Hipotesis Definisi Operasional PENDAHULUAN

1. Bagaimana rancangan pesan yang digunakan dalam komunikasi pemasaran di TNGHS? 2. Apa saja ragam media komunikasi pemasaran yang telah digunakan TNGHS dalam melakukan komunikasi pemasarannya? 3. Bagaimana frekuensi komunikasi pemasaran yang dilakukan? 4. Bagaimana hubungan antara identifikasi komunikasi pemasaran dengan efektivitas komunikasi pemasaran? 5. Bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang cocok diterapkan di TNGHS?

2.9 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut: 1. Rancangan pesan memiliki pengaruh dalam efektivitas komunikasi pemasaran 2. Frekuensi Penyampaian media memiliki pengaruh dalam efektivitas komunikasi pemasaran

2.10 Definisi Operasional

Rumusan definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Rancangan pesan adalah tingkat rancangan pesan, diukur dari lima variabel, yaitu Atttention, Need, Satisfaction, Visualization, dan Action. 2. Attention merupakan kekuatan pesan untuk menarik perhatian, diukur berdasarkan seberapa tinggi kekuatan pesan tersebut untuk dapat menarik perhatian pengunjung. Indikator: - Sangat tidak menarik, diberi skor 1 - Tidak menarik, diberi skor 2 - Menarik, diberi skore 3 - Sangat menarik, diberi skor 4 3. Need merupakan kebutuhan pengunjung akan informasi yang disediakan pihak TNGHS. Pengukuran dilakukan berdasarkan seberapa lengkap informasi yang disediakan pihak TNGHS. Indikator: - Tidak ada, skor 1 - Kurang lengkap, skor 2 - Lengkap, skor 3 - Sangat lengkap, skor4 4. Satisfaction merupakan kepuasan pengunjung terhadap ketersediaan informasi yang diberikan oleh TNGHS. Indikator: - Sangat tidak puas, skor1 - Tidak puas, skor 2 - Puas, kode 3 - Sangat puas, kode 4 5. Visualization merupakan persepsi pengunjung mengenai penggambaran isi pesan yang di sampaikan TNGHS. Indikator: - Tidak ada, skor 1 - Kurang lengkap, skor 2 - Lengkap, skor 3 - Sangat lengkap, skor 4 6. Action menggambarkan tingkat keinginan pengunjung untuk berkunjung ke TNGHS. Indikator: - Sangat lemah, skor 1 - Lemah, skor 2 - Kuat, skor 3 - Sangat kuat, skor 4 7. Frekuensi penyampaian menggambarkan seberapa sering informasi mengenai ekowisata berbasis masyarakat pengunjung. Indikator: - Tidak pernah, skor 1 - Jarang, skor 2 - Kadang-kadang, skor 3 - Selalu, skor 4 8. Ragam media komunikasi pemasaran menggambarkan sumber informasi mengenai ekowisata berbasis masyarakat. Indikator: periklanan, promosi penjualan, PR, personal selling, direct marketing, word of mouth. 9. Efektivitas komunikasi pemasaran menggambarkan seberapa efektif komunikasi pemasaran yang dilakukan dengan melihat Frekuensi ragam penyampaian medianya serta rancangan pesannya, dengan indikator: - Efektif, kode 1 - Tidak efektif, kode 0

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini di desain sebagai penelitian survai dengan tipe explanatory research . Penelitian explanatory merupakan penelitian yang sifat analisisnya menjelaskan hubungan antar variabel melalui uji hipotesis Singarimbun dan Effendi 1989. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang didukung dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mencari informasi faktual secara detail tentang hal-hal yang sedang menggejala dan mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja purposive. Desa Citalahab yang masuk dalam area Taman Nasional Gunung Halimun-Salak TNGHS dipilih menjadi lokasi penelitian setelah melalui proses pencarian data awal serta diskusi dengan dosen pembimbing. Taman Nasional Gunung Halimun- Salak adalah salah satu taman nasional yang terletak di Jawa bagian barat. TNGHS juga sudah dikenal sebagai wisata tracking antar lokasi objek wisata alam. Beberapa pelayanan wisata yang ditawarkan didalamnya berupa lintas alam dari satu lokasi ke lokasi lainnya, sambil melakukan pengamatan kehidupan liar, keseharian aktivitas masyarakat lokal seperti proses pembuatan gula aren, tanam padi, atau sekedar bertualang. Program pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di TNGHS dimulai pada tahun 1995 oleh sebuah konsorsium yang merupakan gabungan dari lembaga pemerintah, LSM, universitas, dan dunia usaha, dengan pendanaan dari Biological Conservation Network BCN. Penelitian ini dilakukan pada pertengahan bulan Februari 2011 untuk survei awal, sedangkan penelitian lanjutan akan dilaksanakan pada bulan Maret 2011. Tabel jadwal penelitan yang telah dilakukan dapat dilihat pada lampiran 5.