12 relatif lebih rendah. Sebab, pakan kasar ini berfungsi menjaga alat pencernaan
agar bekerja baik, membuat kenyang dan mendorong keluarnya kelenjar pencernaan. Pertambahan bobot badan atau besar hewan akan bertambah lebih
cepat daripada kapasitas konsumsinya, maka pemberian hijauan biasanya dikurangi secara bertahap agar konsumsi biji-bijian dapat mencapai minimum 1,5
persen dari bobot badan. Untuk anak sapi, karena peningkatan bobot badannya yang relatif lebih cepat daripada yearling atau feeder umur 2 tahun, pemberian
hijauan biasanya tidak perlu dikurangi Parakkasi, 1999.
Konsentrat atau bahan pakan penguat adalah pakan berkonsentrasi tinggi yang mengandung protein kasar dan energi yang cukup dengan kadar serat kasar
yang relatif rendah dan mudah dicerna. Bahan pakan penguat ini meliputi bahan pakan yang berasal dari biji-bijian seperti jagung giling, menir, bulgur, hasil
ikutan pertanian atau pabrik seperti dedak, bekatul, bungkil kelapa sawit, tetes dan berbagai umbi. Fungsi konsentrat ini adalah meningkatkan dan memperkaya nilai
gizi pada bahan pakan lain yang nilai gizinya rendah. Sehingga sapi yang sedang tumbuh ataupun yang sedang dalam periode penggemukan harus diberikan
konsentrat yang cukup, sedangkan sapi yang digemukkan dengan sistem dry lot
fattening diberikan justru sebagian besar berupa pakan penguat Sudarmono,
2009. Pakan yang digunakan pada pemeliharaan intensif biasanya konsentrat
penuh atau 60 konsentrat dan 40 hijauan Blakely dan Bade, 1991. Menurut Neumann dan Lusby 1986, rasio pemberian pakan dalam sistem intensif yaitu
95 konsentrat dan 10-15 hijauan makanan ternak. Parakkasi 1999 menyatakan bahwa sapi dewasa finish-sedang dapat mengkonsumsi pakan dalam
bahan kering sebesar 1,4 sedangkan untuk sapi yang lebih besar dapat mencapai 3 bobot badan.
Menurut Sarwono dan Hario 2003, pakan sapi untuk penggemukan secara konvensional pada umumnya berupa hijauan segar ditambah konsentrat. Rumput
gajah, rumput raja, dan rumput unggul yang dibudidayakan merupakan beberapa jenis hijauan yang banyak diberikan untuk sapi. Konsentrat sebagai pakan
tambahan biasanya berupa campuran dedak dan ampas tahu dengan dilengkapi mineral.
13 Secara umum menurut Samsul dan Dadi 2010, sapi memerlukan pakan
sebanyak 10 berat basah pakan atau 3 berat kering pakan dari bobot badan sapi per hari. Dari jumlah pakan 10 tersebut, komposisi pakan hijauan,
konsentrat, dan pakan tambahan diuraikan sebagai berikut: a. Hijauan sebanyak 5 berat basah atau 1,5 berat kering dari bobot badan
sapi. Jenis hijauan yang bisa diberikan diantaranya rumput gajah, rumput lapangan, lamtoro, jerami padi, jerami kacang tanah, dan silase jagung.
b. Konsentrat sebanyak 5 berat basah atau 1,5 berat kering dari bobot badan sapi. Contoh konsentrat yang bisa diberikan diantaranya dedak padi,
ampas tahu, ampas kedelai, dan konsentrat pabrikan.
2.6 Perkandangan
Kandang memiliki beberapa fungsi penting dalam suatu usaha sapi pedaging yaitu : 1 melindungi sapi pedaging dari gangguan cuaca, 2 tempat sapi
beristirahat dengan nyaman, 3 mengontrol sapi agar tidak merusak tanaman di sekitar lokasi peternakan, 4 tempat pengumpulan kotoran sapi, 5 melindungi
sapi dari hewan pengganggu, 6 memudahkan pemeliharaan, terutama dalam pemberian pakan, minum dan mempermudah pengawasan kesehatan Abidin,
2011. Sarwono dan Hario 2003 menyatakan bahwa kandang bagi sapi yang digemukkan tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal selama dalam proses
penggemukan, tetap juga berfungsi sebagai perlindungan terhadap berbagai aspek yang mengganggu sapi seperti cuaca yang tidak menimbulkan kenyamanan bagi
sapi, kehujanan, dan angin yang keras.
Menurut Abidin 2011, pembuatan kandang harus memperhatikan syarat- syarat teknis antara lain : 1 luas kandang harus dibuat sesuai dengan jumlah sapi,
2 kandang terbuat dari bahan-bahan berkualitas sehingga tahan lama, 3 kandang menghadap ke timur sehingga matahari pagi dapat masuk secara
langsung, 4 sistem ventilasi kandang harus baik, 5 kandang dibangun dengan memperhatikan arah angin yang dominan dan bagian muka sapi tidak mendapat
kontak langsung dengan angin yang bertiup. Kandang yang akan dibangun harus kuat, memenuhi syarat kesehatan, mudah dibersihkan, mempunyai drainase yang
baik, sirkulasi udara yang bebas dan dilengkapi tempat makan dan minum sapi serta bak desinfektan Direktorat Jenderal Peternakan, 2000.
14 Penentuan tipe kandang yang sesuai untuk semua daerah memang sangat
sulit. Namun demikian, dapat diutarakan bahwa tipe kandang sapi pada dasarnya tergantung pada jumlah sapi yang akan digemukkan, selera dari peternak itu
sendiri, dan keadaan iklim. Terdapat dua tipe kandang yang dipergunakan di Indonesia, yakni kandang tipe tunggal dan kandang tipe ganda. Di dalam kandang
tipe tunggal, penempatan sapi-sapi dilakukan pada satu baris atau satu jajaran. Lain lagi di dalam kandang tipe ganda, penempatan sapi-sapi dilakukan pada dua
jajaran atau baris dengan saling berhadapan atau saling bertolak belakang Sarwono dan Hario, 2003.
Secara umum terdapat dua tipe kandang yaitu kandang individual dan kandang koloni. Kandang individu digunakan bagi satu ekor sapi dengan ukuran
2,5x1,5m. Tujuan dibuatnya kandang individu adalah memacu pertumbuhan sapi pedaging lebih pesat dimana ruang gerak sapi terbatas. Kondisi sapi di kandang
individual lebih tenang dan tidak mudah stres. Kandang koloni dipergunakan bagi sapi bakalan dalam satu periode penggemukan yang ditempatkan dalam satu
kandang dengan luas minimum 6 m
2
. Model kandang koloni memungkinkan terjadinya persaingan antar sapi dalam memperebutkuan pakan, akibatnya sapi
yang menang akan memilki pertumbuhan yang cepat. Dibandingkan dengan tipe kandang individual, pertumbuhan sapi di kandang koloni relatif lebih lambat
karena ada energi yang terbuang akibat gerakan sapi yang lebih leluasa. Kebersihan kandang juga harus diperhatikan karena kotoran dan urin sapi akan
segera terinjak-injak oleh sapi Abidin, 2011.
2.7 Penjualan Ternak
Penjualan sapi pedaging dilakukan dengan beberapa cara, yaitu menjual langsung kepada peternak lainnya untuk dibudidayakn lebih lanjut, menjual
kepada konsumen melalui pasar ternak, ataupun menjual kepada bandar tingkat desa atau Bandar kecil yang kemudian akan dijual kembali kepada konsumen
Muladno et al.,2003.
Harga jual sapi pedaging biasanya ditentukan dengan dua cara, yaitu melalui sistem taksir dan sistem timbang. Harga sapi pada sistem taksir ditentukan
berdasarkan bobot perkiraan atau taksiran, bukan berdasarkan bobot timbangan. Sistem ini banyak dilakukan penjual di pasa atau di pinggir jalan menjelang hari
15 raya seperti Idul Adha. Sementara itu, harga sapi pada sistem timbanga ditentukan
dengan menimbanga bobot badan sapi terlebih dahulu. Setelah itu, harga ditentukan berdasarkan perkalian bobot badan sapi dengan harga bobot daging
sapi hidup. Sistem ini biasanya dilakukan saat pembelian langsung di lokasi peternakan. Pasalnya, peternak yang populasi sapinya sudah banyak memiliki alat
timbang sendiri di peternakan Samsul dan Dadi, 2010.
2.8 Pendapatan Rumahtangga
Pengertian rumah tangga pada umumnya terdiri atas seorang kepala rumah tangga dan beberapa orang anggotanya. Kepala rumah tangga adalah orang yang
paling bertanggungjawab akan rumah tangga tersebut, sedangkan anggota rumahtangga adalah mereka yang hidup dalam satu atap dan atau menjadi
tanggungan kepala rumah tangga yang bersangkutan Badan Pusat Statistik 2009.
Menurut Badan Pusat Statistik 2009, pendapatan rumah tangga adalah semua pendapatan yang diterima oleh rumah tangga, baik yang berasal dari
pendapatan kepala rumah tangga maupun pendapatan anggota rumah tangga. Pendapatan itu sendiri dapat berasal dari:
1 Pendapatan dari upah atau gaji yang diterima oleh seluruh anggota rumah tangga ekonomi yang bekerja sebagai buruh sebagai imbalan bagi
pekerjaan yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau majikan atau instansi tersebut baik uang maupun barang dan jasa.
2 Pendapatan dari hasil usaha seluruh anggota rumah tangga yang merupakan pendapatan kotor, yaitu selisih nilai jual barang dan jasa yang
diproduksi dengan ongkos produksinya.
3 Pendapatan lainnya yaitu pendapatan diluar upah atau gaji yang menyangkut usaha lain dari: a Perkiraan sewa rumah milik sendiri; b
Bunga, deviden, royalti, paten, sewa atau kontrak, lahan, rumah, gedung, bangunan, peralatan dan sebagainya; c Buah hasil usaha hasil usaha
sampingan yang dijual; d Pensiunan dan klaim asuransi jiwa; serta e Kiriman dari keluarga atau pihak lain secara rutin, ikatan dinas, beasiswa
dan sebagainya.