Potensi yang dimiliki TNGHS mampu memenuhi ketiga fungsi pokok taman nasional tersebut. Nilai-nilai penting yang terkandung di TNGHS meliputi
potensi keanekaragaman hayati perlindungan fungsi hidro-orologi, potensi wisata alam dan lokasi yang strategis secara keseluruhan mencerminkan keberadaan
TNGHS sebagai suatu sumber keanekaragaman hayati dunia. Menurut Rencana Pengelolaan Lima Tahunan Jangka Menengah TNGHS
2007-2011, adapun visi TNGHS adalah terwujudnya TNGHS sebagai taman nasional terbaik yang dikonstruksikan secara sosial dan menjamin kelestarian
fungsinya sebagai sistem penyangga kehidupan. Sedangkan misi TNGHS adalah: 1. Memantapkan hak-hak masyarakat sebagai landasan pengelolaan tata
ruang kesepakatan 2. Memantapkan perlindungan sistem penyangga kehidupan dan pengawetan
keanekaragaman hayati melalui implementasi adi-praktis best practices 3. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya TNGHS secara berkelanjutan
dan berkeadilan sosial.
4.2 Kondisi Fisik TNGHS
Secara geografis Taman Nasional Gunung Halimun-Salak TNGHS terletak diantara 106
21‟ – 106 38‟ BT dan 6
37‟-6 51‟ LS. Secara administratif
TNGH termasuk dalam 2 wilayah propinsi dan 3 kabupaten yaitu Jawa Barat Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi. Bentuk kawasan TNGHS tidak
beraturan. Kawasan ini dibatasi oleh lahan pertanian rakyat yang dikelola oleh penduduk desa, kawasan hutan produksi dan hutan lindung yang pernah dikelola
oleh Perhutani serta perkebunan teh yang dikelola oleh perusahaan swasta. TNGHS terletak tidak jauh dari beberapa kota yaitu Bogor, Sukabumi, dan Lebak.
Kantor balai TNGHS terletak di Kabandungan, Kabupaten Sukabumi. Kabandungan dapat dicapai melalui Parung Kuda dengan jarak sekitar 30 km
dengan kondisi jalan yang baik. Terdapat angkutan umum yang dapat digunakan dari terminal Parung Kuda menuju Kabandungan. Pintu masuk lain adalah
melewati Pelabuhan Ratu. Selain melalui Kabupaten Sukabumi, TNGHS dapat dicapai menggunakan rute Leuwiliang, Bogor. Pintu masuk kawasan TNGHS dari
kawasan Bogor adalah melalui Leuwiliang yang kemudian akan melewati
Kecamatan Nanggung, jalur lain yang bisa digunakan adalah melewati Cigudeg, sedangkan pintu masuk dari Kabupaten Lebak adalah melalui Bayah dan Cipanas
Banjarsari. Adapun beberapa informasi mengenai beberapa pintu masuk tersebut dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 1 Rute Perjalanan Wisata
Rute Dari
Melalui jarak; waktu
tempuh Kantor Resort
Terdekat Gerbang
Masuk TNGHS
A Sukabumi
Parung Kuda 20 km; 30
menit Cipeutey
Cisalimar 5km jalan batu,
1 jam kendaraan
umum B
Sukabumi Pelabuhan Ratu
60 km; 2 jam Cikelat
Cisuren 7 km, 2 jam
jalan kaki C
Bogor Leuwiliang,
Nanggung 35 km; 50
menit Cisangku
Malasari 5km jalan batu,
30 menit mobil D
Bogor Cigudeg
28 km; 30 menit
Juga Cibuluh
5 km jalan batu dan 3 km jalan
kaki 20 menit mobil
E Rangkasbitung
Bayah 150km; 3 jam
Cicacurub Citorek
20 km jalan batu, 3 jam
mobil F
Rangkasbitung Cipanas
Banjarsari 48 km; 75
menit Muhara
Cigaru 5 km, 2 jam
jalan kaki
Sumber: Ambinari 2003
Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak memiliki karakteristik kawasan pegunungan yang masih memiliki ekosistem hutan hujan tropis di Jawa.
Kawasan ini selain berfungsi sebagai kawasan tangkapan air juga merupakan habitat satwa yang unik, seperti owa Jawa, elang jawa, dan macan tutul.
Berdasarkan sejarah geologi kawasan ini merupakan bagian dari sabuk gunung berapi yang memanjang dari pegunungan bukit barisan Sumatera ke gunung Hinje
di Taman Nasional Ujung Kulon dan seterusnya ke Gunung Halimun-Salak. Berdasarkan peta tanah Propinsi Jawa Barat skala 1: 250.000 dari Lembaga
Penelitian Tanah Bogor tahun 1966, sebagian jenis tanah di kawasan TNGHS
terdiri dari asosiasi andosol cokelat dan regosol cokelat, serta bebatuan lainnya. Variasi curah hujan rata-rata di wilayah ini berkisar antara 4.000mm sampai 6.000
mmtahun, bulan Oktober-April merupakan musim hujan antara 400mm-600mm bulan. Musim kemarau berlangsung dari bulan Mei-September dengan cura hujan
sekitar 200mmbulan. Suhu rata-rata bulanan 31,5 C dengan suhu terendah 19,7
C dan suhu tertinggi 31,8
C. Kelembaban udara rata-rata 88. Kekayaan hayati kawasan taman nasional ini telah lama menarik perhatian
para peneliti, dalam dan luar negeri. Banyak catatan telah dibuat, terutama setelah status kawasan ditingkatkan menjadi taman nasional, dan banyak pula yang telah
diterbitkan, khususnya semasa masih bernama TN Gunung Halimun. Tutupan hutan di taman nasional ini dapat digolongkan atas 3 zona vegetasi,
yaitu:
Zona perbukitan colline hutan dataran rendah, yang didapati hingga ketinggian 900
– 1.150 m dpl.
Zona hutan pegunungan bawah submontane forest, antara 1.050 – 1.400 m
dpl, dan
Zona hutan pegunungan atas montane forest, di atas elevasi 1.500 m dpl.
4.3 Potensi Wisata