25 Pengaruh moral yang baik dan orang-orang yang berpendidikan disekitarnya akan
memberikan pengaruh yang dapat mendorong semangat anak untuk giat belajar. 5 Lingkungan Sekitar
Lingkungan sekitar anak juga berpengaruh terhadap pencapaian tujuan belajarnya. Seperti bangunan rumah, keadaan lalu lintas, suasana sekitar dan
iklim. Kondisi yang tenteram dilingkungan tempat tinggal anak akan menunjang untuk memperoleh hasil yang belajar yang maksimal.
Keberhasilan belajar merupakan tujuan akhir dari seluruh aktivitas yang dilakukan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Sehingga orang tua,
sekolah dan masyarakat harus berupaya secara optimal memahami berbagai faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hambatan-hambatan dalam
pencapaian hasil belajar, termasuk dalam hasil belajar IPS. Salah satu faktor eksternal yang digunakan adalah untuk mempengaruhi hasil belajar IPS dengan
menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe time token. Dengan menggunakan model pembelajaran tersebut diharapkan akan memudahkan anak
dalam menerima materi yang diajarkan guru serta dapat mempengaruhi hasil belajar IPS siswa.
C. Kajian Tentang Model Cooperative Learning Tipe Time Token
1. Definisi Model Cooperative Learning
Menurut Rusman 2011: 204 cooperative learning adalah teknik pengelompokkan yang terdiri dari 4-5 orang yang didalamnya siswa belajar
bersama dalam menguasai materi yang diberikan guru dengan tujuan yang terarah. siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas
26 kelompok. Jadi setiap anggota kelompok memiliki tanggungjawab yang sama
untuk keberhasilan kelompoknya. Cooperative learning adalah sikap atau perilaku dalam bekerja sama dalam
kelompok yang anggotanya terdiri dari 4-5 orang dimana keberhasilan kelompok sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.
Dengan bekerja sama diantara sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas dan perolehan belajar. Sehingga pengembangan kualitas
diri dapat diasah dengan baik, karena ketika berkelompok interaksi yang saling percaya, terbuka dan santai dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mengembangkan pengetahuan sikap, nilai dan moral serta keterampilannya Solihatin dan Raharjo, 2007: 4.
Menurut Slavin 2015: 33 tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan dan pemahaman yang
mereka butuhkan dalam memberikan kontribusi kepada masyarakat. Model pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman
dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat. Kelompok belajar yang dapat mencapai hasil belajar dengan maksimal akan diberikan penghargaan,
penghargaan ini untuk merangsang munculnya dan meningkatkan motivasi, produktivitas dan perolehan belajar siswa.
Sementara itu Ibrahim dalam Trianto 2010: 60 menjelaskan bahwa cooperative learning mempunyai efek yang berarti terhadap penerimaan yang
luas terhadap keragaman ras, budaya dan agama, strata sosial, kemampuan dan jenis kelamin. Sehingga pembelajaran cooperative learning ini dapat memberikan
27 peluang kepada siswa yang memiliki latar belakang dan kondisi yang berbeda
untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama dan belajar untuk menghargai satu sama lain. Hal ini dilandasi dengan pemikiran
bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami suatu konsep apabila mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dikatakan bahwa model pembelajaran cooperative learning adalah suatu model pembelajaran di mana
siswa belajar dan bekerja sama dalam kelompok kecil yang anggotanya terdiri dari 4-5 orang. Pembelajaran cooperative learning menekankan kerja sama antara
siswa dalam kelompok. Siswa bekerja sama dalam belajar kelompok dan sekaligus masing-masing bertanggungjawab pada aktivitas belajar anggota
kelompoknya, sehingga seluruh anggota kelompok dapat menguasai materi dengan baik.
2. Karakteristik Model Cooperative learning