Estimasi Stok Ikan PENDAHULUAN

Model estimasi bioekonomi yang dikembangkan oleh Clark, Yoshimoto, dan Pooley atau yang biasa dikenal dengan model CYP, persamaan CYP secara matematis sebagai berikut :              1 1 2 ln 2 2 ln 2 2 ln           t t t t E E r q U r r qK r r U dimana :

2.5.3 Model optimasi dinamik

Clark 1985 diacu dalam Fauzi 2004 menyatakan bahwa pengelolaan sumberdaya ikan dengan pendekatan statik yang telah banyak digunakan untuk memahami sumberdaya ikan dalam kurun waktu yang cukup lama memiliki beberapa kelemahan mendasar yang dapat menyebabkan kesalahan dalam pemahaman realitas sumberdaya ikan yang dinamis. Faktor mendasar dari kelemahan pendekatan statik adalah karena sifat itu sendiri yang tidak memasukkan faktor waktu di dalamnya. Hal ini lebih disebabkan karena sumberdaya ikan memerlukan waktu untuk memulihkan diri dan tubuh dalam kondisi perairan tertentu maupun terhadap kondisi eksternal yang terjadi disekitarnya Cunningham, 1981 diacu dalam Fauzi, 2004. Oleh karena itu diperlukan pendekatan yang mampu secara tepat menangkap perubahan-perubahan eksogenous yang terjadi pada parameter-parameter biologi dan ekonomi dari sumberdaya ikan. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan dengan menggunakan model dinamis. Pengelolaan sumberdaya perikanan dengan menggunakan pendekatan dinamis sudah dimulai sejak tahun 1970, namun pendekatan ini berkembang sepenuhnya dan banyak digunakan sebagai analisis estela publikasi artikel Clark dan Munro 1975. Dalam artikel tersebut terungkap bahwa Clark dan Munro 1975 menggunakan pendekatan kapital untuk memahami aspek inter temporal dari pengelolaan sumberdaya ikan Fauzi, 2004. Aspek pengelolaan sumberdaya ikan dengan pendekatan model dinamik bersifat intertemporal, maka aspek tersebut dijembatani dengan penggunaan discount rate, sehingga dalam konteks dinamik, pengelolaan sumberdaya ikan yang optimal merupakan perhitungan tingkat upaya dan panen yang optimal yang mengasilkan discounted present value DPV surplus sosial yang paling maksimum. Surplus sosial ini diwakili oleh rente ekonomi dari sumberdaya resource rent Fauzi, 2004. Pada pendekatan kapital menurut Anna S 2003 biaya korbanan opportunity cost untuk mengeksploitasi sumberdaya dapat diperhitungkan melalui rente ekonomi optimal optimal economic rent yang diperoleh dari pengelolaan sumberdaya perikanan secara optimal. Nilai uang investasi menurut Clark C 1985 diacu dalam Adrianto L 1992 pada masa datang dapat diukur dengan nilai sekarang present value dengan persamaan:   t t i P P   1 dimana P adalah nilai uang pada masa sekarang, t P adalah nilai uang pada masa datang, i adalah tingkat bunga aktual dan t adalah waktu tahun. Faktor   t i   1 adalah discount factor yang dapat dituliskan dalam bentuk eksponensial :   t t e i      1 atau   i   1 ln  dimana  adalah tingkat diskon sumberdaya over time annual continues discount rate, sedangkan i adalah tingkat bunga aktual yang diperoleh dari hasil pengurangan tingkat bunga nominal dikurangi laju inflasi per tahun. Oleh karena itu nilai uang secara matematis dapat dituliskan kembali sebagai : t t P e P    Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya ikan dengan menggunakan formula model dinamik dalam bentuk fungsi yang kontinyu ditulis sebagai berikut :         dt e t h t x t t t       , max   dengan kendala :       t h t x F x t x      ; max h h   dengan menggunakan teknik Hamiltonian, maka model kontinyu di atas menghasilkan Golden Rule untuk pengelolaan sumberdaya ikan yang secara matematis ditulis sebagai berikut Fauzi, 2004 :            h x x F dan h x F  dimana, x    adalah rente marginal akibat perubahan biomassa, h    adalah rente marginal akibat perubahan tangkap panen, x F   produktivitas dari biomasa. Dalam kondisi      h x   , maka persamaan menjadi     x F yang merupakan golden rule dari teori kapital, dimana kapital harus dimanfaatkan sampai manfaat marjinalnya sama dengan biaya opportunitas interest rate. Dalam konteks ini, ketika x    =0 yang identik dengan kondisi MEY, kondisi pengelolaan mengikuti kaidah teori kapital, dimana stok akan dipelihara pada tingkat laju pertumbuhannya sama dengan manfaat yang diperoleh dari investasi dalam hal ini interest rate.

2.5.4 Degradasi dan depresiasi sumberdaya perikanan

Pengelolaan sumberdaya perikanan di Indonesia saat dihadapkan pada isu penting yang salah satunya adalah terjadinya degradasi dan depresiasi sumberdaya perikanan di beberapa wilayah penangkapan ikan. Degradasi diartikan sebagai penurunan kualitaskuantitas sumberdaya alam dapat diperbaharukan renewable resource. Dalam hal ini kemampuan alami sumberdaya dapat diperbaharukan untuk bergenerasi sesuai dengan kapasitas produksinya berkurang. Kondisi ini dapat disebabkan karena adanya pengaruh aktifitas manusia dan faktor alam sendiri. Degradasi sumberdaya alam pesisir dan laut, kebanyakan terjadi karena perbuatan manusia, baik akibat aktifitas produksi penangkapan ikan, maupun