Penentuan user fee dengan resource rent tax RRT

4.4 Perekonomian

Faktor utama yang mendorong penduduk untuk menetap di suatu wilayah adalah daya tarik aktivitas perekonomiannya. Dengan adanya aktivitas ekonomi maka penduduk dapat memperoleh pekerjaan sesuai dengan bidang keahliannya. Dengan demikian terdapat keterkaitan yang erat antara penduduk di suatu wilayah dengan akitivitas perekonomian di wilayah tersebut. Salah satu indikator kemajuan perekonomian suatu daerah wilayah adalah Produk Domestik Regional Bruto PDRB. PDRB merupakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu masyarakatnegara dalam satu tahun, yang diukur berdasarkan harga pasar yang berlaku current price pada waktu itu. Jika berdasarkan harga pasar, disebut dengan PDRB atas dasar harga Pasar. Sedangkan jika berdasarkan harga pada tahun tertentu yang dipilih sebagai harga dasar disebut dengan PDRB atas dasar harga konstan. Gambaran menyeluruh tentang kondisi perekonomian di 2 Wilayah Kabupaten Sekitar Perairan Selat Bali dapat dilihat melalui neraca ekonomi yang tergambarkan dalam Produk Domestik Regional Bruto PDRB. Melalui penghitungan PDRB di 2 Wilayah Kabupaten Sekitar Perairan Selat Bali Atas Dasar Harga Berlaku ADHB dapat menggambarkan nilai nominal seluruh barang dan jasa yang dihasilkan daerah ini. Di Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2009, nilai PDRB ADHB adalah sebesar Rp 20.490.127,43 juta, sementara di Kabupaten Jembrana mencapai Rp 2.927.790,58 juta. Berdasarkan jumlah yang dihasilkan oleh masing-masing sektor, maka sektor pertanian di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jembrana memberikan kontribusi yang terbesar dibandingkan sektor lainnya yaitu masing-masing 47,63 persen dan 26,02 persen. Data selengkapnya mengenai PDRB berdasarkan harga berlaku di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jembrana dapat dillihat pada Tabel 12. Tabel 12. PDRB di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jembrana menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku tahun 2009 juta rupiah No. Lapangan Usaha Kab. Banyuwangi Kab. Jembrana 1 Pertanian 9.759.800,80 761.737,38 2 Pertambangan Penggalian 816.872,65 14.430,95 3 Industri Pengolahan 1.159.951,41 214.981,03 4 Listrik dan Air Bersih 103.298,19 47.264,89 5 Bangunan 53.396,87 181.407,25 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 5.454.827,45 712.759,30 7 Pengangkutan dan Komunikasi 676.384,26 483.028,91 8 Keuangan, Persewaaan dan Jasa Perusahaan 1.169.127,49 137.945,10 9 Jasa-jasa 1.296.468,31 374.235,77 Total 20.490.127,43 2.927.790,58 Sumber : Data BPS tahun 2009 diolah Sedangkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan ADHK dengan tahun dasar 2000 di 3 Wilayah Kabupaten Sekitar Perairan Selat Bali secara total mencapai Rp 17.379.587,41 juta, meliputi Kabupaten Banyuwangi sebesar 60 dan Kabupaten Jembrana sebesar 10. Sektor pertanian masih memberikan kontribusi yang terbesar terhadap perekonomian di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jembrana. Data selengkapnya mengenai PDRB harga konstan di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jembrana dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. PDRB di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jembrana tahun 2009 menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan tahun 2000 juta rupiah No. Lapangan Usaha Kab. Banyuwangi Kab. Jembrana 1 Pertanian 5.134.326,25 411.426,71 2 Pertambangan Penggalian 426.031,59 155.629,54 3 Industri Pengolahan 588.452,18 124.760,60 4 Listrik dan Air Bersih 65.685,97 13.153,35 5 Bangunan 33.470,68 83.155,88 6 Perdagangan. Hotel dan Restoran 2.511.102,44 405.462,61 7 Pengangkutan dan Komunikasi 451.014,23 233.087,72 8 Keuangan. Persewaaan dan Jasa Perusahaan 671.011,14 76.731,16 9 Jasa-jasa 558.234,84 240.725,18 Total 10.439.329,32 1.744.132,75 Sumber : Data BPS tahun 2009 diolah Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk melihat kinerja performance perekonomian suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai kemampuan suatu daerah dalam jangka panjang untuk menghasilkan output barang-barang dan jasa-jasa kepada penduduknya. Salah satu faktor yang menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah investasi. Oleh karena itu jika ingin meningkat pertumbuhan ekonomi maka iklim investasi daerah perlu terus dibenahi. Hasil analisis menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi riil harga konstan 2 Wilayah Kabupaten Sekitar Perairan Selat Bali yaitu di Kabupaten Jembrana sebesar 6,23 persen dan di Kabupaten Banyuwangi sebesar 7,25 persen. Dilihat dari pertumbuhan ekonomi sektoral, ternyata sektor bangunan memiliki laju pertumbuhan yang tertinggi di Kabupaten Banyuwangi yakni 10,23. Sementara laju pertumbuhan tertinggi di Kabupaten Jembrana disumbang dari sektor pertambangan dan penggalian sebesar 6,35. Data selengkapnya mengenai laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jembrana disajikan pada Tabel 14. Tabel 14. Laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jembrana tahun 2009 atas harga konstan tahun 2000 dalam No. Lapangan Usaha Kab. Banyuwangi Kab. Jembrana 1 Pertanian 8,03 1,88 2 Pertambangan Penggalian 8,54 6,35 3 Industri Pengolahan 9,52 5,49 4 Listrik dan Air Bersih 4,18 4,83 5 Bangunan 10,23 4,71 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 5,6 4,74 7 Pengangkutan dan Komunikasi 5,78 4,51 8 Keuangan, Persewaaan dan Jasa Perusahaan 6,24 3,72 9 Jasa-jasa 6,38 3,85 Total 7,25 6,23 Sumber : Data BPS tahun 2009 diolah

4.5 Aktivitas Perikanan

Wilayah Perairan Selat Bali memiliki sumberdaya ikan lemuru yang potensial. Hasil tangkapan ikan lemuru di Perairan Selat Bali memberikan kontibusi sebesar 40 dari total ikan lemuru yang ada di Indonesia. Berdasarkan potensi sumberdaya tersebut sehingga aktivitas perikanan yang dominan di wilayah perairan Selat Bali yaitu kegiatan penangkapan ikan dengan alat tangkap purse seine. Hal ini karena alat tangkap purse seine merupakan alat tangkap yang sangat efektif untuk menangkap gerombolan ikan lemuru. Sumberdaya perikanan pelagis terutama ikan lemuru telah menjadi tulang punggung kegiatan usaha perikanan di perairan tersebut. Perikanan lemuru di Perairan Selat Bali mempunyai peranan penting pada ekonomi lokal di Provinsi Bali dan Jawa Timur sebagai basis penangkapan dan pendaratan ikan. Kecamatan Muncar merupakan basis utama kegiatan penangkapan ikan di Selat Bali yang berada di Wilayah Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan data yang diperoleh dari Laporan Tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi diketahui bahwa produksi perikanan laut di Kecamatan Muncar pada tahun 2009 mencapai sekitar 95 dari semua produksi perikanan laut di Kabupaten Banyuwangi. Sementara itu, sebagian besar kegiatan penangkapan ikan lemuru di wilayah Provinsi Bali berada di Kabupaten Jembrana atau tepatnya di PPN Pengambengan. Sedangkan di Kabupaten Badung sebagian besar wilayah pantainya merupakan wilayah wisata. Sehingga hanya ada sebagian kecil yang dijadikan sebagai wilayah pendaratan ikan.

4.5.1 Nelayan

Jumlah nelayan yang terdapat di 7 wilayah kecamatan pesisir Selat Bali di Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2009 tercatat sebanyak 21.631 orang, terdiri dari 4.589 juragan dan 17.042 merupakan pendega. Konsentrasi jumlah nelayan di Kabupaten Banyuwangi banyak terdapat di Kecamatan Muncar. Jumlah nelayan di Kecamatan Muncar pada tahun 2009 tercatat sebanyak 12.865 orang atau sebesar 59,5 dari total nelayan di 7 wilayah kecamatan pesisir pada tahun yang sama. Data selengkapnya mengenai jumlah nelayan di Kabupaten Banyuwangi dapat dilihat pada Tabel 15.