5.6. Identifikasi Hubungan dan Pengaruh Jumlah Pasokan Sayuran dan Harga
Sayuran Sehari Sebelumnya Terhadap Harga Sayuran
Uji Two Step Engel-Granger dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan jangka panjang antara fluktuasi harga sayuran dengan perubahan jumlah pasokan sayuran.
Karena berdasarkan teori supply dikatakan bahwa perubahan supply akan mempengaruhi harga, jika supply meningkat maka harga akan naik jika supply berkurang maka harga akan
turun, begitu juga berlaku sebaliknya. Pengujian two-step Engel-Granger ini hanya dilakukan pada tujuh sayuran yang memiliki data pasokan antara lain kol bulat, kembang kol, buncis,
wortel, tomat, sawi dan daun bawang. Sedangkan untuk labu siam, timun dan caisim karena tidak adanya data pasokan maka tidak dilakukan pengujian ini.
Dapat diketahui dari namanya, uji two-step Engel-Granger memerlukan dua tahap. Tahap pertama adalah menghitung nilai residual dari persamaan regresi awal. Tahap kedua
adalah melakukan analisis regresi dengan memasukkan residual dari langkah pertama. Hasil
pengujian two-step Engel-Granger dari ketujuh sayuran dapat dilihat di Tabel 16. Tabel 16
. Uji two-step Engel-Granger Ketujuh Sayuran
Sayuran Nilai t-stasistik residual
Kol Bulat 114,72
Kembang Kol 87,18
Buncis 70,59
Wortel 75,22
Tomat 95,77
Sawi 91,96
Daun Bawang 133,97
Sumber :
Lampiran 116, 117, 118, 119, 120, 121, dan 122
Ket :
Semua signifikan pada taraf 5 Berdasarsarkan Tabel 16 dapat diketahui bahwa nilai statistik t residual untuk ketujuh
sayuran cukup tinggi lebih besar dari 2 dan nilai prob residual yang signifikan pada taraf nyata 5 persen untuk ketujuh sayuran, menunjukkan bahwa model yang digunakan sudah
valid. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan jangka panjang antara harga dari ketujuh sayuran yang di uji terhadap jumlah pasokan dari ketujuh sayuran tersebut.
Untuk melihat pengaruh jumlah pasokan sayuran terhadap harga sayuran maka dilakukan pengujian regresi dengan variabel dependen berupa harga sayuran dan variabel
independennya jumlah pasokan sayuran dan harga sayuran sehari sebelumnya. Hasil
pengujian regresi dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17.
Uji Regresi Pasokan Sayuran dengan Harga Sayuran Sayuran
Koefisien Kol Bulat
-3,80 Kembang Kol
-34,70 Buncis
-41,69 Wortel
-25,74 Tomat
-10,28 Sawi
-0,13 Daun Bawang
-29,22
Sumber :
Lampiran 123, 124, 125, 126, 127, 128, dan 129
Ket :
Signifikan pada taraf nyata 5 Berdasarkan Tabel 17 dapat disimpulkan bahwa jumlah pasokan dari ketujuh
sayuran yang di uji berpengaruh negatif terhardap harga ketujuh sayuran tersebut. Secara umum hal ini diartikan jika jumlah pasokan sayuran meningkat maka harga sayuran akan
menurun. Sebagai contoh, untuk sayuran kol bulat, jika jumlah pasokan sayuran kol bulat meningkat sebesar 1 ton maka harga sayuran akan menurun sebesar Rp. 3,8 per kilogram.
Begitu juga sebaliknya, jika jumlah pasokan sayuran kol bulat menurun sebesar 1 ton maka harga sayuran akan meningkat sebesar Rp. 3,8 per kilogram. Untuk sayuran yaitu wortel, kol
bulat, kembang kol, tomat, dan daun bawang masing-masing variabel independennya berpengaruh nyata atau signifikan terhadap variabel dependennya, namun untuk sayuran
buncis dan sawi, variabel independennya tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependennya.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Perkembangan harga ketujuh sayuran dalam 3 tahun terakhir menunjukan bahwa harga
ketujuh sayuran sangat berfluktuasi. 2. Berdasarkan dari nilai volatilitas yang diperoleh dapat diketahui sayuran dengan volatilitas
harga tertinggi adalah daun bawang yang berarti bahwa tingkat harga kembang kol yang paling berfluktuasi, sedangkan sayuran dengan nilai volatilitas terendah adalah tomat yang
berarti bahwa tingkat harga tomat berfluktuasi paling rendah. 3. Berdasarkan uji two-step Engel-Granger dan regresi dapat disimpulkan bahwa jumlah
pasokan untuk sayuran wortel, kol bulat, kembang kol, tomat, dan daun bawang memberikan pengaruh nyata terhadap fluktuasi yang terjadi terhadap harga sayuran itu.
Namun jumlah pasokan untuk sayuran buncis dan sawi tidak berpengaruh nyata terhadap fluktuasi yang terjadi terhadap harga sayuran tersebut.
6.1. Saran
1. Analisis dengan metode ARCH-GARCH ini cukup baik digunakan dalam menangkap error perubahan atau fluktuasi pada data yang bersifat volatile seperti data harga sayuran.
2. Agar hasil penelitian yang didapat lebih lebih rinci dan mendalam maka untuk penelitian selanjutnya masih diperlukan analisis mengenai faktor-faktor yang menyebabkan
volatilitas harga pada sayuran. 3. Untuk melindungi petani dan konsumen dari fluktuasi harga sayuran yang tidak menentu
sebaiknya pemerintah menjaga jumlah pasokan sayuran, misalnya dengan membantu petani melakukan perencanaan produksi, agar jumlah pasokan sayuran tidak terlalu
berfluktuasi karena hal ini berhubungan dengan harga sayuran, sehingga dengan begitu kemungkinan fluktuasi harga sayuran dapat diminimalkan.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Tanaman Hortikultura. Statistik Tanaman Sayur-sayuran Tahun
2008