BAB VI STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TAMAN
NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK TNGHS
6.1 Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan
faktor internal dalam dan faktor eksternal luar yaitu Strengths, Weakness, Opportunities
dan Threats. Dalam penelitian ini, analisis SWOT digunakan untuk memetakan kelebihan dan kelemahan yang berasal dari internal TNGHS sebagai
pelaku komunikasi pemasaran serta peluang dan ancaman yang dimiliki TNGHS yang berasal dari luar. SWOT juga digunakan untuk merancang formulasi strategi
komunikasi pemasaran TNGHS. Strategi ini terdiri dari strategi komunikasi pemasaran S-O strengths-opportunities, strategi komunikasi pemasaran S-T
strengths-threats, strategi komunikasi pemasaran W-O weakness- opportunities
, dan strategi komunikasi pemasaran W-T weakness-threats. Berdasarkan analisis matriks SWOT, maka sebelum penentuan strategi,
dibutuhkan sebuah analisis mengenai strenght kelebihan, weakness kelemahan, opportunity
peluang, dan threats ancaman.
6.1.1 Analisis Strenght Kekuatan
Analisis strenght kelebihan merupakan analisis faktor-faktor kelebihan internal yang dimiliki TNGHS. TNGHS memiliki keberagaman flora serta fauna
yang jarang ditemukan di objek wisata alam yang lain. Pengunjung bisa menyaksikan sebuah fenomena alam saat malam hari dimana adanya jamur
menyala. Untuk menyaksikan pesona alam ini, pengunjung bisa diantarkan oleh petugas ke area sekitar 200 m dari stasiun penelitian Cikaniki. Jamur bercahaya
ini merupakan salah satu atraksi andalan TNGHS. Terdapat sedikit spesies jamur di dunia yang mampu mengeluarkan kerlip cahaya, dimana dua yang paling
terkenal adalah Panellus stipticus dan Omphalotus olearius. Jamur jenis tersebut juga agak sulit ditemukan di Indonesia. Panellus bisa ditemukan di hutan hujan
Amerika Utara sementara Omphalotus banyak dijumpai di hutan Australia. Selain
fenomena jamur menyala, terdapat juga stasiun penelitian Cikaniki. Stasiun penelitian ini menyediakan fasilitas untuk akomodasi peneliti, termasuk
laboratorium yang memiliki peralatan standar seperti kulkas, lemari pembeku, oven pengering, mikroskop, timbangan elektronik dan lain-lain. Sarana prasarana
ini sangat berguna bagi penelitian hutan hujan tropis, dimana TNGHS merupakan hutan hujan tropis tersisa yang berada di dekat area Jabotabek. Tidak hanya
peneliti, staf TNGHS juga melakukan kegiatan pemantauan untuk jenis-jenis terancam punah Owa Jawa, Macan Tutul, Elang Jawa dan lain-lain. Beberapa
hasil kegiatan penelitian telah dibukukan dan terkumpul dalam kumpulan publikasi penelitian. Saat ini TNGHS menjadi salah satu taman nasional di
Indonesia yang memiliki data flora dan fauna yang cukup lengkap. Ekowisata di Citalahab yang merupakan area dari Taman Nasional
Gunung Halimun Salak memiliki kelebihan tersendiri, dimana seluruh aktivitas dalam area kawasan ekowisata berbasis masyarakat tersebut memang dirancang
sebagai upaya pemberdayaan masyarakat, sehingga seluruh aspek dari ekowisata tersebut seperti homestay, catering, serta pemandu wisata memang berasal dari
masyarakat sendiri. Dalam hal ini pengelolaan yang dilakukan masyarakat sendirilah yang membuat ekowisata ini menjadi unik, karena homestay yang
disediakan warga selain memiliki lingkungan yang cukup bersih, juga memiliki kekhasan tersendiri dimana terbuat dari kayu dan merupakan jenis rumah
panggung yang jarang terdapat pada rumah-rumah masyarakat pada umumnya. Masyarakat lokal di TNGHS juga merupakan masyarakat yang sadar lingkungan,
dimana masyarakat menjaga kebersihan lingkungan sekitar mereka dengan baik. Hal ini dilihat dari pengetahuan mereka tentang Taman Nasional yang juga
memiliki misi untuk konservasi dan pelestarian lingkungan. Masyarakat Citalahab cukup terbuka dengan pendatang serta mendukung pengembangan ekowisata di
daerah mereka, sehingga peneliti tidak akan mendapat kesulitan jika melaukan pengumpulan data atau penelitian di Citalahab.
6.1.2 Analisis Weakness Kelemahan