suatu model  yang valid, karena volatilitas  yang  dihasilkan amat tergantung dari jenis  mean process
yang dibentuk. Mean process
umumnya dibentuk berdasarkan persamaan ARMA. Akan tetapi tidak jarang  pula  mean  process  dihasilkan  dari  suatu  persamaan  dalam  bentuk  konstanta.  Hal  ini
umumnya  terjadi  pada  data  yang  diambil  dalam  interval  yang  panjang.  Akibat  panjangnya interval,  maka  fluktuasi  disekitar  titik  keseimbangan  akan  berlangsung  secara  random.
Penggunaan interval yang lebih rendah akan menyebabkan pergerakan terstruktur pada salah satu  dari  titik  keseimbangan.  Dampaknya  akan  terlihat  pada  signifikansinya  autokorelasi
residual yang terjadi Newbold, 2003 dalam Iskandar, 2006
2.2.3. Variance Process
Variance  process dibentuk  apabila  error  yang  dihasilkan  dari  persamaan  mean
process mengandung  ARCH  error.  Terdapat  beberapa  varian  ARCH  yang  memiliki
hubungan timbal balik antara mean process dan variance process. Salah satu contoh varian ARCH ini adalah ARCH- ARCH in Mean. Pada model ini, mean process terdiri dari mean
process umum  dan  salah  satu  komponen  variance  process.  Hal  ini  mengakibatkan  adanya
hubungan timbal balik antara mean dan variance.
2.2.4. Metode Peramalan Box-Jenkins Model ARIMA
Metodologi Box-Jenkins
mengacu pada
himpunan prosedur
untuk mengidentifikasikan, mencocokan dan memeriksa model ARIMA dengan data deret  waktu.
Metode  ini  sangatlah  berbeda  dengan  kebanyakan  metode  peramalan  lainnya  karena  model ini  tidak  mengasumsikan  pola  tertentu  pada  data  historis  deret  yang  diramalkan.  Model  ini
menggunakan  pendekatan  iteratif  pada  identifikasi  suatu  model  yang  mungkin  dari  model umum.
Model autoregresif AR pertama kali dikembangkan oleh Yule 1926 dan kemudian dikembangkan oleh Walker 1931, sedangkan  model Moving  Average  dikembangkan oleh
Slutzky  1937,  dan  pada  tahun  1938  Wold  menggabungkan  kedua  proses  tersebut.  Wold membentuk  model  ARMA  yang  dikembangkan  pada  tiga  hal.  Pertama,  identifikasi  efisien
dan prosedur penaksiran untuk proses AR, MA, dan ARMA campuran. Kedua, perluasan dari hasil tersebut untuk cakup deret berkala musiman. Ketiga, pengembangan hal-hal sederhana
yang mencakup proses-proses non-stasioner. Makridakis, et al. 1999 dalam Iskandar, 2006. Bentuk umum model AR :
Y
t
= Φ + Φ
1
Y
t-1
+ Φ
2
Y
t-2
+ … + Φ
p
Y
t-p
+
t
Bentuk umum model MA : Y
t
= µ +
t
- ω
1 t-1
- ω
1 t-2
- … - ω
1 t-q
Bentuk umum model ARMA : Y
t
= Φ + Φ
1
Y
t-1
+ Φ
2
Y
t-2
+ … + Φ
p
Y
t-p
+
t
- ω
1 t-1
- ω
1 t-2
- … - ω
1 t-q
Dimana : Y
t
= Variabel respon terikat pada waktu t Y
t-1
, Y
t-2
, … , Y
t-p
= Variabel respon pada masing – masing selang waktu
Φ
0,
Φ
1,
Φ
β, … ,
Φ
p
= Koefisien yang diestimasi µ
= Mean konstanta proses ω
1,
ω
2,
… , ω
q
= Koefisien yang diestimasi
t
= Bentuk galat yang mewakili efek variabel yang tak
terjelaskan oleh model
t-1
,
t-2
, … ,
t-4
= Galat pada periode waktu sebelumnya yang pada saat t nilainya menyatu dengan nilai respon Y
t
Kemudian  Box  dan  Jenkins  1976  berhasil  mencapai  kesepakatan  mengenai informasi  relevan  yang  diperlukan  untuk  memahami  dan  menggunakan  model-model