Jalan Setapak Kebun Teh

terdiri dari asosiasi andosol cokelat dan regosol cokelat, serta bebatuan lainnya. Variasi curah hujan rata-rata di wilayah ini berkisar antara 4.000mm sampai 6.000 mmtahun, bulan Oktober-April merupakan musim hujan antara 400mm-600mm bulan. Musim kemarau berlangsung dari bulan Mei-September dengan cura hujan sekitar 200mmbulan. Suhu rata-rata bulanan 31,5 C dengan suhu terendah 19,7 C dan suhu tertinggi 31,8 C. Kelembaban udara rata-rata 88. Kekayaan hayati kawasan taman nasional ini telah lama menarik perhatian para peneliti, dalam dan luar negeri. Banyak catatan telah dibuat, terutama setelah status kawasan ditingkatkan menjadi taman nasional, dan banyak pula yang telah diterbitkan, khususnya semasa masih bernama TN Gunung Halimun. Tutupan hutan di taman nasional ini dapat digolongkan atas 3 zona vegetasi, yaitu:  Zona perbukitan colline hutan dataran rendah, yang didapati hingga ketinggian 900 – 1.150 m dpl.  Zona hutan pegunungan bawah submontane forest, antara 1.050 – 1.400 m dpl, dan  Zona hutan pegunungan atas montane forest, di atas elevasi 1.500 m dpl.

4.3 Potensi Wisata

Dalam TNGHS terdapat beberapa potensi wisata alam, sejarah dan aktivitas budaya masyarakat lokal yang dapat dikembangkan menjadi paket-paket kekuatan ekowisata seperti curug air terjun, puncak gunung, kawah ratu, bumi perkemahan, candi Cibedug, gunung Batu dan Cadas Belang, perkebunan teh, stasiun penelitian dan wisma peneliti Cikaniki, serta wisata alam lainnya dan kebudayaan masyarakat yang beragam. Unsur utama yang dapat menarik pengunjung adalah pemandangan alam yang masih asli sebagai bentukan alam tanpa campur tangan manusia. Aspek tersebut sangat dominan terdapat di TNGHS.

4.3.1 Jalan Setapak

Terdapat sebanyak beberapa jalan setapak loop trail yang dapat dinikmati wisatawan sebagai arena Tracking atau penjelajahan, yang pertama yaitu Loop trail Cikaniki-Citalahab. Jalan setapak ini berbentuk melingkar dan terletak diantara stsiun penelitian Cikaniki dan Citalahab. Jalan ini memiliki panjang sekitar 4 km yang biasa ditempuh sekitar 1 jam perjalanan. Jalan ini berada dimulai dari atau bisa juga sebaliknya dari belakang stasiun penelitina Cikaniki ke arah barat laut kemudian melengkung ke arah utara sampai ke lembah Citalahab. Keadaan jalan setapak masih sangat alami dengan lebar kira kira 1-1,5 m berupa jalan tanah. Jalan ini cukup mudah dilalui tanpa peralatan hiking khusus. Jalan setapak kedua merupakan jalan setapak yang menghubungkan Citalahab dengan perkebunan teh Nirmala. Jalan setapak ini lebih pendek dan bisa ditempuh sekitar kurang lebih satu jam. Jalan ini ditempuh dari Citalahab ke arah barat dan kemudian melengkung ke arah utara hingga bertemu dengan jalan mobil perkebunan teh di sebelah barat kampung Citalahab Bedeng. Jika dibandingkan dengan jalan setapak Cikaniki-Citalahab, jalan ini mempunyai tingkat kesulitan yang lebih tinggi.

4.3.2 Kebun Teh

Dalam kawasan TNGHS di wilayah halimun timur terdapat satu lokasi perkebunan teh yang cukup luas yaitu perkebunan Teh Nirmala Agung, wilayah perkebunan teh ini merupakan enclave dalam TNGHS yang telah ada sejak jaman oenjajahan. Perkebunan teh ini mempunyai kondisi landscape yang sangat mendukung untuk potensi ekowisata. Selain menikamti pemandangan kebun teh yang luas, pengunjung juga dapat melihat proses pembuatan teh. Perkebunan teh ini memiliki pemandangan yang sangat indah dimana kita bisa melihat cahaya lampu kota bogor saat malam hari di balik pegunungan. Kondisi alam yang masih alami juga sangat mendukung potensi yang ada. Keadaan jalan dipinggir perkebunan ini cukup lebar sehingga selain kita dapat berjalan kaki menikamti keindahan alam, mobil juga dapat melewatinya. Udaranya sangat sejuk bahkan dingin. Saat pagi sampai sore hari kita bisa melihat banyak pemetik teh yang sedang bekerja.

4.3.3 Air Terjun