Peramalan Ragam Metode Pengolahan dan Analisis Data

3.3.3. Two-Step Engel-Granger Test

Menurut Granger 1969, hubungan causality adalah hubungan jangka pendek antara kelompok tertentu dengan menggunakan pendekatan ekonometrik. Terdapat beberapa hubungan kausalitas, yaitu hubungan kausalitas satu arah, hubungan kausalitas dua arah dan hubungan timbal balik. Dari pandangan ekonometrik, ide utama dari kausalitas adalah sebagai berikut : Y t = α =1 j Y t-j + =1 j X t-j + u t X t = =1 j X t-j + =1 j Y t-j + u t Jika X mempengaruhi Y, berarti informasi masa lalu X dapat membantu dalam memprediksikan Y, dengan kata lain, dengan menambah data masa lalu X ke regresi Y dengan data Y masa lalu maka dapat meningkatkan explanatory power kekuatan penjelas dari regresi. Kedua, data masa lalu Y tidak dapat membantu dalam memprediksikan X, karena jika X dapat membantu dalam memprediksikan Y dan Y dapat membantu dalam memprediksikan X, maka kemungkinan besar terdapat variabel lain, misalkan Z, yang mempengaruhi X dan Y. X mempengaruhi Y atau hubungan kausalitas satu arah dari X ke Y apabila koefisien j tidak sama dengan nol. Hal yang sama juga berlaku jika Y mempengaruhi X atau terdapat hubungan kausalitas satu arah dari Y ke X jika koefisien j tidak sama dengan nol. Apabila keduanya terjadi maka dikatakan terdapat hubungan timbal balik feedback relationship antara X dan Y. Karena adanya keterbatasan data pasokan sayuran maka pengujian two-step Engel- Granger ini hanya dilakukan pada tujuh sayuran yang memiliki data pasokan antara lain kol bulat, kembang kol, buncis, wortel, tomat, sawi dan daun bawang. Sedangkan untuk labu siam, timun dan ceisim karena tidak adanya data pasokan maka tidak dilakukan pengujian ini.

3.3.4. Analisis Regresi

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dependen dengan variabel independen. Bila hanya ada satu variabel dependen dan satu variabel independen, disebut regresi sederhana. Apabila terdapat beberapa variabel independen, analisisnya disebut dengan regresi berganda. Analisis yang dilakukan pada penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari jumlah pasokan sayuran terhadap harga sayuran adalah regresi sederhana dengan variabel independen berupa pasokan sayuran dan variabel dependennya harga sayuran. Y t = α + X t + e i dimana : Y t : Harga sayuran di Pasar Induk Kramat Jati X t : Pasokan sayuran di Pasar Induk Kramat Jati e t : Error term Dari persamaan regresi diatas dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H : = 0 H 1 : 0 Jika lebih kecil dari nol berarti tolak H sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah pasokan sayuran berpengaruh negatif terhadap harga sayuran, namun jika ternyata sama dengan nol berarti terima H sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah pasokan sayuran tidak berpengaruh terhadap harga sayuran. Karena adanya keterbatasan data pasokan sayuran maka regresi sederhana ini hanya dilakukan pada tujuh sayuran yang memiliki data pasokan antara lain kol bulat, kembang kol, buncis, wortel, tomat, sawi dan daun bawang. Sedangkan untuk labu siam, timun dan ceisim karena tidak adanya data pasokan maka tidak dilakukan analisis ini.

BAB IV GAMBARAN UMUM

4.1. Perkembangan Produksi Sayuran Indonesia

Pengembangan budidaya sayuran memiliki prospek yang sangat baik di Indonesia karena keadaan agroklimatologis dan kondisi alam Indonesia yang sangat mendukung. Dari Tabel 5 dapat terlihat bahwa total produksi sayuran terus meningkat dari periode 2003-2008. Peningkatan tertinggi tercatat antara periode tahun 2003-2004, yaitu sekitar 5,65 persen dan terendah pada periode tahun 2004-2005 yaitu sekitar 0,47 persen. Tabel 5 . Produksi Total Sayuran di Indonesia tahun 2003 – 2008 Tahun Produksi Ton 2003 8.574.870 2004 9.059.676 2005 9.101.987 2006 9.350.436 2007 9.455.464 2008 9.563.075 Rata-rata 9.130.009 Sumber : Departemen Pertanian, 2009. Ket : angka sementara Jika dilihat dari luas areal panennya, berdasarkan data yang didapat dari Departemen Pertanian, Tabel 6, luas areal panen sayuran secara keseluruhan dari periode tahun 2003-2008 mengalami fluktuasi, yaitu meningkat pada periode 2003-2004 dan 2005-2006, menurun pada periode 2004-2005 dan 2006-2008.