41 Menurut Sugeng 2001, kandang harus dibersihkan setiap hari dari kotoran.
Kotoran umumnya terdiri dari sisa bahan pakan yang bercampur dengan kotoran sapi itu sendiri. Kotoran hendaknya dibawa dan ditempatkan di tempat khusus
penampungan kotoran, yang nantinya bisa dimanfaatkan sebagai pupuk. Rata-rata kandang dibersihkan setiap hari setelah sapi diberi minum dan pakan, hal ini
menunjukkan kesadaran peternak akan kebersihan kandang. Kebersihan kandang dapat menghindarkan ternak dari serangan penyakit, mempengaruhi kenyamanan
sapi dari kelembaban, dan sarang lalat. Tempat penampungan kotoran merupakan salah satu dari konstruksi kandang yang harus diperhatikan, karena jika limbah
kotoran ternak sapi tidak ditangani secara benar akan menyebabkan polusi bagi lingkungan di sekitarnya. Peternak biasanya menampung kotoran sapi di tempat
penampungan di sekitar kandang.kotoran ini biasanya ditumpuk hingga waktun tertentu sebelum digunakan sebagai pupuk di sawah. Proses penumpukan kotoran
ini sering menimbulkan polusi udara. Hal ini menjadi kelemahan dlam usaha pengembangan ternak sapi pedaging di saerah ini, karena belum adanya teknologi
dalam pengolahan kotoran sapi sehingga sering menimbulkan polusi udara akibat dari limbah kotoran ternak. Berdasarkan Tabel 16 rata-rata biaya kandang
peternak sapi pedaging yaitu Rp 23 427 600,00 dengan umur ekonomis rata-rata selama 15 tahun. Biaya penyusutan kandang yaitu sebesar Rp 1 601 887 per tahun.
Tabel 16 Rata-rata biaya penyusutan kandang peternak
Uraian Satuan
Nilai Biaya kandang
Rp 23 427 600,00
Umur pakai Tahun
15,00 Biaya penyusutan
Rp 1 601 887,18
Sumber : Data primer diolah 2014
Kotoran sapi dikumpulkan untuk dijadikan pupuk kandang yang berguna untuk usaha pertanian dari peternak. Pupuk kandang peternak jarang yang
diperjualbelikan karena digunakan untuk usahatani mereka sendiri. Pupuk organik dari kotoran sapi ini biasanya dijadikan sebagai pupuk alternatif atau pupuk
tambahan dalam bercocok tanam disamping pupuk anorganik. Walaupun pengolahannya belum optimal, pupuk dari kotoran sapi ini cukup meringankan
beban dari peternak, dimana sebagian besar pekerjaan utama peternak di daerah ini sebagai petani.
42
6.1.2 Teknik Pemberian Pakan
Pakan merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam usaha penggemukan sapi. Pemberian jumlah dan mutu pakan yang sesuai akan
membuat ternak mengalami pertumbuhan yang baik dan lebih cepat. Pakan yang diberikan pada ternak sapi pedaging bersumber dari rumput unggul yang ditanam
oleh para peternak. Jenis rumput yang ditanam oleh peternak adalah jenis rumut gajah Pennisetum purpureum. Selain dari rumput unggul biasanya sapi pedaging
juga diberikan rumput lapang dan sisa hasil pertanian. Rumput lapang merupakan rumput halus yang tumbuh dengan bebas di suatu area, sedangkan sisa hasil
pertanian seperti jerami padi, jerami jagung, daun singkong, daun ubi jalar, daun kacang tanah, dll. Frekuensi pemberian pakan biasanya dilakukan tiga kali sehari.
Kebutuhan pakan hijauan sapi pedaging dalam sehari bisa mencapai 30 kgekorhari. Penyediaan pakan hijauan peternak melakukan dengan cara cut and
carry. Pakan hijauan yang diberikan biasanya didapat dari kebunsawah sendiri,
karena daerah penelitian termasuk daerah yang tanahnya subur sehingga mempengaruhi ketersediaan pakan hijaun. Namun jika musim kemarau terkadang
peternak membeli ataupun mencari jerami padi keluar Kecamatan Poncol seperti ke daerah Ponorogo, hal tersebut hanya untuk menunjang pemenuhan kebutuhan
pakan hijauan. Jenis pakan hijauan yang dibeli oleh responden yaitu jerami padi.
Pakan penguat yang diberikan adalah konsentrat. Pakan penguat atau konsentrat adalah suatu bahan pakan dengan nilai gizi tinggi yang dipergunakan
bersama bahan pakan lain untuk meningkatkan keserasian gizi dari keseluruhan pakan. Konsentrat sapi pedaging tidak selalu berbentuk konsentart buatan pabrik
atau yang dijual di pasaran, namun dapat berupa bahan pakan tunggal atau campuran beberapa bahan pakan. Konsentrat dapat berasal dari bahan pangan atau
dari tanaman seperti serelia misalnya jagung, padi, atau gandum, kacang- kacangan misalnya kacang hijau, kacang tanah dan kacang kedelai, umbia-
umbian misalnya ubi kayu dan ubi jalar, buah-buahan misalnya kelapa kopra dan kelapa sawit. Konsentrat dapat juga berasal dari hewan seperti tepung daging,
tepung tulang, dan tepung ikan. Disamping itu, konsentrat dapat juga berasal dari industry kimia seperti protein sel tunggal, limbah atau dari hasil ikutan dari
pangan seperti dedak dan pollard, hasil proses ekstraksi seperti bungkil kelapa dan
43 bungkil kedelai, limbah pemotongan hewan seperti tepung darah dan tepung bulu,
serta limbah dari proses fermentasi seperti ampas bir Sofyan, 2000
Jenis konsentrat yang biasa diberikan berupa singkong, bekatul, pollard dan garam yang dicampur menjadi satu bersama air. Hal tersebut sesuai pendapat
Sugeng 2001 yang menyatakan pakan pokok sapi berupa hijauan dan konsentrat. Konsentrat yang diberikan dapat berupa konsentrat buatan pabrik, maupun dari
alam yang bertujuan untuk memaksimalkan berat badan sapi pedaging. Penambahan pakan konsentrat dapat mengoptimalkan pertambahan berat badan
sapi pedaging. Pemberian konsentrat biasanya dilakukan satu sampai dua kali dalam sehari. Mayoritas dalam pemberian pakan penguat, peternak memberikan
dua kali sehari yaitu sebesar 82,86 persen, dan sisanya 17,14 persen peternak memberikan pakan penguat sekali dalam sehari. Komposisi pakan penguat dapat
dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17 Komposisi pakan penguat pada ternak sapi pedaging
Komposisi pakan Jumlah kgpeternakhari
Singkong 7,80
Bekatul 3,56
Polard 2,92
Garam 0,67
Sumber: Data primer diolah 2014
Persentase terbesar dalam komposisi pemberian pakan penguat yaitu singkong sebesar 7,80 kgpeternakhari. Selanjutnya bekatul dan polard masing-
masing berturut-turut sebesar 3,56 dan 2,92 kgpeternakhari. Komposisi pemberian pakan penguat dapat mempengaruhi pertambahan bobot badan sapi
pedaging. Pemberian pakan yang mempunyai nilai protein tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan bobot badan ternak sapi pedaging.
6.1.3 Penanganan Penyakit
Penyakit yang sering menyerang sapi pedaging adalah diare, perut kembung, dan keram dikaki. Pengobatan yang dilakukan peternak yaitu dengan mengundang
dokter hewan dari Dinas Peternakan. Penanganan penyakit yang dilakukan oleh peternak biasanya dengan membeli obat di toko obat ternak atau dengan cara
tradisional. Obat yang diberikan yaitu obat cacing dan vitamin, selain itu juga terdapat penanganan dilakukan oleh mantri hewan yaitu dengan cara sapi yang
menderita penyakit disuntik. Jika ternak mengalami sakit kembung,