Alat Tangkap Purse Seine

Gambar 8. Model Gordon Schaefer Fauzi, A. 2004 Pada Gambar 8 dapat dilihat bahwa kurva penerimaan total Total Revenue atau TR adalah sama dengan kurva produksi lestari, karena harga ikan diasumsikan konstan dan penerimaan total akan ditentukan langsung oleh hasil tangkapan ikan. Kurva biaya total Total Cost atau TC berbentuk garis lurus, yang mengindikasikan bahwa besarnya biaya meningkat secara proporsional dengan meningkatnya effort Lawson, 1984. Pada setiap tingkat upaya yang lebih tinggi dari E 2 , maka biaya total TC akan melebihi penerimaan total TR, sehingga banyak pelaku perikanan yang keluar dari perikanan. Sebaliknya pada tingkat upaya yang lebih rendah dari E 2 , maka penerimaan total TR melebihi biaya total TC, sehingga dalam kondisi open access, hal ini akan menyebabkan bertambahnya pelaku yang masuk dalam industri perikanan. Kondisi ini akan terus terjadi hingga manfaat ekonomi terkuras sampai titik nol, atau dengan kata lain tidak ada lagi manfaat ekonomi yang bisa diperoleh. Gordon menyebut hal ini sebagai bioeconomic equilibrium of open access fishery atau keseimbangan bioekonomi dalam kondisi akses terbuka Fauzi, 2005. Dari Gambar 8 di atas juga dapat dijelaskan bahwa keuntungan lestari yang maksimum akan diperoleh pada tingkat upaya E, tingkat upaya ini disebut sebagai Maximum Economic Yield MEY atau produksi yang maksimum secara ekonomi karena lebih efisien dalam penggunaan faktor produksi tenaga kerja, Yield effort E 1 MSY E 2 E 3 MEY TR TC  =0  maks OA modal dan merupakan tingkat upaya yang optimal secara social karena tingkat upaya yang lebih sedikit, sehingga lebih bersahabat dengan lingkungan. Kondisi ini secara matematik dapat dinotasikan sebagai berikut Fauzi, 2004 : cE E p E p    2 max    2       c E p p E    sehingga diperoleh tingkat input yang optimal sebesar :   p c p E 2   Dalam model bioekonomi Gordon Schaefer di atas, tampak bahwa beberapa parameter biologi penting seperti r, q, dan K tergantikan oleh koefisien  dan  . Hal ini menyebabkan informasi mengenai perubahan biologi yang terjadi tidak akan pernah terakomodasi dalam model. Oleh karena itu diperlukan cara untuk memodifikasi model Gordon Schaefer. Terdapat beberapa model estimasi bioekonomi yang dikembangkan antara lain model Algoritma Fox, model Walters dan Hilborn W-H, model Schnute dan model Clark, Yoshimoto dan Pooley CYP. Model estimasi bioekonmi yang dikembangkan oleh Fox 1975 dimana metode estimasi ekuilibrium dilakukan berdasarkan analisis model Schaefer dalam kondisi keseimbangan atau steadey state. Model surplus produksi Fox adalah non linear logaritmich dan lag sehingga dikenal dengan model Algoritma Fox. Model ini menggunakan asumsi bahwa perubahan upaya penangkapan effort secara berangsur-angsur akan membuat ukuran stok selalu mendekati atau mencapai titik keseimbangan karena adanya kondisi ekologi dan hubungan biologi yang stabil. Dengan asumsi tersebut maka pertumbuhan populasi dxdt akan sama dengan nol. Estimasi parameter biologi dengan menggunakan model Algoritma Fox sebagai berikut: t n i t z y x q 1 ln                        dimana :                      1 t U z x                       1 1 t U z y                       2 1 t t U U b a z Setelah diperoleh nilai koefisien kemampuan tangkap q, maka dapat diperoleh nilai kapasitas daya dukung lingkungan K dan laju pertumbuhan intrinsik r melalui persamaan berikut: q K    2 Kq r  Model Walters dan Hilborn 1976 dikenal sebagai difference model. Model Walters Hilborn menggunakan versi diskrit model biologi sedangkan Schaefer tidak. Estimasi parameter biologi dengan menggunakan metode estimasi dinamis atau dikenal dengan metode regresi relatif lebih mudah karena dapat mengestimasi parameter biologi langsung dari persamaannya. Model Walters Hilborn dapat dijelaskan pada persamaan berikut: t t t t qE U qK r r U U            1 1 dimana: r   ; qK r   ; q   ;    K Model estimasi Schnute 1977 dikembangkan dengan metode regresi relatif. Secara matematis persamaan model Schnute sebagai berikut:                           2 2 ln 1 1 1 1 t t t t t E E q U U qK r r U U dimana: r   , qK r   , q   , dan    k Model estimasi bioekonomi yang dikembangkan oleh Clark, Yoshimoto, dan Pooley atau yang biasa dikenal dengan model CYP, persamaan CYP secara matematis sebagai berikut :              1 1 2 ln 2 2 ln 2 2 ln           t t t t E E r q U r r qK r r U dimana :

2.5.3 Model optimasi dinamik

Clark 1985 diacu dalam Fauzi 2004 menyatakan bahwa pengelolaan sumberdaya ikan dengan pendekatan statik yang telah banyak digunakan untuk memahami sumberdaya ikan dalam kurun waktu yang cukup lama memiliki beberapa kelemahan mendasar yang dapat menyebabkan kesalahan dalam pemahaman realitas sumberdaya ikan yang dinamis. Faktor mendasar dari kelemahan pendekatan statik adalah karena sifat itu sendiri yang tidak memasukkan faktor waktu di dalamnya. Hal ini lebih disebabkan karena sumberdaya ikan memerlukan waktu untuk memulihkan diri dan tubuh dalam kondisi perairan tertentu maupun terhadap kondisi eksternal yang terjadi disekitarnya Cunningham, 1981 diacu dalam Fauzi, 2004. Oleh karena itu diperlukan pendekatan yang mampu secara tepat menangkap perubahan-perubahan eksogenous yang terjadi pada parameter-parameter biologi dan ekonomi dari sumberdaya ikan. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan dengan menggunakan model dinamis. Pengelolaan sumberdaya perikanan dengan menggunakan pendekatan dinamis sudah dimulai sejak tahun 1970, namun pendekatan ini berkembang sepenuhnya dan banyak digunakan sebagai analisis estela publikasi artikel Clark dan Munro 1975. Dalam artikel tersebut terungkap bahwa Clark dan Munro