Dari Tabel 26 secara berturut-turut diketahui besarana rata-rata biaya riil dari penangkapan sumberdaya ikan lemuru rata-rata sebesar Rp 1,55 juta per trip.
Perhitungan tersebut dilakukan selama selang periode tahun 1995 sampai dengan tahun 2010 dan indeks harga konsumen dengan tahun dasar tahun 2006.
5.6.2 Standarisasi harga output
Dalam menganalisis bionomi sumberdaya tersebut selain faktor biaya juga sangat diperlukan faktor harga atau nilai dari sumberdaya yang dimanfaatkan.
Variabel harga berpengaruh terhadap jumlah penerimaan yang diperoleh dalam usaha penangkapan ikan. Data harga nominal merupakan nilai rataan dari masing-
masing target spesies dari alat tangkap. Harga jenis ikan tersebut disajikan dalam bentuk harga ikan per ton, yang diperoleh dari data primer di lapangan. Setelah
melalui penyesuaian dengan Indek Harga Konsumen IHK dari BPS Provinsi Jawa Timur maka diperoleh nilai harga ikan time series tahun 1995-2010, seperti
Tabel 27. Tabel 27. Rata-rata harga ikan lemuru tahun 1995-2010
Tahun IHK
Tahun Dasar 2006 Harga Ikan Lemuru
Rpkg 1995
25.40 815.22
1996 26.99
866.06 1997
27.81 892.56
1998 53.56
1718.79 1999
53.69 1722.94
2000 59.30
1903.08 2001
67.68 2172.00
2002 73.87
2370.76 2003
77.41 2484.21
2004 82.12
2635.43 2005
93.71 3007.57
2006 100.00
3209.28 2007
106.27 3410.46
2008 117.85
3782.09 2009
121.20 3889.74
2010 124.87
4007.43 Rataan
75.73 2430.48
Dari Tabel 27 diketahui bahwa harga rata-rata ikan lemuru pada tahun 2010 mencapai Rp 4007,43 per kg. Harga riil selang periode tahun 1995 hingga
tahun 2010 rata-rata sebesar Rp 2430,48 per kg atau sebesar Rp 2,43 juta per ton.
5.7 Estimasi Discount Rate
Hasil perhitungan real discount rate mengacu pada nilai laju pertumbuhan ekonomi PDRB di Kabupaten Banyuwangi rata-rata sebesar 0,11727 atau g =
11,73 persen dan nilai nominal discount rate saat ini sebesar 15 persen, sehingga dengan menggunakan pendekatan Kula 1984 diacu dalam Anna S 2003
diperoleh nilai riil discount rate sebesar 3,27 persen. Nilai riil discount rate ini kemudian dijustifikasi untuk mendapatkan nilai riil discount rate dalam bentuk
annual continues discount rate dengan menggunakan persamaan
1 ln
r
,
sehingga diperoleh nilai annual continues discount rate sebesar 3,22 persen Lampiran 4.
5.8 Estimasi Produk Lestari
Estimasi produksi lestari dilakukan dengan cara mensubstitusikan hasil parameter biologi yang telah didapatkan ke dalam persamaan sehingga diperoleh
fungsi produksi lestari atau yang dikenal dengan istilah sustainable yield-effort curve. Perbandingan produksi aktual dan produksi lestari sumberdaya ikan
lemuru selama tahun 1995 -2010 dapat dilihat pada Gambar 24. Pada tahun 1995 sampai dengan tahun 2010 volume produksi aktual ikan
lemuru di Perairan Selat Bali bersifat fluktuatif. Puncak produksi ikan lemuru selama selang periode tahun 1995 hingga tahun 2010 terjadi pada tahun 2007
yang mencapai produksi aktual sebesar 67.848,94 ton dan pada tahun 2009 dengan volume sebesar 65.237,54 ton, selanjutnya pada tahun 2006 mencapai
angka produksi sebesar 60.586,38 ton. Peningkatan atau penurunan volume produksi aktual dan volume produksi lestari disebabkan oleh peningkatan atau
penurunan upaya tangkap effort, kemampuan armada atau alat tangkap yang digunakan oleh nelayan serta kemampuan sumberdaya ikan lemuru dalam
melakukan perbaharuan atau mempengaruhi diri.