Teknik Pemberian Pakan Tata Laksana Pemeliharaan Sapi Pedaging .1 Sistem Perkandangan

48 Tabel 20 Rata-rata biaya bakalan sapi berdasarkan jenis ternak per ekor Jenis Sapi Bobot Awal KgST Harga Beli RpKg bobot hidup Harga Beli RpST Sapi PO 155,32 36 000,00 6 290 357,14 Sapi Simental 256,61 40 000,00 10 906 037,81 Sapi Limousin 254,88 40 000,00 10 704 990,20 Sumber : Data primer diolah 2014

6.3.2 Pakan

Salah satu faktor produksi yang penting dalam usaha penggemukan sapi pedaging adalah pemberian pakan. Pakan dalam usaha peternakan merupakan bagian penting dan menentukan tinggi rendahnya produksi, pertumbuhan dan besar kecilnya keuntungan peternakan. Sehingga harus selalu diupayakan penggunaannya baik pakan hijauan maupun penguat pada tingkat yang optimum. Menurut Mulyono 1999, pakan hijauan mengandung zat gizi yang dapat menentukan pertumbuhan, reproduksi dan kesehatan ternak. Pakan hijauan segar yang baik adalah bila komposisinya diatur antara yang mengandung protein rendah dan protein tinggi. Hijauan merupakan sumber serat kasar yang tinggi bagi ruminan. Hijauan yang dimaksud biasanya berupa rumput-rumputan. Secara tradisional, sapi pedaging hanya diberi hijauan sebagai pakan. Namun untuk program penggemukan yang berorientasi pada keuntungan finansial perlu dipertimbangkan penggunaan pakan berupa konsentrat sehingga dicapai efisiensi waktu yang akan meningkatkan keuntungan Abidin, 2002. Pakan yang digunakan dalam penggemukan sapi pedaging di daerah penelitian meliputi pakan hijauan dan penguat. Pada musim hujan, hijauan pakan ternak berlimpah sedangkan pada musim kemarau hijauan pakan ternak terbatas. Para peternak hanya bisa mengandalkan hijauan yang ada namun tidak mencukupi kebutuhan ternak. Oleh karena itu peternak menggunakan jerami padi sebagai pengganti hijauan. Ketersediaan hijauan pakan di Indonesia dipengaruhi oleh iklim, sehingga pada musim kemarau terjadi kekurangan hijauan pakan ternak dan sebaliknya pada musim hujan jumlahnya melimpah. Pemanfaatan limbah pertanian merupakan salah satu cara untuk mengatasi kekurangan hijauan pakan ternak Syamsu, et al., 2003. Jika musim kemarau tiba terkadang peternak 49 membeli ataupun mencari jerami padi keluar dari daerah mereka. Rata-rata biaya yang dikeluarkan peternak untuk membeli jerami padi yaitu sebesar Rp 55 714,29. Berdasarkan observasi lapang biaya yang dikeluarkan peternak untuk pakan penguat hanya terdiri dari bekatul, polard, singkong, dan garam. Rata-rata biaya pakan penguat ternak sapi pedaging dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21 Rata-rata biaya pakan penguat ternak sapi pedaging per peternak Komposisi pakan Jumlah Harga Biaya Biaya Kg ST Kg Peternak RpST hari RpPeternak hari RpST tahun RpPeternak tahun Singkong 2,43 7,80 1 000 2 429,91 7 800,00 874 766,36 2 808 000,00 Bekatul 1,11 3,56 2 000 2 218,96 7 122,86 798 825,10 2 564 228,57 Polard 0,91 2,92 3 000 2 732,53 8 771,43 983 711,62 3 157 714,29 Garam 0,21 0,67 1 000 207,39 665,71 74 659,55 239 657,14 Jumlah 7 588,79 24 360,00 2 731 962,62 8 769 600,00 Sumber : Data primer diolah 2014 Rata-rata biaya pakan penguat ternak sapi pedaging yaitu sebesar Rp 8 769 600,00peternaktahun. Biaya terbesar pakan penguat yaitu polard sebesar Rp 3 157 714,29peternaktahun.

6.3.3 Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang digunakan oleh peternak dalam penggemukan sapi pedaging adalah tenaga kerja dalam keluarga. Tenaga kerja yang digunakan tidak berasal dari luar keluarga karena skla usaha ternak sapi pedaging masih relatif kecil sehingga tidak membutuhkan banyak pekerja. Namun ternyata di daerah penelitian hanya sedikit yang menggunakan tenaga kerja luar keluarga yaitu sebesar 5,71 persen dari total responden. Tenaga kerja luar keluarga yang digunakan adalah tenaga kerja laki-laki. Upah tenaga kerja luar keluarga berkisar antara Rp 900 000,00 hingga Rp 1 000 000,00 per bulan per orang. Sehingga dapat diperoleh rata-rata biaya tenaga luar keluarga di daerah penelitian yaitu sebesar Rp 2 502 857,13 per peternak. Biaya tenaga kerja dalam keluarga merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membiayai tenaga kerja keluarga termasuk yang dikerjakan sendiri oleh peternak, dengan asumsi biaya tersebut setara dengan upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang berlaku di daerah penelitian. Meskipun biaya tenaga kerja dalam keluarga merupakan jenis biaya tidak tunai namun biaya tersebut harus tetap diperhitungkan dalam biaya input produksi. Biaya tenaga kerja dalam keluarga ini