22 pedaging, usahatani selain beternak, usahaternak selain sapi pedaging, dan
usaha non pertanian selama satu tahun.
4. Penyusutan adalah penurunan nilai inventaris yang disebabkan oleh pemakaian selama tahun pembukuan, seperti penyusutan peralatan, kandang,
dan ternak.
5. Usaha pokok adalah suatu usaha yang menghasilkan pendapatan lebih dari 70 persen dari pendapatan rumah tangga.
6. Cabang usaha adalah suatu usaha yang menghasilkan pendapatan lebih dari 30 persen hingga 70 persen dari pendapatan rumah tangga.
7. Usaha sambilan adalah suatu usaha yang menghasilkan pendapatan kurang dari atau sama dengan 30 persen dari pendapatan rumah tangga.
8. Biaya pakan hijauan merupakan biaya pembelian pakan hijauan ditambah dengan biaya tenaga kerja untuk mencari rumput serta ditambah biaya
transportasi.
9. Perlengkapan merupakan input produksi yang digunakan sebagai alat bantu usaha dengan masa ekonomis penggunaannya antara satu bulan hingga satu
tahun.
10. Peralatan merupakan input produksi yang digunakan sebagai alat bantu usaha dengan masa ekonomis penggunaannya lebih dari satu tahun.
11. Satuan Ternak ST adalah ukuran yang digunakan untuk menghubungkan berat badan ternak dengan jumlah pakan yang dimakan oleh ternak.
12. Hari Orang Kerja HOK adalah jumlah kerja yang dicurahkan untuk seluruh proses produksi yang dikur dengan ukura kerja pria.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Rumahtangga peternak sapi pedaging mempunyai pendapatan rumahtangga. Pendapatan rumahtangga terdiri dari jumlah pendapatan yang dihasilkan oleh
seluruh anggota rumahtangga yang terdiri dari pendapatan usaha penggemukan sapi, usahaternak selain sapi, usaha pertanian, dan usaha non pertanian.
Pendapatan usaha penggemukan sapi dipengaruhi oleh besarnya penerimaan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan. Penerimaan usaha penggemukan sapi
diperoleh dari hasil penjualan ternak sapi dan penjualan kotoran sapi sebagai
23 pupuk. Analisis pendapatan dilakukan untuk mengidentifikasi apakah usahaternak
yang telah dilaksanakan memberikan keuntungan atau kerugian bagi peternak. Analisis kontribusi usaha penggemukan sapi pedaging dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar kontribusi usaha penggemukan sapi tersebut terhadap pendapatan rumahtangga peternak. Rekomendasi usaha dapat diberikan kepada
peternak jika nilai kontribusi usaha penggemukan sapi sudah didapat.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur biaya dan pendapatan usaha penggemukan sapi pedaging, menganalisis pendapatan rumah tangga
peternak sapi pedaging, menganalisis kontribusi pendapatan dari usaha penggemukan sapi pedaging terhadap pendapatan rumahtangga peternak serta
efisiensi pendapatan usahaternak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis pendapatan usahaternak, analisis pendapatan rumahtangga
peternak, dan analisis kontribusi usahaternak terhadap pendapatan rumahtangga serta efisiensi usahaternak secara keseluruhan. Gambar alur kerangka pemikiran
operasional disajikan pada Gambar 1.
24
Gambar 1 Alur Kerangka Pemikiran Operasional
Rumahtangga Peternak Sapi Pedaging
Pendapatan Rumahtangga Peternak
Usaha Penggemukan Sapi Pedaging
Pendapatan usaha penggemukan
Struktur Biaya
Usaha Pertanian
Usahaternak selain Sapi Pedaging
Usaha Non Pertanian
Pendapatan non usaha penggemukan sapi pedaging
Analisis
Pendapatan
RC rasio Analisis
Struktur Biaya Analisis
Pendapatan
Pendapatan Rumahtangga peternak
sapi pedaging
Kontribusi Pendapatan Usaha Penggemukan Sapi
Pedaging terhadap Pendapatan Rumahtangga
Rekomendasi
25
IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Janggan, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur untuk pengambilan data peternak sapi
pedaging. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa daerah penggemukan sapi pedaging terbesar berada di Jawa Timur dan Desa
Janggan Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan sebagai salah satu daerah pengembangannya. Pengambilan data dilakukan pada bulan Agustus hingga
September 2013.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan pengisian kuesioner
secara intensif kepada peternak sapi pedaging serta observasi. Teknik wawancara yang digunakan adalah dengan menggunakan daftar pertanyaan kuesioner yang
telah disediakan. Data sekunder merupakan data penunjang untuk data primer yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Magetan, Dinas Peternakan,
Perikanan dan Kelautan Kabupaten Magetan, penelitian terdahulu, beberapa literatur dan informasi dari media online.
4.3 Metode Pengambilan Contoh
Data primer diambil dari hasil wawancara dengan peternak sapi pedaging di Desa Janggan. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random
sampling . Simple random sampling dilakukan sebagai berikut, pertama
mengidentifikasi jumlah kelompok ternak dan anggotanya di Desa Janggan. Kedua, menentukan proporsi jumlah sampel peternak sapi pedaging yang akan
diambil berdasarkan jumlah anggota pada masing-masing kelompok ternak di Desa Janggan. Ketiga, memberi nomor pada setiap anggota populasi kelompok
ternak dan mengocok untuk menentukan responden yang akan dipilih menjadi sampel. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 40 orang peternak yang