh nyata antara kualitas air dan kesediaan membayar. Air yang dialirkan ke masyarakat merupakan saluran air dari pihak swasta sehingga kualitas air cukup baik karena tidak berasal dari sungai tempat pembuangan limbah industri. 7. Variabel kebersihan tempat tinggal, dari hasil survey di lapangan terlihat masyarakat cenderung memperhatikan kebersihan tempat tinggalnya untuk kenyamanan dan kesehatan menyebabkan tempat tinggal masyarakat dalam kondisi cukup bersih sehingga tidak ada pengaruh antara kebersihan tempat tinggal dan besarnya WTP responden. Hal ini diperkuat dengan hasil pengolahan data yang diperoleh nilai signifikan sebesar 0,650 yang lebih besar dari taraf nyata 15 persen.

6.5 Besarnya Nilai WTP dan Estimasi

Bid Curve Besarnya nilai WTP didapatkan dari hasil wawancara kepada responden dengan menggunakan daftar pertanyaan dalam kuesioner. Berdasarkan 129 pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, maka didapat biaya yang bersedia dibayarkan oleh responden untuk lingkungan. Responden menentukan pilihan tentang besaran niali yang mau dibayarkan apabila lingkungan tempat tinggalnya telah diperbaiki. Nilai WTP yang diberikan responden bervariasi mulai dari Rp.1000,00 sampai lebih dari Rp.13.000,00 tiap bulan. Hal ini disebabkan kemampuan dan tanggapan responden tentang lingkungan berbeda-beda. Besarnya nilai WTP yang bersedia dibayarkan digolongkan ke dalam lima kelompok, akan tetapi tidak ada responden yang bersedia membayar dengan biaya lebih dari Rp.13.000,00 tiap bulan, sehingga besarnya WTP responden dapat terlihat pada tabel 13. Tabel 14. Distribusi WTP Responden sekitar Kawasan Industri di Kelurahan Utama Kelas WTP RpKKbulan Nilai Tengah Frekuensi Relatif Kelas Frekuensi Kumulatif 1000 – 4000 2500 3 89 4001 – 7000 5500 17 86 7001 – 10.000 8500 35 69 10.001 – 13.000 11.500 34 34 Sumber: Diolah Oleh Penulis Berdasarkan Data Survey Responden secara umum bersedia membayar dana perbaikan lingkungan tetapi harus sesuai dengan kemampuan responden. Reponden sekitar kawasan industri sangat peduli terhadap lingkungan sekitar, terlihat dari WTP responden terbanyak pada selang antara Rp.7001,00KKbln – RP.10.000,00KKbln dan Rp.10.001,00KKbln – Rp.13.000,00KKbln, yaitu sebanyak 35 responden dan 34 responden. Sedangkan responden yang bersedia membayar pada selang antara Rp.1000,00KKbln – Rp.4000,00KKbln sebanyak 3 responden, dan antara 130 Rp.4001,00KKbln – Rp.7000,00KKbln sebanyak 17 responden. WTP responden yaitu rata-rata dari keseluruhan WTP responden berada pada selang kedua, sehingga rata-rata WTP responden sebesar Rp.9400,00KKbln dan nilai tengah WTP sebesar Rp.8500,00KKbln. Kurva WTP responden dibentuk berdasarkan nilai WTP responden terhadap lingkungan. Kurva WTP ini menggambarkan hubungan tingkat WTP yang bersedia dibayarkan dengan jumlah responden yang bersedia membayar pada tingkat WTP tersebut satuan KK. Jumlah responden mencerminkan kualitas lingkungan yang diinginkan dan nilai WTP menunjukkan harga dari kualitas lingkungan tersebut. Berdasarkan jawaban yang diperoleh dari responden, maka nilai WTP dapat dijelaskan pada tabel 13, sedangkan kurva tawaran WTP yang dihasilkan dapat dilihat pada gambar 23. Sumber: Diolah Oleh Penulis Berdasarkan Data Survey Gambar 23. Kurva WTP Masyarakat sekitar Kawasan Industri di Kelurahan Utama Berdasarkan nilai WTP yang diperoleh dapat dibentuk bid curve berupa demand curve , yang menggambarkan hubungan antara nilai WTP RpKKbulan yang bersedia dibayarkan dengan jumlah responden kumulatif. Dari perolehan nilai WTP responden maka akan dapat didapatkan WTP masyarakat untuk 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 20 40 60 80 100 WT P Rpb ula n Jumlah Responden Kumulatif KK Kurva WTP 131 perbaikan kualitas lingkungan pemukiman sekitar kawasan industri sebagai bentuk dari partisipasi masyarakat. Penelitian ini akan dihitung nilai ekonomi berdasrkan WTP masyarakat terhadap lingkungan tempat tinggal, yang direpresentasikan dengan kesediaan masyarakat membayar untuk peningkatan kualitas lingkungan tiap bulannya. Secara matematis ditulis: N E = WTP x ∑KK. Menurut laporan tahunan Kelurahan Utama tahun 2008, terlihat jumlah kepala keluarga sebesar 6997 KK, sedangkan WTP masyarakat adalah nilai WTP rataan yaitu sebesar Rp.9400,00. Dengan demikian nilai ekonomi lingkungan pemukiman sekitar kawasan industri di Kelurahan Utama dengan mengalikan jumlah KK dengan rataan WTP, sehingga nilai ekonomi lingkungan sebesar Rp.65.771.800,00 per bulan. Nilai tersebut menunjukkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan akibat menurunnya kualitas lingkungan.

6.6 Alternatif Kebijakan Lingkungan sekitar Kawasan Industri di

Dokumen yang terkait

Analisis Dampak Keberadaan Kawasan Industri Medan (Kim) Belawan Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Kim Belawan

31 145 75

Analisis Willingness To Pay Masyarakat Terhadap Mata Air Aek Arnga di Desa Sibanggor Tonga, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal

12 92 53

Resolusi Konflik Lingkungan PT Kawasan Industri Medan (PT KIM) dengan Masyarakat Kelurahan Tangkahan Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan

0 36 107

Pengaruh kesadaran, persepsi dan preferensi konsumen terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal: studi kasus kawasan industri di Jakarta Utara

1 6 167

Kemiskinan masyarakat di sekitar kawasan industri Jababeka (Studi kasus Desa Pasir Gombang, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat)

0 13 150

Estimasi Nilai Kerugian dan Willingness to Accept Masyarakat akibat Pencemaran Air Tanah dan Udara di Sekitar Kawasan Industri: Kasus Industri Kabel di Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor

2 7 191

Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Pencemaran Air Tanah di Sekitar Kawasan Industri (Studi Kasus Industri Keramik di Kelurahan Nanggewer, Kabupaten Bogor)

5 36 94

LINGKUNGAN SEKITAR KAWASAN INDUSTRI DI KECAMATAN SOLOKAN JERUK KABUPATEN BANDUNG.

0 1 35

Estimating willingness to pay by risk ad

0 0 11

Budaya masyarakat di lingkungan kawasan industri: kasus industri rotan di Desa Tegalwangi Kabupaten Cirebon Propinsi Jawa Barat - Repositori Institusi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

0 5 105