Analisis Pendapatan Rumahtangga Peternak Sapi Pedaging

34 Penduduk Desa Janggan didominasi oleh penduduk dengan tingkat pendidikan hanya sampai jenjang SDsederajat yaitu sebanyak 1 874 jiwa atau 64,84 persen, hal ini menunjukkan bahwa kualitas sumberdaya manusia di lokasi penelitian masih tergolong rendah. Rendahnya tingkat pendidikan pada umumnya lebih banyak dimiliki oleh masyarakat pedesaan, sehingga terkesan mereka bekerja hanya untuk sekedar memperoleh pendapatan. Tabel 11 Jumlah penduduk Desa Janggan menurut pendidikan tahun 2012 Pendidikan Jumlah Orang Persentase Belum Sekolah 298 10,31 TK 60 2,08 SDSederajat 1874 64,84 SLTPSederajat 358 12,39 SLTASederajat 280 9,69 S1 20 0,69 Jumlah 2890 100,00 Sumber: Data Kependudukan Desa Janggan 2012 Berdasarkan Tabel 12 menunjukkan bahwa penduduk di Desa Janggan yang bermatapencahariaan sebagai petani sebesar 1 725 jiwa atau 68,29 persen. Mata pencaharaiaan yang mempunyai persentase terkecil yaitu jenis pekerjaan sebagai TNI sebesar 4 jiwa atau 0,16 persen. Dengan demikian, jenis pekerjaan sebagai petani merupakan sumber pendapatan utama bagi masyarakat Desa Janggan, yang dijunjang juga dengan potensi lahan yang masih memadai untuk lahan pertanian. Pekerjaan sebagai petani sudah menjadi pekerjaan turun temurun dari dulu. Tabel 12 Jumlah penduduk Desa Janggan menurut mata pencaharian tahun 2012 Jenis Pekerjaan Jumlah orang Persentase Petani 1 725 68,29 Buruh tani 108 4,28 Buruh swasta 185 7,32 Pegawai Negeri 27 1,07 Pengrajin 63 2,49 Pedagang 184 7,28 Peternak 14 0,55 Montirangkutan 18 0,71 TNI 4 0,16 Penjahit 15 0,59 Tukang 183 7,24 Total 2 526 100,00 Sumber: Data Kependudukan Desa Janggan 2012 35

5.4 Karakteristik Peternak

Responden dalam penelitian ini berada di Desa Janggan, Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan sebanyak 40 peternak. Semua responden melakukan usaha penggemukan ternak sapi jantan. Analisis umum mengenai karakteristik rumahtangga responden menggunakan kriteria umur, pendidikan, pengalaman kerja di usahaternak sapi pedaging, jumlah anggota rumahtangga, pekerjaan lainnya yang dapat dilihat pada Tabel 13.

5.4.1 Usia

Peternak responden dalam melakukan usaha ternak sapi memiliki usia yang sangat beragam, mulai dari 20 tahun hingga 70 tahun. Usia peternak responden merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja dalam melakukan usahaternak sapi pedaging. Sebagian besar usia peternak berada pada kelompok usia antara 31-50 tahun yaitu sebanyak 24 peternak dengan persentase 60,00 persen. Umur peternak berhubungan dengan kemampuan fisik peternak. Kemampuan fisik peternak yang tua lebih rendah daripada peternak yang berada pada kisaran umur produktif. Hal ini akan mempengaruhi aktivitas peternak dalam menjalankan usahaternak sapi pedaging. Rata-rata umur peternak adalah 45,05 tahun. Usia kepala keluarga masih tergolong kelompok usia produktif. Kelompok umur ini merupakan kelompok umur produktif. Hal ini membuktikan bahwa kurangnya minat masyarakat usia muda untuk mengembangkan usahaternak sapi pedaging.

5.4.2 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan salah satu karakteristik yang dapat mempengaruhi penerimaan dan penyerapan informasi mengenai usaha penggemukan sapi pedaging. Pendidikan formal peternak masih relatif rendah. Sebaran tingkat pendidikan fomal mulai dari tingkat yang tidak bersekolah hingga tingkat S1sederajat. Sebagian besar peternak memiliki pendidikan formal pada tingkat SDsederajat sebanyak 28 orang dengan persentase 70,00 persen. Diurutan kedua peternak sapi pedaging berpendidikan SMA sebesar 15,00 persen, sedangkan pada tingkat pendidikan SMP terdapat 7,50 persen, tidak sekolah 5,00 persen, dan 2,50 persen yang menempuh pendidikan sampai perguruan tinggi. Hal 36 tersebut menunjukkan bahwa peternak masih belum dapat mengambil keputusan yang tepat dengan mempertimbangkan resiko yang akan dihadapinya. Menurut Mosher 1987 tingkat pendidikan memiliki peran penting dalam memahami penggunaan teknologi untuk dapat meningkatkan produktivitas usaha pertanian atau peternakan, karena dengan semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan lebih mudah memahami dan menerapkan teknologi baru. Tingkat pendidikan ini dipengaruhi oleh pola pikir responden yang masih beranggapan bahwa pendidikan bukanlah hal utama dan tidak terlalu berpengaruh terhadap pekerjaan yang sudah mereka lakukan secara turun temurun. Tabel 13 Karakteristik umum peternak responden Uraian Jumlah orang Persentase Kelompok Umur tahun 20-30 4 10,00 31-50 24 60,00 51-70 12 30,00 Tingkat Pendidikan Tidak Sekolah 2 5,00 SDsederajat 28 70,00 SMPsederajat 3 7,50 SMAsederajat 6 15,00 S1sederajat 1 2,50 Jumlah Tanggungan orang 1 1 2,50 2-4 23 57,50 5-7 15 37,50 7 1 2,50 Pengalaman beternak tahun 1-15 14 35,00 16-30 19 47,50 31-45 7 17,50 Pekerjaan lainnya Petani 9 22,50 Buruh tani 6 15,00 Buruh non tani 10 25,00 Pedagang 5 12,50 PNS 1 2,50 Wiraswasta 6 15,00 Tukang kayu 3 7,50 Sumber: Data primer diolah 2014 37

5.4.3 Jumlah Tanggungan Keluarga

Peternak responden pada umumnya yaitu sebagai kepala rumah tangga, sehingga masih memiliki tanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga. Tanggungan keluarga bagi peternak responden merupakan orang yang memiliki kekerabatan yang erat terhadap peternak sapi pedaging, seperti isteri, anak yang belum menikah dan masih tinggal bersama keluarga, serta sanak saudara yang masih tinggal satu rumah dengan peternak responden. Jumlah tanggungan keluarga peternak sebagian besar antara 2-4 orang, yaitu sebanyak 23 peternak 57,50 persen. Hal ini berkaitan dengan usia peternak yang sebagian besar masih dibawah 50 tahun, sehingga masih memiliki beberapa anak yang belum menikah dan menjadi tanggungan keluarga.

5.4.4 Pengalaman Beternak

Pengalaman beternak responden berkisar antara 1-45 tahun dengan rata-rata pengalaman beternak 20 tahun. Sebagian besar responden memiliki pengalaman beternak pada interval 16-30 tahun atau sebesar 47,50 persen. Peternak yang memiliki pengalaman beternak sapi pedaging diatas 30 tahun sebesar 17,50 persen. Hal tersebut disebabkan peternak memulai melaksanakan usahaternak sapi pedaging sejak usia remaja. Pengalaman beternak merupakan modal yang dimiliki peternak karena telah memperoleh pengetahuan secara langsung mengenai praktik ternak sapi pedaging sehingga dalam menjalankan usaha ternak sapi selanjutnya akan lebih mengerti. Lamanya pengalaman beternak sapi pedaging akan menjadikan seseorang memiliki kemampuan dan pengelolaan yang baik dalam usahaternak sapi pedaging. Semakin lama pengalaman beternak akan membantu peternak dalam pengambilan keputusan yang tepat disaat menghadapi permasalahan yang ditemui dalam memelihara ternak sapi pedaging.

5.4.5 Jenis Pekerjaan di Luar Beternak Sapi Pedaging

Responden tidak hanya bekerja sebagai peternak sapi pedaging, namun mereka juga memiliki pekerjaan lain untuk menambah pendapatan rumahtangga. Pekerjaan responden selain beternak sapi pedaging antara lain yaitu sebagai petani, buruh tani, buruh nontani, pedagang, PNS, wiraswasta serta tukang kayu. 38 Sebagian besar responden memiliki pekerjaan diluar usaha penggemukan sapi pedaging yaitu sebagai buruh nontani sebanyak 9 peternak atau 25,71 persen.

5.5 Kepemilikan Ternak Sapi Pedaging Responden

Desa Janggan merupakan salah satu wilayah yang memiliki jumlah populasi sapi pedaging yang cukup banyak di Kecamatan Poncol. Bangsa sapi pedaging yang digemukkan di daerah ini adalah sapi jantan bangsa sapi Peranakan Ongole PO, sapi simental, dan sapi limousin. Sapi jantan memiliki karakteristik yang lebih baik untuk penggemukan karena memmiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan sapi betina. Rata-rata kepemilikan sapi jantan penggemukan selama satu tahun tiap responden sebesar 3,21 satuan ternak. Rata-rata bangsa sapi yang dimiliki responden dengan jumlah terbanyak adalah bangsa sapi limousin yaitu sebesar 1,51 ST. Rata-rata kepemilikan ternak sapi pedaging tiap responden sebesar 3 satuan ternak, dengan rata-rata kepemilikan ternak sapi PO, Simental, Limousin masing-masing responden berjumlah satu satuan ternak. Besar pendapatan yang diperoleh peternak sapi mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya jumlah ternak yang dimiliki. Tabel 14 Jumlah kepemilikan ternak sapi pedaging responden selama setahun penggemukan Jenis Sapi Jumlah ekor Rata-rata per responden ST Sapi PO 25,50 0,64 Sapi Simental 42,50 1,06 Sapi Limousin 60,50 1,51 Jumlah 128,50 3,21 Sumber: Data primer diolah 2013 Jumlah kepemilikan ternak sapi pedaging responden terbesar yaitu Sapi Limousin. Hal tersebut membuktikan bahwa preferensi masyarakat terhadap sapi yang dipelihara yaitu pada Sapi Limousin. Berdasarkan observasi lapang, masyarakat lebih memilih memelihara Sapi Limousin karena pertumbuhan bobot badan yang cepat. Pertambahan bobot badan sapi yang cepat mempunyai dampak pada keuntungan yang diperoleh paternak. Semakin besar bobot badan sapi maka harga jual sapi akan lebih tinggi.