Definisi Hasil Belajar Kajian Tentang Hasil Belajar

15

B. Kajian Tentang Hasil Belajar

1. Definisi Hasil Belajar

Menurut Slameto 2003: 2 Belajar dapat didefinisikann sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses atau suatu kegiatan, belajar itu bukan sekedar mengingat dan menghafal saja namun lebih luas dari itu yaitu mengalami. Belajar merupakan tindakan dan perilaku yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa itu sendiri. Perubahan yang diperlihatkan dalam bentuk tingkah laku, yang keadaannya berbeda dari yang sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan dimana siswa belajar melakukan sendiri atau dengan mengalaminya sendiri Dimyati dan Mudjiono, 2006: 7. Selanjutnya menurut Aunurrahman 2016: 34 mengungkapkan bahwa seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila di dalam dirinya terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Selain itu perubahan juga terjadi dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi terampil berkat interaksi aktif siswa secara langsung dengan lingkungan sekitar. Sehingga dari perubahan itu akan diperoleh kecakapan baru. 16 Berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa belajar disini diartikan sebagai suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan terjadinya perubahan perilaku seseorang yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa maupun dalam bertindak. Perubahan yang terjadi bukan karena kematangan seseorang dalam berkembang tetapi perubahan yang diperoleh melalui usaha yang merupakan hasil dari pengalaman. Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran unuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Hasil belajar hanya terjadi pada individu yang belajar, tidak pada orang lain, dan setiap individu yang belajar akan menampilkan perilaku belajar yang berbeda. Purwanto 2010: 44 mendefinisikan hasil belajar adalah perolehan yang didapatkan setelah siswa mengalami belajar sehingga mengalami perubahan perilaku dibanding sebelumnya. Perubahan yang terjadi dapat dilihat dari tingkah laku yang tampak dalam bentuk perbuatan yang dapat diamati dan dapat diukur. Selanjutnya menurut Slameto 2015: 5 hasil belajar adalah perubahan- perubahan yang terjadi pada diri siswa yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Dengan demikian penguasaan hasil belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya dalam bentuk penguasaan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa 17 objek yang dinilai adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil dari kegiatan belajar pada diri siswa mencakup tiga ranah, yaitu: kognitif, afektif dan psikomotor. Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar, hasil belajar yang diukur merefleksikan tujuan instruksional. Peranan tujuan instruksional berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan penilaian Sudjana, 1992: 3. Purwanto 1992: 33 menjelaskan bahwa tes hasil belajar ialah tes yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan oleh guru kepada murid-muridnya dalam jangka waktu tertentu. Keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran sekolah dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Tes yang biasa digunakan guru terdapat dua macam, yakni tes yang telah ditetapkan dan tes buatan guru sendiri. Dengan memperhatikan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dengan hasil belajar diharapkan adanya perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan perilaku tersebut disebabkan karena siswa mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan oleh guru. Hasil belajar berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor pada pokok bahan IPS yaitu materi persiapan kemerdekaan Indonesia. Hasil belajar menurut Bloom dalam Sudjana 1992: 22-33 dibagi menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. 18 a. Ranah Kognitif Hasil belajar ranah kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan kognisi. Proses belajar yang melibatkan kawasan kognisi meliputi kegiatan sejak dari sensori menerima stimulus eksternal lalu disimpan dan diolah dalam otak menjadi informasi hingga pemanggilan kembali informasi ketika diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Secara hierarki Bloom membagi tingkat hasil belajar kognitif menjadi Enam tingkatan hasil belajar yaitu: 1 pengetahuan knowledge yaitu kemampuan memanggil kembali fakta yang disimpan dalam otak yang digunakan untuk mengingat informasi yang sudah dipelajarimisalnya tentang nama, istilah, rumus-rumus, istilah, pasal dalam undang-undang, nama-nama tokoh, ide, gejala dan lain sebagainya, 2 pemahaman comprehension yaitu kemampuan seseorang untuk menjelaskan, menerangkan, menafsirkan atau kemampuan menangkap makna atau arti suatu konsep yang dijelaskan dengan kata-katanya sendiri, 3 penerapan application yaitu kemampuan mengaplikasikan suatu bahan pelajaran yang sudah dipelajari seperti teori, rumus-rumus, dalil, hukum, konsep, ide dan lain sebagainya ke dalam situasi baru yang konkret, 4 analisis analysis yaitu kemampuan menguraikan atau memecah suatu bahan pelajaran ke dalam bagian-bagian atau unsur-unsur serta hubungan antar bagian bahan itu, 5 sintesis synthesis yaitu kemampuan untuk menghimpun bagian-bagian ke dalam suatu keseluruhan yang bermakna sehingga menjadi pola yang 19 terstruktur. Seperti merumuskan tema, rencana atau melihat hubungan abstrak dari berbagai informasi yang tersedia, 6 evaluasi evaluation adalah tujuan yang paling tinggi dalam domain kognitif. Evaluasi berkenaan dengan kemampuan membuat penilaian terhadap sesuatu berdasarkan maksud atau kriteria tertentu. b. Ranah Afektif Ranah afektif berkenaan dengan sikap, nilai-nilai dan apresiasi yang akan membentuk tingkah laku siswa. Hasil belajar afektif dibagi menjadi lima tingkatan yang meliputi: 1 penerimaan receiving adalah sikap kesadaran atau kepekaan seseorang terhadap gejala, kondisi, keadaan atau suatu masalah, 2 penanggapan responding adalah kesediaan memberikan respon dengan berpartisipasi, 3 penghargaan valuing adalah kesediaan menentukan pilihan sebuah nilai dari rangsangan tersebut, 4 pengorganisasian organization adalah kesedian mengorganisasikan nilai- nilai yang dipilihnya untuk menjadi pedoman dalam berperilaku, 5 karakterisasi nilai characterization adalah menjadikan nilai-nilai yang diorganisasikan untuk tidak hanya menjadi pedoman perilaku tetapi juga menjadi bagian dari pribadi dalam berperilaku sehari-hari. c. Ranah Psikomotor Domain psikomotorik adalah tujuan yang berhubungan dengan kemampuan keterampilan atau skill seseorang. Beberapa ahli mengklasifikasikan dan 20 menyusun hirarki hasil belajar psikomotorik. Hasil belajar disusun dalam urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana sampai yang paling tinggi dan kompleks. Hasil belajar tingkat yang lebih tinggi hanya dapat dicapai apabila siswa telah menguasai hasil belajar yang lebih rendah. Simpason dalam Purwanto 2010: 52 mengklasifikasikan hasil belajar psikomotor menjadi enam, yaitu: 1 persepsi perception adalah kemampuan membedakan suatu gejala dengan gejala lain, 2 kesiapan set adalah kemampuan menempatkan diri untuk memulai suatu gerakan, 3 gerakan terbimbing guided response adalah kemampuan melakukan gerakan meniru model yang dicontohkan, 4 gerakan terbiasa mechanism adalah kemampuan melakukan gerakan tanpa ada model contoh, 5 gerakan kompleks adaption adalah kemampuan melakukan serangkaian gerakan dengan cara, urutan dan irama yang tepat, 6 kreativitas origination adalah kemampuan menciptakan gerakan atau mengombinasikan gerakan. Jadi, hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar. Dalam penelitian ini hasil belajar yang dimaksud adalah hasil usaha anak untuk menguasai mata pelajaran yang akan dicapai. Hasil belajar IPS dalam penelitian ini menitikberatkan pada ranah kognitif yaitu C1 pengetahuan, C2 pemahaman dan C3 penerapan.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar siswa atara model pembelajaran NHT (numbered head together) dengan stad (student team achievment division pada konsep laju reaksi)

3 10 173

Pengaruh penerapan model cooperative learning tipe stad terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem koloid (quasi eksperimen di MAN 2 Kota Bogor)

4 38 126

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

KEEFEKTIFAN MODEL TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR PKn KELAS V SD NEGERI GUGUS CAKRA KOTA SEMARANG

0 44 225

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TIME TOKEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 PURWODADI

0 9 76

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada pelajaran IPS kelas IV dalam materi sumber daya alam di MI Annuriyah Depok

0 21 128

KEEFEKTIFAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DAN METODE KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR KEEFEKTIFAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DAN METODE KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI

0 0 11

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Cooperative Learning Tipe Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Kuncen Klaten Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 15

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V DI SD NEGERI JURUGENTONG, BANGUNTAPAN, BANTUL.

0 0 210

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SD

0 0 10