Standarisasi Alat Tangkap PENDAHULUAN

lemuru di Perairan Selat Bali telah menunjukkan gejala yang overfishing baik secara biologi maupun ekonomi. Sehingga perlu dilakukan langkah-langkah dalam mengatasinya seperti mengurangi upaya penangkapan effort agar kelestarian sumberdaya ikan lemuru dapat terjaga. Hubungan tingkat discount rate dan rente ekonomi optimal dinamik pada sumberdaya ikan lemuru di Perairan Selat Bali dapat dilihat pada Gambar 28. Pada gambar tersebut menunjukkan tingkat discount rate yang tinggi akan mendorong semakin lajunya tingkat effort dan sebaliknya tingkat discount rate yang rendah akan memperlambat laju tingkat effort. Secara umum tingkat discount rate yang lebih rendah dapat menghasilkan optimal yield dan optimal biomass yang lebih tinggi dan apabila tingkat discount rate turun hingga ke level nol, maka analisis dinamik pada sumberdaya ikan lemuru ini identik dengan analisis statik pada pengelolaan sole owner atau maximum economic yield MEY. Tingkat discount rate yang tinggi akan memacu eksploitasi sumberdaya ikan lemuru yang lebih ekstraktif dan dampaknya akan mempertinggi tekanan sumberdaya ikan lemuru. Jika discount rate semakin tinggi hingga tak terhingga, maka analisis dinamik sumberdaya ikan lemuru akan sama dengan analisis statik pada pengelolaan open access OA, sehingga keadaan ini akan mengakibatkan terjadinya degradasi yang menjurus kepada kepunahan sumberdaya ikan lemuru. Hal yang sama juga terlihat pada rente ekonomi yang diperoleh, dimana rente ekonomi yang diperoleh akan semakin besar apabila semakin rendahnya tingkat discount rate, sebaliknya jika tingkat discount rate semakin tinggi maka akan membuat rente ekonomi yang diperoleh semakin kecil. Artinya bahwa ekstraksi sumberdaya ikan lemuru secara berlebihan saat ini dengan nilai rente ekonomi yang diterima untuk waktu jangka panjang ternyata tidak memberikan nilai rente yang optimal. Peningkatan upaya yang berlebihan akan mengakibatkan peningkatan terhadap biaya yang dikeluarkan. Hal ini berimplikasi terhadap laju degradasi sumberdaya ikan lemuru yang semakin cepat. Gambar 28. Hubungan tingkat discount rate dan rente ekonomi optimal dinamik sumberdaya ikan lemuru

5.10 Analisis Laju Degradasi dan Laju Depresiasi

Degradasi dan depresiasi sumberdaya dapat diartikan sebagai penurunan nilai dari sumberdaya baik secara kuantitas maupun kualitas dan manfaat secara ekonomi sebagai dampak dari pemanfaatan sumberdaya tersebut. Jika nilai koefisien degradasi dan depresiasi suatu sumberdaya berada pada kisaran nilai toleransi yaitu 0 hingga 0,5, maka sumberdaya tersebut belum mengalami degradasi dan depresiasi. Hasil analisis laju degradasi dan depresiasi pada sumberdaya ikan lemuru dapat dilihat pada Tabel 30. Koefisien laju degradasi dan laju depresiasi pada sumberdaya ikan lemuru tiap tahun secara berturut-turut rata-rata mencapai 0,26 dan 0,31. Nilai koefisien ini lebih kecil dari nilai toleransi koefisien laju degradasi dan laju depresiasi. Hal ini menunjukkan bahwa sumberdaya ikan lemuru di perairan Selat Bali secara rata-rata selang periode tahun 1995 hingga 2010 belum mengalami degradasi dan depresiasi. Namun demikian, pada tahun 2004 nilai koefisien laju degradasi mencapai 0,93, lebih besar dari nilai toleransi 0,5. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2004 sumberdaya ikan lemuru di Perairan Selat Bali telah terdegradasi. Selain itu, nilai laju degradasi dan depresiasi ikan lemuru pada tahun 2009 sebesar 0,54 dan 0,64, lebih tinggi dari nilai toleransi 0,5, yang berarti y = 7E+06x -0,813 R² = 0,9992 - 500,000.00 1,000,000.00 1,500,000.00 2,000,000.00 2,500,000.00 3,000,000.00 5 10 15 20 R e n te e ko n o mi R p ju ta Discount Rate