Analisis Regresi Metode Pengolahan dan Analisis Data

Tabel 6. Perkembangan Luas Areal Panen Sayuran Indonesia Tahun Ketersediaan Perkapita Kg 2003 913.445 2004 977.552 2005 944.695 2006 1.007.839 2007 1.001.606 2008 990.915 Rata-rata 972.675 Sumber : Departemen Pertanian, 2009. Ket : angka sementara Terlihat pada Tabel 6 peningkatan tertinggi tercatat pada periode tahun 2003-2004, yaitu sekitar 7,02 persen dan terendah pada periode tahun 2004-2005 yaitu sekitar 3,36 persen.

4.2. Ketersediaan Sayuran Indonesia

Sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral di samping buah-buahan, yang dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk menjaga kesehatan tubuhnya. Berbeda dengan buah-buahan yang beberapa produksinya tergantung terhadap musim seperti durian, rambutan, mangga, dan duku, untuk produksi sayuran tidak bergantung pada musim sehingga pasokannya selalu ada meskipun berfluktuasi. Perkembangan ketersediaan sayuran di Indonesia disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Perkembangan Ketersediaan Sayuran Indonesia Tahun Ketersediaan Perkapita Kg 2003 35,36 2004 37,49 2005 39,30 2006 40,37 2007 40,14 2008 43,01 Rata-rata 39,18 Sumber : Departemen Pertanian, 2009. Ket : angka sementara Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa meskipun hingga tahun 2008 tingkat ketersediaan sayuran perkapita di Indonesia cenderung meningkat namun untuk konsumsi masyarakat masih di bawah standar oleh Food and Agriculture Organization FAO yang menganjurkan konsumsi sayuran sebesar 65,75 kgkapitatahun.

4.3. Perkembangan Ekspor Sayuran Indonesia

Menurut Badan Pusat Statistik BPS tahun 2003, ekspor adalah mengeluarkan barang-barang dari peredaran dalam masyarakat dan mengirimkan ke luar negeri sesuai ketentuan pemerintah dan mengharapkan pembayaran dalam bentuk valuta asing. Tujuan ekspor antara lain adalah meningkatkan laba produsen dan devisa negara, membuka pasar baru dalam negeri, dan memberikan dorongan untuk bersaing secara internasional. Sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan penting bagi perekonomian nasional. Sektor ini mampu memperoleh keuntungan yang menghasilkan devisa negara. Selain itu, pertanian juga merupakan salah satu sektor yang dipersiapkan untuk menghasilkan produk yang memiliki kualitas dan nilai ekonomis sehingga dapat bersaing pada era pasar bebas. Salah satu komoditas pertanian adalah sayur-sayuran yang dapat memberikan nilai tambah bagi pembangunan nasional karena dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Indonesia sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan alam melimpah dan berada di daerah tropis memiliki potensi dan peluang untuk menggalakkan ekspor sayuran Indonesia ke beberapa negara di kawasan Eropa, Amerika dan Asia Pasifik. Peningkatan produksi terhadap sayuran mempengaruhi volume dan nilai ekspor produk Indonesia. Perkembangan volume dan nilai ekspor sayuran Indonesia dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 . Volume dan Nilai Ekspor Sayuran di Indonesia Tahun 2003 – 2008 Tahun Ekspor Kg Volume Kg Nilai US 2003 120.500.259 53.295.642 2004 107.493.047 60.981.193 2005 152.658.158 110.581.931 2006 236.225.397 126.217.171