Strategi Komunikasi Pemasaran Weakness-Threats S-T

yang asri dan jauh dari kebisingan kota. Ekowisata jenis ini cocok untuk wisatawan yang mencari suasana baru untuk berlibur. Ekowisata berbasis masyarakat di citalahab memiliki pemandangan yang indah, apalagi udaranya sangat sejuk, cocok juga digunakan untuk wisata bersama keluarga. Pada bab sebelumnya mengenai attention, dapat dilihat bagaimana pengunjung dan calon pengunjung TNGHS memiliki perhatian yang besar terhadap keberadaan ekowisata berbasis masyarakat, selain dari hasil statistik, hal ini terlihat juga dari banyaknya pertanyaan yang diberikan mengenai jalannya ekowisata di daerah ini. Ekowisata berbasisi masyarakat merupakan jenis wisata yang unik, dimana pengunjung dapat merasakan sendiri bagaimana kehidupana masyarakat lokal yang tinggal di gunung jauh dari kehidupan kota. Upaya promosi dengan mengunggulkan potensi ekowisata berbasisi masyarakat ini juga dapat dipasang pada banner, poster, atau bahkan billboard. Ekowisata berbasis masyarakat masih jarang dan masih baru, oleh karena itu akan mengundang rasa penasaran bagi calon pengunjung yang membaca brosur atau billboard nya. Penggunaan brosur juga dapat disertakan dengan gambar atau foto masyarakat dan pemandangan di Citalahab yang akan mengunadang rasa penasaran calon pengunjung. Pemberian slogan at au tagline juga dapat disertakan, misalnya “Feel the Village Romantization ” hal ini akan mengundang rasa penasaran untuk berkunjung ke Citalahab.

6.2.4 Strategi Komunikasi Pemasaran Weakness-Threats S-T

Strategi S-T adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. Alternatif strategi S-T adalah sebagai berikut:

6.2.4.1 Usaha Pembangunan Kerjasama di Kalangan Swasta

Saat ini keadaan ekonomi Indonesia sedang marak dengan Green Investasi. Green Investasi mirip dengan investasi lain, seperti, saham dan reksadana. Perbedaan utama adalah bahwa investasi hijau yang dibuat perusahaan- perusahaan yang berkomitmen untuk melestarikan sumberdaya alam, berinovasi dan menghasilkan sumber-sumber energi alternatif, menerapkan udara bersih dan proyek-proyek air bersih, dan menerapkan praktek-praktek usaha lainnya yang berhubungan dengan lingkungan. Saat ini makin banyak peruahaan di Indonesia yang menggunakan investasi hijau. Hal ini akan memudahkan TNGHS dengan statusnya sebagai taman nasional yang melindungi keanekaragaman hayati untuk dapat mejalin kerjasama dan pencarian investor dan kerjasama di tengah ramainya investasi hijau diantara perusahaan saat ini. Usaha pencarian investor ini bukan dimaksudkan untuk pembangunan, melainkan untuk perawatan dan perbaikan sarana-prasarana, contohnya canopy trail yang sedang mengalami kerusakan, perawatan sarana penerangan, atau bahkan perawatan jalan.

6.2.4.2 Pemberian Info Saat Promosi Mengenai Perlindungan Keamanan

Saat Berkunjung Keamanan menjadi faktor yang sangat diperhatikan pengunjung. Pada saat wawancara kepada Yayasan Ekowisata Halimun, mereka sempat mengalami saat- saat yang sulit untuk menarik pengunjung ketika kondisi keamanan negara sedang tidak stabil akibat berita pemboman atau kondisi politik yang tidak menentu, sesuai dengan pernyataan bapak DD dari YEH. “... kalau Eropa itu susah.. Amerika juga.. mereka memang memperhatikan keamanan banget ya, kalau udah ada security warning gitu wah.. udah deh, nggak ada yang dari sana, penelitian gtu juga nggak ada, Cuma kalau Belanda masih suka ada,...” Untuk mengatasi ini, pihak TNGHS harus bekerja sama dengan pemerintah daerah atau juga Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk memberi kebijakan yang mengatur masalah keamanan wisatawan yang berkunjung. TNGHS juga sebaiknya meminta pengunjung untuk didata terlebih dahulu baik di kantor balai maupun sesampainya mereka di Citalahab. Terdapat beberapa jalan masuk untuk menuju Citalahab. Dari tiap jalan masuk tersebut sebaiknya ditempatkan beberapa pos jaga yang nantinya bisa mengintrol siapa pengunjung yang masuk dan keluar area TNGHS. Staff dalam pos jaga ini nantinya juga berfungsi sebagai penunjuk jalan atau pemberi informasi mengenai akses, objek-objek wisata yang bisa dikunjungi, atau homestay.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.3 Kesimpulan

Terdapat dua variabel umum yang digunakan untuk menguji keefektivitasan komunikasi pemasaran untuk mempromosikan ekowisata berbasis masyarakat di TNGHS, yaitu rancangan pesan berupa action, need, satisfaction, visualization, dan action. Variabel umum kedua yakni ragam media penyampaian dan frekuensi penyampaiannya, berupa bauran promosi yakni periklanan, hubungan masyarakat, direct marketing , promosi penjualan, dan word of mouth, serta mengenai bagaimana frekuensi pengunjung menerima informasi dari beragam media tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, jika dilihat dari rancangan pesan, maka komunikasi pemasaran ekowisata berbasis masyarakat di TNGHS sudah cukup efektif, hal ini terlihat dari hasil uji regresi logistik biner yang menyatakan bahwa variabel rancangan pesan signifikan dengan kefektivitasan komunikasi pemasaran yang ada. Walaupun begitu masih banyak yang harus dibenahi agar komunikasi pemasaran dapat lebih optimal. Melihat dari hasil uji regresi logistik biner mengenai ragam media komunikasi pemasaran dan frekuensinya, variabel ragam media dan frekuensi penyampaiannya sudah cukup efektif, namun terdapat beberapa media yang patut ditingkatkan penggunaannya agar pemasaran dapat berjalan lebih optimal. Media tersebut adalah humas. Untuk itu sesuai dengan saran yang ada di matrik SWOT sebelumnya TNGHS dan stakeholder pemasaran lainnya harus lebih sering mengikuti event-event yang tersedia. Aksi jemput bola ini harus dilakukan mengingat TNGHS memiliki kerjasama dengan yayasan serta LSM yang sudah cukup berpengalaman dalam hal ekowisata dan pemasarannya, sehingga sangat disarankan untuk dilakukan. Strategi komunikasi pemasaran yang cocok diterapkan yaitu usaha pembangunana kerjasama dikalangan swasta, LSM, Pemerintah Kabupaten, dan Dinas Pariwisata. Tidak lupa juga pendistribusian alat komunikasi pemasaran seperti brosur di tempat-tempat yang dianggap potensial.