Daun Bawang Timun Analisis Karakteristik Sayuran 1. Kol Bulat

Tabel 9 . Ringkasan Statistik Data Harga jual Kuadrat Kesepuluh Sayuran Sayuran Rata-rata Skewness Kurtosis Kol Bulat 3.542.247 2,259265 8,9470 Kembang Kol 24.186.839 4,010401 26,0146 Buncis 11.877.792 1,027494 3,5951 Wortel 8.709.159 3,201993 15,3715 Tomat 10.654.343 2,410060 10,8921 Labu Siam 795.281 1,751551 11,3613 Sawi 2.458.477 3,066425 16,5778 Daun Bawang 20.469.942 1,357868 3,8302 Caisim 2.636.618 1,953388 8,4649 Timun 4.334.449 2,084468 10,7702 Sumber : Lampiran 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 dan 20 Dari tabel 9 dapat diketahui bahwa rata-rata harga kuadrat sayuran sawi selama 3 tahun menunjukkan tingkat harga sayuran kembang kol adalah yang tertinggi yaitu sebesar 24.186.839 jika dibandingkan dengan 9 sayuran lainnya, kemudian diikuti oleh daun bawang, buncis, tomat, wortel, timun kol bulat, caisim, sawi dan sayuran terakhir dengan tingkat rata- rata harga kuadrat terkecil adalah labu siam yaitu sebesar 795.281,1. Koefisien kemenjuluran skewness yang merupakan ukuran kemiringan adalah lebih besar dari 0 yang menunjukkan harga kuadrat kesepuluh sayuran tersebut memilki distribusi yang miring ke kanan artinya data cenderung menumpuk pada nilai yang rendah. Nilai kurtosis yang lebih dari 3 bermakna bahwa distribusi harga kuadrat kesepuluh sayuran tersebut memiliki ekor yang lebih padat dibandingkan dengan sebaran normal. Nilai kurtosis yang lebih besar dari 3 ini juga merupakan gejala awal terjadinya heteroskedastisitas Firdaus, 2006.

5.3.2. Identifikasi Model ARCHGARCH

Terdapat dua langkah yang termasuk ke dalam tahap spesifikasi model. Pertama, pendeteksian efek ARCH dengan uji autokorelasi dan uji ARCH. Kedua, spesifikasi persamaan rataan.

5.3.2.1. Uji Autokorelasi

Pengujian efek ARCH dapat dilakukan dengan cara menguji nilai autokorelasi pada kuadrat data tersebut dalam hal ini kuadrat harga sayuran. Fungsi autokorelasi kuadrat harga sayuran digunakan untuk mendeteksi keberadaan efek ARCH. Jika pada kuadrat harga terdapat autokorelasi Enders dalam Iskandar, 2007, maka hal ini mengindikasikan bahwa terdapat unsur ARCH error pada data harga sayuran. Pengujian autokorelasi dari data harga jual kuadrat kesepuluh sayuran dapat dilihat di Tabel 10. Tabel 10. Pengujian Autokorelasi harga kuadrat Kesepuluh Sayuran Sayuran Nilai Probability 15 lag pertama Uji Autokorelasi Kol Bulat Signifikan Ada Autokorelasi Kembang Kol Signifikan Ada Autokorelasi Buncis Signifikan Ada Autokorelasi Wortel Signifikan Ada Autokorelasi Tomat Signifikan Ada Autokorelasi Labu Siam Signifikan Ada Autokorelasi Sawi Signifikan Ada Autokorelasi Daun Bawang Signifikan Ada Autokorelasi Caisim