Sarana Prasarana Karakteristik Responden

pula oleh perusahaan perkebunan yaitu PT. Nirmala Agung, PT. Intan Hepta, PTPN VIII Cisalak Baru, PT. Jayanegara, PT. Yanita Indonesia, PT Salak Utama, PT. Baros Cicareuh, PT Hevea Indonesia HEVINDO, dan PT Pasir Madang. Selain itu di sekitar kawasan TNGHS juga terdapat banyak perusahaan pengguna air yaitu industri air minum dalam kemasan, PDAM, industri garmen, industri elektronik, pertambangan, perkebunan, peternakan, industri garmen, dan berbagai industri lainnya yang sumber mata airnya sangat dipengaruhi oleh keadaan ekosistem dalam kawasan TNGHS.

4.5 Sarana Prasarana

Kantor balai TNGHS terletak di Jl. Raya Cipanas, Desa Kabandungan, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi. Areal perkantoran ini mencakup blok administrasi, blok informasi dan trainning, wisma tamu, blok penelitian, blok blok serbaguna, dan mess pegawai yang diresmikan pada bulan Februari 1997. Selain kantor balai, balai TNGHS juga memiliki 3 kantor Seksi, serta sarana pengamanan di tingkat resort yang terdiri dari tujuh pondok kerja, lima pondok jaga, dan 9 pos jaga. TNGHS juga memiliki stasiun penelitian Cikaniki yang dibangun dengan dana hibah JICA melalui Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati PHPA-JICA-LIPI di Cikaniki. Stasiun Penelitian Cikaniki dilengkapi dengan ruang untuk mengolah spesimen dan dapat menampung 20 orang peneliti. Selain itu telah dibangun Pusat Rehabilitasi Raptor Elang Jawa yang berada di resort pengelolaan TN. Wilayah Gunung Salak I, Seksi pengelolaan TN wilayah II Bogor.

4.6 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pengunjung TNGHS yang melakukan perjalan wisata di tempat penelitian. Berdasarkan data yang telah diolah, terdapat dua kategori status pengunjung yang dilihat dari daerah asal pengunjung tersebut. Yaitu manca negara yaitu pengunjung wisata yang berasal dari luar negeri, dan pengunjung dalam negeri. Dari diagram selanjutnya, dapat dilihat terdapat 33 responden merupakan pengunjung dari dalam negeri dan 3 pengunjung yang berasal dari luar negeri diantaranya India, Korea, dan Jerman. Pengunjung dari dalam negeri kebanyakan berasal dari kawasan Jabodetabek, dimana merupakan area yang cukup dekat dengan TNGHS. Seperti yang terlihat dalam diagram selanjutnya Gambar 6. dimana banyak responden yang berkunjung ataupun yang merencanakan berkunjung berasal dari daerah Bogor serta Jakarta. Gambar 6. Diagram Presentase Status Pengunjung Gambar 7. Juga menjelaskan kategori lain-lain yang berjumlah 2 . Beberapa daerah yang dimasukkan kedalam kategori lain-lain yaitu Tangerang, Bekasi, Banten, serta Sukabumi. Terdapat juga wisatawan yang berasal dari mancanegara yang berjumlah sama yaitu sekitar 2 diantaranya berasal dari Jerman, India, serta Korea Selatan. Gambar 6. Diagram Asal Pengunjung 10 20 30 40 Dalam Negeri Mancanegara 33 3 23 47 9 9 12 Jakarta Bogor Bekasi Mancanegara Lain-lain Hal ini karena kawasan TNGHS memiliki jarak yang cukup dekat dengan kawasan Jabodetabek, sehingga banyak pengunjung yang berasal dari daerah tersebut. Sedangkan yang berasal dari mancanegara biasanya memiliki teman atau kerabat yang menemani mereka berwisata ke TNGHS. Terdapat juga responden yang berasal dari mancanegara yang sedang melakukan penelitian mengenai owa jawa di kawasan taman nasional. Pengunjung biasa datang dengan rombongan. Tiap rombongan memiliki rencana wisata yang berbeda-beda. Menurut Fennel 1999 dalam Ambinari 2003 sebagian peneliti dapat dikategorikan sebagai ekowisatawan. Ekowisatawan dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori dengan berdasarkan pada dedikasi, waktu, apa yang diinginkan ekowisatawan di daerah ekowisata. Berdasarkan pengkategorian ini maka peneliti masuk pada hard-core nature tourist ekowisatawan kelas berat. Dalam kelompok ini juga termasuk ilmuwan dan peserta program perjalanan yang dirancang untuk pendidikan, pembersihan sampah, atau tujuan lain yang hampir sama. Dalam diagram dibawah Gambar 7 sekitar 59 responden ingin berwisata untuk menikmati pemandangan alam. Sekitar 20 responden akan melakukan penelitian di TNGHS. Responden jenis ini biasanya merupakan mahasiswa yang akan melakukan penelitian ataupun peneliti yang berasal dari LSM. Peneliti yang melakukan penelitian riset untuk lembaga- lembaga pengetahuan biasanya menetap di Citalahab atau cikaniki dalam jangka waktu yang cukup lama. Biasanya mereka menyewa rumah atau kamar di salah satu rumah di Citalahab. Peneliti ini juga kadang memiliki pemandu yang menemani mereka untuk melakukan penelitian di dalam hutan. penelitian tentang alam atau keanekeragaman hayati biasanya sering dilakukan di Cikaniki karena memang Cikaniki memiliki fasilitas penelitian berupa kulkas penyim[an tabung penelitian, rak berisi perlengkapan penelitian serta kondisi kamar dan MCK yang sudah cukup baik. Sedangkan penelitian tentang masyarakat biasanya dilakukan di Citalahab, dengan menyewa rumah atau kamar sampai penelitian berakgir. Penelitian yang dilkukan biasanya mengenai owa jawa, ekowisata, ataupun kehidupan masuyarakat lokal. Sekitar 19 responden mengaku ingin melihat budaya masyarakat. Dalam TNGHS memang terdapat masyarakat kasepuhan yang memang menjadi salah satu objek yang banyak dikunjungi wisatawan. terdapat 2 responden yang tujuan kunjungannya masuk dalam kategori lain-lain. Kategori lain-lain dalam penelitian ini adalah survei untuk keperluan pekerjaan dan fotografi. Fotografi yang dilakuakn yaitu fotografi anggrek untuk pembuatan kalender. Gambar 8. Diagram Presentase Motivasi Kunjungan Diagram batang selanjutnya menunjukkan jenjang pendidikan responden. Sekitar 15 orang lulusan SMA, kebanyakan dari responden bagian ini merupakan mahasiswa yang akan melakukan penelitian atau sedang melakukan perjalanan wisata bersama kerabat, serta karyawan yang menghabiskan waktu liburan. Responden di jenjang ini, sesuai yang diungkapkan sudarto 1999 termasuk dalam cakupan wisatawan X Generation, yaitu wisatawan yang berjenjang umur sekitar 18-29 tahun. Wisatawan jenis ini lebih banyak memilih objek wisata tracking yang menggunakan jalur setapak seperti mendaki gunung, ataupun air terjun. Pengunjung jenis ini lebih banyak menghabiskan waktu di objek-objek wisata alam dan jarang menetap lama di homestay mereka. Selanjutnya terdapat lulusan S1 sebanyak 13 orang responden. Mereka ini seperti yang diungkapkan Sudarto 1999 merupakan golongan eksekutif muda yang berumur sekitar 25-54 tahun, kebanyakan mereka merupakan pengunjung dengan karir dan kedudukan yang bagus. Responden pada jenjang ini mirip dengan responden lulusan SMA yang lebih menyukai kegiatan outdoor. Kebanyakan mereka lebih sering berjalan- 59 19 20 2 menikmati alam melihat budaya masyarakat penelitian keperluan pendidikan lain-lain jalan untuk melihat pemandangan daripada berada lama di dalam homestay. Terdapat 4 pengunjung yang memiliki tingkat pendidikan akhir S2. Pengunjung dalam jenjang ini lebih banyak menghabiskan waktu di dalam homestay. Terdapat beberapa diantara responden ini yang memang sedang melakukan penelitian dalam kawasan taman nasional. Selain penelitian, responden pada jenis ini berasal dari kalangan bapak-bapak dan ibu-ibu yang sedang berwisata untuk menikmati pemandangan bersama kerabat yang memiliki kesamaan hobi atau untuk urusan pekerjaan fotografi, survei lokasi. Gambar 9. Diagram Jenjang Pendidikan Responden Gambar selanjutnya adalah Gambar 9. Gambar ini menunjukkan presentase responden yang juga pengunjung yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari yang perempuan. Hal ini karena akses menuju kawasan sangat sulit, yang mana jalan nya berbatu, curam, dengan kondisi cuaca yang tidak menentu. Dengan akses yang seperti itu maka dianggap lebih menantang dan dan identik, cocok untuk laki-laki, walaupun tidak menutup kemungkinan wisatawan wanita juga akan menyukai area ini. Kebanyakan pengunjung laki-laki yang datang ke objek ini menggunakan mobil pribadi dan relati lebih sedikit jumlah rombongannya daripada pengunjung perempuan. Pilihan objek wisatanya juga lebih ekstrim seperti tracking atau menjelajah hutan saat malam. 2 4 6 8 10 12 14 16 S1 SMA S2 D3 SMP Gambar 10. Diagram Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

4.7 Penilaian Pengunjung Terhadap Sarana Prasarana