Efektivitas Komunikasi Komunikasi Pemasaran

pada teori ANSVA dari Alan H Monroe. Menurut Monroe dalam Kusumastuti 2009 terdapat lima tahap urutan motif yang sesuai dengan cara berpikir manusia dalam formula ANSVA: perhatian attention, kebutuhan needs, pemuasan satisfaction, visualisasi visualization, dan anjuran tindakan action.

2.2 Efektivitas Komunikasi

Menurut Coulson-Thomas 1990 komunikasi yang efektif merupakan sesuatu yang tidak dapat terjadi begitu saja seluruh unsur organisasi pesan harus direncanakan dengan baik. Unsur organisasi tersebut harus mengidentifikasi internal dan eksternal grup yang harus berkomunikasi serta memutuskan pesan apa yang disampaikan dalam komunikasi tersebut. Komunikasi antarpribadi efektif jika dalam waktu tertentu komunikasi memahami pesan yang disampaikan komunikatornya dengan baik dan melaksanakannya. Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu analisis mengenai efektivitas komunikasi dapat dilihat dari sumber serta penerima pesan yang disampaikan mengenai isi pesan yang diterima dan kesamaannya dengan pesan yang diberikan sumber. Menurut Tubbs dan Moss dalam Sembiring 2011 komunikasi yang efektif akan menimbulkan 5 hal yaitu : a. Pengertian, artinya penerimaan yang cermat dari isi stimuluspesan seperti yang dimaksud oleh komunikator. b. Kesenangan, artinya tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan informasi dan membentuk pengertian, akan tetapi ada juga dilakuakan untuk menimbulkan kesenangan, misalnya menanyakan seseorang. Komunikasi inilah yang menyebabkan hubungan kita menjadi hangat, akrab dan menyengkan. c. Pengaruh pada sikap. Komunikasi seringkali dilakukan dengan tujuan untuk mempengaruhi orang lain. Komunikasi yang efektif ditandai dengan perubahan sikap, perilaku atau pendapat komunikan sesuai dengan kehendak komunikator. d. Hubungan sosial yang baik. Komunikasi juga ditunjukan untuk menumbuhkan hubungan sosial yang baik. Manusia juga adalah makhluk sosial yang tidak tahan hidup sendiri. e. Tindakan efektifitas komunikasi biasanya diukur dari tindakan nyata yang dilakukan komunikan.

2.3 Komunikasi Pemasaran

Menurut Kotler 2002, manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan kerja harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran- sasaran individu dan organisasi. Lebih jauh lagi, Kotler 2002 kembali menjelaskan bahwa pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan orang lain. Sedangkan dalam buku yang sama, strategi pemasaran, diartikan sebagai logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang menguntungkan. Perusahaan memutuskan pelanggan mana yang akan dilayaninya dengan dipandu oleh strategi pemasaran, perusahaan selanjutnya akan menyusun bauran pemasaran terintegrasi yang terdiri dari produk, harga, tempat, dan promosi. Tjiptono 2008 mengartikan komunikasi pemasaran sebagai aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Sedangkan menurut Shimp 2003 Komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan antar individu atau antara organisasi dengan individu. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai pertukaran antara mereka dengan pelanggannya. Jika digabungkan, maka komunikasi pemasaran merepresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya. Menurut Shimp 2003 bentuk-bentuk utama dari komunikasi pemasaran, yaitu personal selling, iklan advertising, sales promotion, sponsorship marketing, publicity, Komunikasi di tempat pembelian point-of-purchase communication. Komunikasi pemasaran dan promosi menjadi hal yang saling terintegrasi satu sama lain. Promosi menjadi salah satu dari serangkaian alat pemasaran yang dalam dalam marketing mix bauran pemasaran dikenal sebagai 4P yang terdiri dari promotion, product produk, place tempat, price harga. Dalam komunikasi pemasaran, kebutuhan dan harapan pelanggan terhadap informasi mengenai produk ataupun jasa sangat penting. Menurut Levitt 1987 dalam Tjiptono 2008, syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Dengan demikian setiap perusahaan harus mampu memahami perilaku konsumen pada dasar sasarannya, karena kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai organisasi yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggannya. Dalam pelaksanaannya, pemasaran wisata berbeda dengan pemasaran produk-produk pada umumnya. Konsep pariwisata bisa dikatakan sebuah konsep yang termasuk dalam bidang jasa. Dimana dalam hal ini pariwisata sangat berhubungan dengan keramah-tamahan dan kesenangan. Merupakan hal yang sangat penting untuk dapat menjalin saling pengertian antara produsen, konsumen serta seluruh stakeholder terkait. Menurut Marpaung 2002, dasar utama dari pemasaran wisata adalah konsep marketing. Konsep ini merupakan customer- oriented philosophy yang dilaksanakan dan diintegrasikan dalam suatu organisasi agar dapat melayani konsumen dengan lebih baik daripada apa yang dilakukan pesaing, selain untuk mencapai target khusus perusahaan, sedangkan menurut Damanik dan Webber 2009, penawaan yang diberikan kepada wisatawan adalah jasa dan produk. Produk wisata, seperti yang dikutip Freyer 1992 dalam Damanik dan Webber 2009 adalah semua produk yang diperuntukkan bagi dan dikonsumsi oleh seseorang selama melakukan kegiatan wisata. Adapun jasa tidak lain adalah layanan yang diterima wisatawan ketika mereka memanfaatkan mengonsumsi produk tersebut. Jasa ini seringkali tidak tampak intangible, bahkan seringkali tidak diarasakan. Lebih lanjut lagi, Marpaung 2002 melihat bahwa pemasaran wisata mencakup: menemukan apa yang menjadi keinginan konsumen market research, mengembangkan pemberian pelayanan yang sesuai kepada wisatawan product planning, pemberitahuan tentang produk yang dibuat advertising and promotion, dan memberikan instruksi dimaan mereka dapat memperoleh produk-produk tersebut channels of distribution -tour operator and travel agent.

2.4 Strategi Komunikasi Pemasaran