bahwa sumberdaya ikan lemuru telah terdegradasi dan terdepresiasi pada tahun 2009.
Tabel 30. Hasil analisis laju degradasi dan laju depresiasi pada sumberdaya ikan lemuru
Tahun Produksi ton
RenteEkonomi Rp juta Laju
Degradasi Laju
Depresiasi Aktual
Lestari Aktual
Lestari 1995
14.850,61 40.438,86
5.912,35 26.772,51
0,06 0,01
1996 8.957,77
40.402,65 1.219,42
28.452,63 0,01
0,00 1997
21.838,99 40.542,32
12.561,16 29.255,07
0,14 0,09
1998 58.164,36
40.648,30 85.759,92
55.653,55 0,33
0,34 1999
6.154,99 40.651,41
-3.457,71 55.977,68
0,00 1,00
2000 8.170,25
40.393,46 1.203,13
62.526,61 0,01
0,00 2001
10.145,40 40.288,91
2.563,23 68.034,82
0,02 0,00
2002 36.256,04
39.853,26 69.256,84
77.785,00 0,25
0,25 2003
34.301,27 40.636,93
64.471,89 80.211,00
0,23 0,22
2004 21.184,19
-55.709,53 1.005,93
-201.641,81 0,93
1,00 2005
14.565,45 30.996,86
7.164,89 56.583,56
0,11 0,00
2006 60.586,38
21.320,15 150.022,64 24.006,37
0,41 0,46
2007 67.848,94
14.698,53 181.139,34 -128,27
0,45 0,50
2008 38.329,55
12.983,80 88.427,78
-7.432,17 0,42
0,52 2009
65.237,54 -10.480,91 186.161,86
-108.363,50 0,54
0,64 2010
14.794,34 11.617,69
-1.279,86 -14.010,03
0,31 0,00
Rataan 30.086,63 24.330,17
53.258,30 14.605,19
0,26 0,31
Pemanfaatan sumberdaya ikan lemuru pada tahun 2009 mempunyai track record terdegradasi dan terdepresiasi. Kemudian pada tahun sebelumnya yaitu
tahun 2006 hingga tahun 2008 mempunyai track record nilai laju degradasi yang hampir mendekati nilai toleransi yaitu sebesar 0,5, sedangkan nilai depresiasinya
sudah melebihi dari nilai toleransi 0,5. Hal ini menindikasikan bahwa pada tahun 2006 hingga 2008, sumberdaya ikan lemuru walaupun belum sampai
terdegradasi tetapi telah mengalami depresiasi. Oleh karena itu, tindakan preventif pada pemanfaatan sumberdaya ikan lemuru harus segera dilakukan agar nilai
koefisien degradasi dan depresiasi tidak semakin tinggi. Untuk lebih jelasnya mengenai laju degradasi dan laju depresiasi sumberdaya ikan lemuru dapat dilihat
pada Gambar 29.
Gambar 29. Grafik laju degradasi dan laju depresiasi pada sumberdaya ikan lemuru
Pada Gambar 26 terlihat pola grafik laju degradasi dan laju depresiasi sumberdaya ikan lemuru yang hampir sama, karena besaran nilai keduanya yang
tidak jauh berbeda. Menurun atau meningkatnya nilai koefisien laju degradasi akan diikuti oleh menurunnya atau meningkatnya nilai koefisien laju depresiasi.
Artinya, kondisi biologi sumberdaya ikan lemuru akan sangat berpengaruh pada tingkat ekonomi yang akan diperoleh oleh para nelayan
5.11 Analisis Sistem Tarif
5.11.1 Analisis rente sumberdaya
Analisis rente ekonmi sumberdaya ikan lemuru dihitung berdasarkan nilai produksi optimal pada kondisi statik dan kondisi optimal dinamik. Besaran nilai
rente ekonomi dihitung berdasarkan nilai Net Present Value NPV selama 10 tahun ke depan pada tingkat discount rate 10 dan 18. Penentuan tingkat
discount rate dilakukan berdasarkan tingkat discount rate dari World Bank yaitu sebesar 10 sampai dengan 18, sehingga tingkat discount rate dipilih pada
batas tingkat discount rate yang paling kecil yaitu 10 dan tingkat discount rate paling besar yaitu 18.
-0.20 0.00
0.20 0.40
0.60 0.80
1.00 1.20
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Laju d
e g
rad asi
d an
L aju
d e
p re
si asi
Laju degradasi Laju depresiasi
Bench Marking
Ada 2 skenario yang digunakan dalam menghitung nilai rente ekonomi yaitu pada skenario 1 digunakan perhitungan tanpa memasukkan nilai investasi;
dan pada skenario 2, besaran biaya investasi dimasukkan dalam perhitungan. Biaya investasi yang dibutuhkan untuk satu unit penangkapan purse seine untuk
mengekstraksi sumberdaya ikan lemuru sebesar Rp 1,311 milyar. Hasil perhitungan besaran nilai rente sumberdaya ikan lemuru di Selat Bali dapat dilihat
pada Tabel 31. Tabel 31. Besaran nilai rente sumberdaya ikan lemuru di Selat Bali selama 10
tahun ke depan satuan juta rupiah
No. Kondisi Pengelolaan
Skenario 1 Skenario 2
NPV = 10
NPV = 18
NPV = 10
NPV = 18
1 Optimasi Statik MEY
490.938 359.068
184.679 52.809
2 Optimasi Dinamik i = 3,22
490.211 358.537
172.168 40.493
3 Optimasi Dinamik i = 10
484.767 354.555
144.171 13.959
4 Optimasi Dinamik i = 12
482.296 352.747
135.403 5.854
5 Optimasi Dinamik i = 15
477.984 349.594
121.976 -6.414
6 Optimasi Dinamik i = 18
473.038 345.976
108.298 -18.764
Pada Tabel 31 terlihat bahwa besaran nilai rente ekonomi sumberdaya ikan lemuru di Selat Bali pada kondisi optimal statik MEY memiliki nilai rente yang
paling besar baik pada skenario 1 maupun skenario 2 dengan berbagai tingkat discount rate. Hal ini dikarenakan pada kondisi optimal statik tidak ada tekanan
terhadap sumberdaya i=0. Besaran nilai rente ekonomi sumberdaya ikan lemuru pada kondisi optimal statik pada skenario 1 berkisar Rp 359,1 milyar
sampai Rp 490,9 milyar. Sementara itu, pada skenario 2 nilai NPV lebih rendah yang disebabkan karena adanya biaya investasi. Besaran nilai rente ekonomi
skenario 2 berkisar Rp 52,8 milyar sampai Rp 184,7 milyar. Besaran nilai rente ekonomi kondisi optimal dinamik pada skenario 1 dan
tingkat discount rate 10 berkisar Rp 473 milyar sampai dengan Rp 490 milyar, pada tingkat discount rate 18 berkisar Rp 346 milyar sampai dengan Rp 358,5
milyar. Hal yang menarik yaitu besaran nilai rente ekonomi sumberdaya ikan lemuru pada kondisi optimal dinamik dengan skenario 2 dan tingkat discount rate
18 yang memiliki nilai NPV negatif pada kondisi pengelolaan optimal dinamik dengan i=15 dan i=18. kondisi ini menunjukkan bahwa pada tingkat discount
rate 18 , besarnya biaya investasi yang dikeluarkan pada kondisi pengelolaan