Tinjauan Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

dari satu dan nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga. Hasil perhitungan NPV usaha peternakan sapi perah dikatakan layak karena nilai NPV yang diperoleh adalah sebesar Rp 751.892.074. Dari analisis BCR dihasilkan nilai yang lebih besar dari satu yaitu sebesar 1,16, yang berarti bahwa benefit atau manfaat yang diterima oleh usaha harus dapat menutupi seluruh biaya yang dikeluarkan. Sedangkan nilai IRR diperoleh sebesar 25,94 persen. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat suku bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari penerimaan yang diterima sama dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran. Berdasarkan hasil analisis tingkat risiko menunjukkan bahwa risiko usaha ternak sapi cukup tinggi dan akan menghadapi peluang merugi setiap bulan dengan nilai koefisien variasi sebesar 1,60. Berdasarkan analisis regresi diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi risiko yang sangat besar pada perusahaan adalah fluktuasi penerimaan susu, fluktuasi biaya pakan, dan fluktuasi penerimaan non-susu. Penelitian yang dilakukan Robi’ah β006 menyebutkan bahwa risiko usaha dalam beternak broiler adalah tinggi. Analisis yang digunakan adalah analisis risiko dan analisis keputusan berisiko. Tingginya tingkat risiko yang dihadapi peternak broiler adalah karena fluktuasi harga input pakan dan DOC dengan struktur pasar oligopoly, fluktuasi harga output dengan struktur pasar persaingan tidak sempurna dan fluktuasi hasil produksi yang bergantung pada kondisi alam yang menyebabkan kondisi ketidakpastian yang tinggi sehingga risiko yang dihadapi tinggi. Manajemen produksi pada perusahaan juga belum dilaksanakan dengan baik sehingga perlu manajemen yang baik agar risiko produksi dapat dikurangi. Analisis keputusan berisiko pada usaha ini menunjukkan bahwa periode Lebaran expected value menambah populasi Rp 128.969.580,- lebih besar daripada expected value tidak menambah populasi Rp 107.474.650,-. Sedangkan pada periode tahun ajaran baru expected value mengurangi populasi Rp 14.368.120,- lebih kecil dari pada expected value tidak mengurangi populasi Rp 17.960.150,-. Berdasarkan hal ini perusahaan lebih baik menambah populasi broiler pada periode Lebaran selanjutnya dan tidak mengurangi populasi broiler pada periode tahun ajaran baru berikutnya. Penelitian yang dilakukan Iskandar 2006 tentang analisis risiko investasi saham dengan menggunakan model ARCH-GARCH untuk mendapatkan model peramalan dan value at risk VAR untuk mengukur tingkat risiko. Penelitian dilakukan pada PT. BEJ dengan memilih perusahaan rokok yang dijadikan sebagai tempat penelitian yaitu PT. Gudang Garam GGRM, PT.HM Sampoerna HMSP dan PT. Bentoel International Investama RMBA. Risiko yang akan dikaji adalah risiko saham dengan adanya fluktuasi harga saham dari waktu ke waktu. Sedangkan data observasi berjumlah 1032 dari Januari 2002 sampai akhir Maret 2006. Hasil yang diperoleh berdasarkan model ARCH-GARCH adalah tingkat risiko yang dimiliki oleh saham RMBA merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan perusahaan rokok lainnya. Hal ini disebabkan oleh kurang diminatinya saham tersebut oleh investor karena saham RMBA lebih banyak menghasilkan tingkat return yang negatif. Saham HMSP memiliki tingkat risiko yang terendah dibandingkan kedua saham rokok lainnya. Tingkat risiko saham GGRM menempati urutan tertinggi kedua setelah saham RMBA karena saham dianggap sudah terlalu mahal oleh para investor sehingga investor cenderung irrasional dalam mengambil keputusan dalam berinvestasi pada GGRM. RMBA memiliki tingkat risiko yang terbesar dalam industri rokok namun memiliki tingkat return yang terbesar pula. Penelitian yang dilakukan Fariyanti 2008 tentang bagaimana perilaku ekonomi petani sayuran di Pengalengan Kabupaten Bandung. Analisis resiko produksi dilakukan dengan menggunakan model Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity GARCH. Hasil yang diperoleh bahwa risiko produksi kentang maupun kubis dipengaruhi secara nyata oleh risiko produksi pada musim sebelumnya. Risiko produksi pada kentang lebih tinggi dibandingkan kubis, sedangkan risiko harga kentang lebih rendah daripada kubis. Untuk diversifikasi usahatani kentang dan kubis memiliki risiko produksi portofolio lebih rendah dibandingkan spesialisasi kentang atau kubis. Penanggulangan pengurangan risiko produksi dapat dilakukan dengan menggunakan benih yang tahan dan bagus, penerapan teknologi irigasi dan melakukan diversifikasi. Sedangkan penggulangan pengurangan risiko harga yang dapat dilakukan yakni dengan mengembangkan sistem kemitraan dan pembentukan kelembagaan pemasaran. Dari adanya penelitian terdahulu, maka dapat dilihat persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah dengan menggunakan analisis yang sama untuk menghitung volatilitas harga sayuran dari model ARCH-GARCH yang diramalkan. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada komoditas yang diteliti yaitu sayur- sayuran yang dijual di pasar induk kramat jati. Selain itu penelitian ini juga lebih memprioritaskan pada masalah fluktuasi harga sayuran.

2.5. Kerangka Pemikiran

Analisis risiko harga sayuran dilakukan pada tujuh jenis sayuran utama, yaitu kol bulat, kembang kol, buncis , wortel, tomat, sawi, dan daun bawang, yang setiap harinya dipasok dipasar induk Kramat Jati. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder harian yaitu data time series dengan rentang periode waktu antara minggu kelima desember 2005 sampai dengan dua hari di minggu pertama maret 2009, yang diperoleh dari dinas Pasar Induk Kramat Jati. Berdasarkan perumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah pertama, menganalisis volatilitas harga sayuran di Pasar Induk Kramat Jati, dan kedua menganalisis pengaruh jumlah pasokan sayuran dan harga sayuran sehari sebelumnya terhadap harga sayuran yang akan datang di Pasar Induk Kramat Jati. Metode yang digunakan untuk menjawab tujuan pertama adalah menggunakan model ARCHGARCH untuk memperoleh peramalan model harga terbaik untuk ketujuh sayuran, kemudian tahap berikutnya adalah menghitung nilai volatilitas harga sayuran untuk mengetahui seberapa besar fluktuasi yang terjadi terhadap harga sayuran. Sedangkan untuk menjawab pertanyaan kedua dilakukan pengujian dengan menggunakan Granger Causality Test dan regresi untuk melihat hubungan dan pengaruh pasokan sayuran dan harga sayuran sehari sebelumnya terhadap harga sayuran yang akan datang. Berdasarkan penjabaran diatas maka kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada diagram pada Gambar 5. Model ARIMA Model ARCHGARCH  Identifikasi  Pendugaan Parameter  Evaluasi Perhitungan volatilitas harga sayuran Fluktuasi Pasokan Kesepuluh Sayuran Two-Step Engel-Granger Test Gambar 5 . Kerangka Pemikiran ARCH