Estimasi Produk Lestari PENDAHULUAN

Tabel 32. Besaran nilai RRT Skenario 1 pada pemanfaatan sumberdaya ikan lemuru di Selat Bali satuan juta rupiah No. Kondisi Pengelolaan Discount rate = 10 Discount rate = 18 NPV RRT per tahun NPV RRT per tahun 1 Optimasi Statik MEY 490.938 5.891 359.068 4,309 2 Optimasi Dinamik i = 3,22 490.211 5.883 358.537 4,302 3 Optimasi Dinamik i = 10 484.767 5.817 354.555 4,255 4 Optimasi Dinamik i = 12 482.296 5.788 352.747 4,233 5 Optimasi Dinamik i = 15 477.984 5.736 349.594 4,195 6 Optimasi Dinamik i = 18 473.038 5.676 345.976 4,152 Besaran nilai RRT per tahun pemanfaatan sumberdaya ikan lemuru di Selat Bali pada skenario 2 disajikan pada Tabel 33. Hasilnya menunjukkan bahwa besaran nilai RRT pada kondisi statis dengan sebesar Rp 2,2 milyar per tahun dan dengan discount rate 18 sebesar Rp 0,6 milyar per tahun. Nilai RRT pada model dinamik discount rate 10 berkisar Rp 1,3 milyar per tahun sampai Rp 2 milyar per tahun. Sedangkan pada tingkat discount rate 18, diperoleh nilai RRT pada kondisi dinamik i=15 dan i=18 sama dengan nol, karena nilai NPV negatif. Tabel 33. Besaran nilai RRT Skenario 2 pada pemanfaatan sumberdaya ikan lemuru di Selat Bali satuan juta rupiah No. Kondisi Pengelolaan Discount rate = 10 Discount rate = 18 NPV RRT per tahun NPV RRT per tahun 1 Optimasi Statik MEY 184.679 2,216 52.809 634 2 Optimasi Dinamik i = 3,22 172.168 2,066 40.493 486 3 Optimasi Dinamik i = 10 144.171 1,730 13.959 168 4 Optimasi Dinamik i = 12 135.403 1,625 5.854 70 5 Optimasi Dinamik i = 15 121.976 1,464 -6.414 6 Optimasi Dinamik i = 18 108.298 1,300 -18.764 Nilai rente tersebut diperoleh dari sejumlah unit alat tangkap yang dioperasikan. Besaran nilai tax atau user fee dalam rangka pemanfaatan sumberdaya ikan lemuru di Selat Bali pada skenario 1 pada kondisi pengelolaan statik dengan tingkat discount rate 10 sebesar Rp 511.761 per trip, sedangkan pada tingkat discount rate 18 sebesar Rp 374.298 per trip. Pada kondisi pengelolaan dinamik dengan discount rate 10 berkisar Rp 414.041 per trip sampai dengan Rp 492.070 per trip, pada tingkat discount rate 18 berkisar Rp 302.826 per trip sampai Rp 359.896 per trip. Besaran nilai user fee atau RRT per trip pada skenario 1 dengan berbagai kondisi pengelolaan disajikan pada Tabel 34. Tabel 34. Nilai Resource Rent Tax per tahun dan per trip untuk pemanfaatan sumberdaya ikan lemuru di Selat Bali Skenario 1 Kondisi Pengelolaan Effort optimum trip Discount rate = 10 Discount rate = 18 RRT per tahun Rp juta RRT per trip Rp per trip RRT per tahun Rp juta RRT per trip Rp per trip Optimasi Statik MEY 11.512 490.938 511.761 359.068 374.298 Optimasi Dinamik i = 3,22 11.955 490.211 492.070 358.537 359.896 Optimasi Dinamik i = 10 12.802 484.767 454.384 354.555 332.333 Optimasi Dinamik i = 12 13.039 482.296 443.862 352.747 324.637 Optimasi Dinamik i = 15 13.382 477.984 428.631 349.594 313.497 Optimasi Dinamik i = 18 13.710 473.038 414.041 345.976 302.826 Besaran nilai RRT per trip pada skenario 2 dengan kondisi pengelolaan statik dengan tingkat discount rate 10 sebesar Rp 192.511 per trip, sedangkan pada tingkat discount rate 18 sebesar Rp 55.048 per trip. Pada kondisi pengelolaan dinamik dan dengan discount rate 10 diperoleh nilai RRT per trip berkisar Rp 94.791 per trip sampai dengan Rp 172.820 per trip. Akan tetapi, apabila tingkat discount rate 18 pada kondisi dinamik i=15 dan i=18 besaran nilai RRT per trip sama dengan nol, karena kegiatan usaha penangkapan mengalami kerugian. Besaran nilai user fee atau RRT per trip pada skenario 2 dengan berbagai kondisi pengelolaan disajikan pada Tabel 35. Tabel 35. Nilai Resource Rent Tax per tahun dan per trip untuk pemanfaatan sumberdaya ikan lemuru di Selat Bali Skenario 2 Kondisi Pengelolaan Effort optimum trip Discount rate = 10 Discount rate = 18 RRT per tahun Rp juta RRT per trip Rp per trip RRT per tahun Rp juta RRT per trip Rp per trip Optimasi Statik MEY 11.512 184.679 192.511 52.809 55.048 Optimasi Dinamik i = 3,22 11.955 172.168 172.820 40.493 40.646 Optimasi Dinamik i = 10 12.802 144.171 135.135 13.959 13.084 Optimasi Dinamik i = 12 13.039 135.403 124.612 5.854 5.388 Optimasi Dinamik i = 15 13.382 121.976 109.382 -6.414 Optimasi Dinamik i = 18 13.710 108.298 94.791 -18.764 Berdasar analisis diatas terlihat bahwa berbagai skenario besaran pungutan baik untuk model statik maupun model dinamik. Hal ini dapat memberikan berbagai pilihan besaran jumlah pungutan, akan tetapi tentunya mekanisme pengumpulan pungutan perlu dilakukan secara efisien. Apabila dilihat dari besaran nilai RRT maka model statik memiliki nilai RRT yang paling besar dibandingkan dengan model dinamik pada berbagai skenario dan tingkat discount rate. Model pungutan pada skenario 2 lebih dapat diterapkan karena kegiatan usaha penangkapan ikan lemuru dipandang sebagai suatu unit bisnis sehingga perlu dimasukkan besaran biaya investasi yang dikeluarkan oleh pelaku usaha. Besaran nilai user fee pada skenario ini pada kondisi pengelolaan statik dan tingkat discount rate 10 sebesar Rp 192.511 per trip. Nilai tersebut merupakan nilai user fee paling tinggi. Apabila tingkat discount rate 18 maka perlu dilakukan secara lebih berhati-hati, karena pada kondisi optimal dinamik dengan i=15 dan i=18 kegiatan usaha penangkapan secara bisnis mengalami kerugian.

5.12 Implikasi Kebijakan

Tujuan pengelolaan perikanan termasuk di dalamnya perikanan tangkap sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang No.31 tahun 2004 tentang Perikanan mengandung beberapa makna, diantaranya adalah melakukan pemanfaatan sumberdaya ikan secara optimal dan berkelanjutan, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan nelayan, serta meningkatkan peran perikanan tangkap terhadap pembangunan perikanan nasional Sumberdaya ikan pada umumnya bersifat open access dan common property, artinya pemanfaatan ikan bersifat terbuka oleh siapa saja dan kepemilikannya bersifat umum, tanpa ada pengelolaan. Konsekuensi dari sifat sumberdaya seperti ini adalah munculnya gejala eksploitasi berlebih over exploitation, investasi berlebih over investment dan tenaga kerja berlebih over employment. Dalam kondisi seperti ini, jika tidak segera diambil kebijakan yang tepat, maka sulit rasanya untuk mencapai tujuan pengelolaan perikanan yang telah digariskan di atas. Begitu pula dengan yang terjadi pada sumberdaya ikan lemur di Perairan Selat Bali. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan sumberdaya ikan